Pesta

1974 Kata
“Kau sangat cantik Honey,” puji Thomas saat Arletta keluar dari kamar. Arletta langsung saja tertawa saat melihat Thomas yang tak berkedip saat melihatnya. Arletta mendekati pria itu lalu mengalungkan tangannya dileher pria itu. “Kau juga sangat tampan, aku takut para wanita melihatmu kagum dan merebutmu dariku,” goda Arletta membuat Thomas tertawa. “Tidak akan mungkin, aku tak akan tergoda pada mereka. Aku hanya akan melihatmu dan menginginkanmu bukan yang lain. Aku yang takut karena melihatmu secantik ini, mereka pasti menatap kagum padamu dan menginginkanmu. Saat kau hanya memakai seragam saja sudah banyak yang menginginkanmu, bagaimana seperti ini?” tanya Thomas membuat Arletta tertawa. “Kau yang memilih gaun ini untukku,” ejek Arletta membuat Thomas menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Gaun ini memang sangat cantik, tapi sepertinya aku salah memberikannya padamu untuk dipakai acara seperti ini,” kata Thomas membuat Arletta semakin tertawa dengan keras. Arletta memakai gaun berwarna merah menyala. Gaun tersebut panjang namun mempunyai belahan di samping, lalu di bagian atas memperlihatkan bahu indah milik Arletta. “Mereka tidak akan berani mendekatiku, mereka lebih takut dipecat karena menggodaku. Mereka lebih takut padamu, jadi kau tak perlu khawatir untuk itu,” kata Arletta menenangkan. Thomas menghela napasnya panjang. “Baiklah, ayo kita pergi. Aku tak sabar ingin membawamu kesana dan memberitahu pada semua orang bahwa aku adalah pria yang beruntung karena bisa memilikimu,” ucap Thomas bangga membuat Arletta tertawa. Dari tadi wanita itu tak berhenti tertawa karena Thomas. “Baiklah, ayo kita pergi. Aku jadi tak sabar bagaimana caramu membanggakanku,” goda Arletta membuat Thomas tertawa. Pria itu mencium pelipis Arletta sebelum mereka keluar. Thomas memang secara khusus menjemput Arletta langsung, pria itu tidak mau mengirim supir untuk menjemput kekasihnya itu. Tak membutuhkan waktu lama untuk mereka bertemu di sebuah hotel mewah yang sudah dipilih oleh perusahaan Thomas untuk merayakan ulang tahun tersebut. Thomas memeluk pinggang Arletta posesif dan tak membiarkan wanita itu menjauh dari sisinya. Setelah sampai di gedung perayaan, Arletta dibawa untuk bertemu dengan kedua orangtua Thomas. Arletta memberi salam pada keluarga kekasihnya itu. Arletta juga dikenalkan dengan beberapa rekan kerja keluarga Thomas yang hadir saat itu. Ini bukan pertama kali bagi Arletta melakukan hal tersebut, kini Arletta sudah terbiasa melakukan hal itu. Thomas dengan setia mendampingi Arletta, keluarga Thomas memang menerimanya dengan sangat baik. Arletta sudah mengenal beberapa atasannya juga semenjak menjalin hubungan dengan Thomas. “Aku haus, aku pergi sebentar,” pamit Arletta dan Thomas menahan kekasihnya itu. “Aku akan menemanimu, tunggu sebentar,” bisik Thomas. Pria itu mendekati kedua orangtuanya untuk berpamitan. Lalu Thomas menarik Arletta agar mereka bisa keluar dari sana. Arletta mengambil sebuah minuman begitu juga dengan Thomas yang mengambil beberapa makanan untuk mereka nikmati bersama. Setelah menghabiskan makanan serta minuman tersebut Thomas menemani Arletta yang sedang menemui rekan kerjanya. “Akhirnya bintang tamu special kita datang ke sini, dari tadi kami hanya melihatmu dari kejauhan saat bertemu dengan orang-orang penting itu,” goda Sofia saat Arletta datang. “Kau sangat cantik,” puji rekan kerja Arletta. “Kau juga sangat cantik,” balas Arletta tak mau kalah. “Aku tak perlu mengenalkannya pada kalian, karena kalian sudah mengenalnya. Kalian juga sering membicarakannya, benar bukan?” ejek Arletta membuat Thomas tertawa. “Benarkah? Kalian sering membahasku? Apa yang kalian bicarakan? Apakah kalian bisa menceritakannya padaku?” tanya Thomas penasaran. Arletta dan Sofia tertawa mendengar hal itu, namun rekan kerja Arletta yang lain sudah tersenyum tak enak hati. “Tak akan ada yang berani mengatakannya, itu sebuah rahasia,” jawab Sofia. “Benarkah? Mungkin aku akan bertanya langsung padamu nanti Honey?” tanya Thomas pada Arletta yang menatapnya dengan mesra. “Jangan menatapnya seperti itu,” goda Sofia. “Kalian membuat kami iri,” goda rekan kerja Arletta yang lainnya membuat Thomas tertawa. Pria itu semakin membuat yang lainnya berteriak histeris karena mencoba mencium pelipis Arletta, lalu telinga wanita itu, leher serta bahu terbukanya. Arletta tertawa ketika Thomas melakukan hal itu padanya, wanita itu tahu jika Thomas sedang menggoda teman-temannya. Thomas tak pernah malu untuk berteman dengan bawahan sekaligus rekan-rekannya. Pria itu tahu menempatkan posisinya sebagai kekasih dari Arletta, lalu disaat kantor Thomas akan bersikap sebagai atasan yang bekerja professional. Hal itu membuat Arletta tak takut membawa Thomas kepada teman-temannya. Maka itu rekan kerja Arletta juga menghargai Thomas karena sikap pria itu. “Aku akan membuat kalian iri, terutama para lelaki. Aku beruntung mendapatkannya,” ucap Thomas bangga membuat seluruh rekan kerja Arletta tertawa. Arletta menatap Thomas dengan mesra lalu mencium bibir Thomas di depan rekan-rekannya membuat rekannya kembali berteriak histeris melihat kemesraan keduanya. “Sepertinya aku harus menutup mata agar tidak melihat kemesraan ini,” goda yang lainnya. “Hai, selamat malam,” sapa Ibra yang baru saja datang. Arletta tahu suara itu sehingga mengakhiri pagutan keduanya. Ibra membawa sang istri yang ada di sampingnya. “Kapten Ibra, kenapa baru datang?” tanya salah satu seorang copilot. “Apa ini istrinya kapten Ibra?” tanya salah satu seorang pramugari membuat Ibra tertawa lalu menganggukkan kepalanya. “Ya, perkenalkan Greesa istriku,” kata Ibra memperkenalkan. Greesa tersenyum dan memberi salam satu persatu rekan kerja Ibra itu. Sampai akhirnya tangan Greesa berhenti saat bertemu dengan Arletta dan Thomas. “Bukankah kalian yang waktu itu yang ada dire—“ “Kau yang membuat bajuku basah bukan?” tanya Arletta memastikan dengan kesal. “Maaf, aku benar-benar tak sengaja,” ucap Greesa meminta maaf kembali. Ibra mengernyitkan keningnya bingung dengan situasi tersebut. “Honey, sudahlah jangan dibahas lagi. Sudah berlalu, oke?” bujuk Thomas membuat Arletta menghela napasnya panjang mengontrol emosinya. “Aku tak tahu kalau kalian rekan kerja Ibra,” kata Greesa sambil mengulurkan tangannya. “Thomas,” kata Thomas sambil membalas uluran tangan istri dari Ibra itu. “Ini kekasihku, Arletta,” kata Thomas memperkenalkan. Thomas mengarahkan tangan Arletta agar membalas uluran tangan wanita itu. “Greesa, senang bertemu dengan kalian kembali. Sekali lagi aku minta maaf atas kejadian waktu itu,” ucap Greesa tulus. “It’s okay, sudah berlalu,” jawab Thomas bijak. “Tuan Thomas dan Nona Arletta dipanggil, acara akan segera dimulai,” kata salah satu asisten pribadi orangtua Thomas. “Baik, kami akan segera kesana. Terima kasih,” pria tersebut pergi. “Sepertinya kami harus kembali ke depan, Arletta harus menemaniku. Nanti setelah acara inti selesai kami akan kembali, selamat menikmati acara,” kata Thomas pada rekan kerja Arletta. “Apakah aku tak bisa di sini saja?” tanya Arletta. “Daddy yang memintanya langsung, apa kau mau menolaknya Honey?” tanya Thomas mesra membuat Arletta menghela napasnya panjang. Thomas mendekat dan mencium pelipis Arletta lalu berbisik. “Sebentar saja, setelah acara inti kita bisa pergi dari sini kalau kau tak nyaman,” bisik Thomas membuat Arletta tersenyum. “Baiklah,” jawab Arletta. Thomas menggenggam tangan Arletta erat dan Ibra memperhatikan dengan lekat bagaimana interaksi keduanya. Hal itu membuat Ibra tak suka. “Di mana kau bertemu dengannya?” tanya Ibra setelah Thomas dan Arletta pergi. “Aku pergi bertemu dengan teman-temanku untuk makan seafood, lalu bertemu dengan mereka di sana. Aku tak sengaja menumpahkan air pada wanita itu, dia sangat kesal saat itu karena membuat bajunya basah. Tapi kekasihnya saat itu yang menenangkannya, dia pria yang sangat baik dan lembut. Aku kagum padanya, terlihat sekali bagaimana dia mencintai wanita itu,” puji Greesa semakin membuat Ibra tak suka. “Apa mereka atasanmu?” tanya Greesa penasaran. “Pria itu anak pemilih perusahaan, tapi Arletta pramugari. Mereka sudah cukup lama menjalin hubungan,” jawab Ibra menjelaskan. Greesa menganggukkan kepalanya paham. “Dia wanita yang sangat beruntung mendapatkan pria seperti itu,” puji Greesa lagi. Ibra tak marah karena ucapan Greesa, namun Ibra tak suka dengan pandangan Greesa yang mengatakan Arletta beruntung mempunyai Thomas. Acara inti sudah berlangsung, kata sambutan dari sang CEO mendapatkan tepuk tangan yang meriah. Pemotongan kue juga sudah dilakukan dan Thomas juga ikut serta memberikan kata sambutan dalam acara tersebut. Namun setelah semuanya selesai Bobby Rufer, Daddy dari seorang Thomas kembali naik untuk memberikan pengumuman. “Malam ini memang malam yang begitu berarti untuk kita semua, berada di posisi ini dan bertahan selama ini memang tidak mudah. Begitu banyak hal yang terduga, terkadang ada fase naik dan turun. Namun semua itu adalah proses, namun malam ini bukan hanya sebagai perayaan ulang tahun saja. Hal ini sudah lama aku persiapkan dan aku pikir sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyampaikannya. Aku mempunyai tiga orang anak, namun aku hanya punya satu anak laki-laki dan dia akan menjadi penerusku. Saat ini dia juga sudah membantuku mengurus perusahaan dan kalian semua mengenalnya. Berikan tepuk tangan kepada anakku, Thomas Chonz Rufer,” kata Bobby dengan bangga. Thomas membungkukkan bahunya sebagai bentuk hormatnya menyapa para tamu undangan. Seluruh tamu memberikan tepuk tangan yang meriah saat itu, Arletta yang ada di samping Thomas ikut bangga karena itu. Arletta sangat tahu bagaimana Thomas bisa mencapai kesuksesannya saat ini. Thomas tidak mengandalkan pengaruh orangtuanya, Arletta tahu bahwa kekasihnya itu bekerja keras untuk bisa di posisi sekarang. “Dia tak pernah mengandalkan nama besar keluarga mencapai posisinya saat ini, masakapai penerbangan kita juga maju itu semua karena usahanya. Aku sangat bangga padanya, aku tak pernah mencampuri setiap jalan yang diambilnya. Aku menyerahkan semuanya apapun yang ingin dilakukannya, termasuk tentang wanitanya. Kini dia sudah menjalin hubungan dengan salah satu pramugari terbaik kami yang berada di sampingnya, wanita itu bernama Arletta Sloan Roberts.” Tepuk tangan kini berganti untuk Arletta, wanita itu merasa sangat malu saat ini. “Aku malu,” bisik Arletta pada Thomas. “Kau harus menikmatinya Honey,” balas Thomas. “Thomas memberitahu pada kami jika dia sedang jatuh cinta dengan salah satu pramugari kami dan kami yang mendengar sangat senang. Dia tak pernah menceritakan tentang seorang wanita kepada orangtuanya, saat dia dengan yakin menceritakan itu membuat kami yakin bahwa perasaannya pada wanita tersebut besar. Maka itu kami mendukungnya, kami bukanlah orangtua yang mengatur anaknya harus mempunyai hubungan dengan siapa. Kami hanya mau anak-anak kami bahagia dengan pilihannya sendiri. Cinta tak akan pernah salah, maka itu Thomas memilih Arletta sebagai kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama tiga tahun walaupun sudah mengenal selama lima tahun, kami mengikuti perjalanan kisah mereka. Arletta wanita yang baik, sehingga kami selalu bangga memperkenalkannya sebagai kekasih Thomas kepada seluruh keluarga begitu juga dengan sahabat dan rekan kerja kami. Maka di malam yang special ini, kami ingin menyampaikan bahwa kami ingin Arletta dan Thomas melanjutkan hubungan mereka kearah yang lebih serius lagi yaitu sebuah pertunangan dan pernikahan. Jadi kami mau menyampaikan berita baik itu, bahwa kami mendukung dan akan mendorong hal itu. Mereka akan segera menikah, tiga tahun sudah cukup untuk mereka saling mengenal. Maka itu kami ingin semua orang tahu hal yang baik ini, para rekan kerja Thomas maupun Arletta kalian sudah mendengar berita baiknya. Kami berharap kalian bisa mendukung dan mendoakan segala persiapan untuk menuju pernikahan mereka, ini adalah rencana besar dan kami mau acara ini juga berlangsung sangat besar. Mengingat ini adalah pernikahan anak laki-laki kami satu-satunya dan menjadi penerusku, maka itu kami menyampaikan kabar baik ini malam. Ini. Mohon doa dan dukungannya, terima kasih. Sekian pengumuman dari kami,” kata Bobby mengakhiri. Tepuk tangan yang begitu keras memenuhi gedung tersebut. Semua orang bahagia karena pengumuman tersebut, namun tidak dengan Arletta. Wanita itu mengepal tanagnnya dengan erat, Thomas bisa merasakan perubahan dari tubuh Arletta yang menengang. Raut wajah Arletta juga berubah, wanita itu memaksakan senyumnya dan genggaman yang ada ditangannya sangat terasa. “Aku benar-benar tak tahu tentang ini, Daddy tak mengatakan apapun padaku,” bisik Thomas. Arletta tak menjawab, wanita itu tak mau membahasnya di sana. Saat ini Arletta benar-benar kesal, namun ia harus berpura-pura saat ini. Para tamu undangan memberikan selamat dan memberi salam kepada mereka, maka itu Arletta tak mau merusak acara malam itu. Ibra yang mendengar berita itu sangat kesal, pria itu pamit pada istrinya untuk pergi sejenak untuk menenangkan diri. Pria itu memukul sebuah tembok saat sudah jauh untuk menyalurkan emosinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN