Kembali

2097 Kata
Di pagi harinya Arletta dan Ibra kembali bertemu, namun Arletta langsung saja menghindari Ibra sebelum pria itu berusaha mendekatinya kembali. Sebisa mungkin Arletta menjauh dan tidak berdekatan dengan pria itu. Sampai akhirnya mereka kembali terbang bersama ke kota lain. Lalu di malam harinya mereka kembali beristirahat di salah satu hotel. Sebelum besok berpisah mereka sepakat untuk makan malam bersama, hal yang memang sering dilakukan oleh mereka di malam terakhir tim mereka bersama. Sebelum mengakhiri penerbangan, mereka menghabiskan waktu bersama. Arletta serta dengan teman-temannya yang lain menikmati suasana malam itu. Ibra tak bergabung dengan mereka saat itu, namun tiba-tiba pria itu datang dan duduk di samping Arletta. Saat itu kursi yang memang kosong berada di samping Arletta. Hal itu membuat wanita itu terkejut. “Akhirnya Kapten Ibra ikut bergabung juga, walaupun masih baru kapten Ibra jangan merasa tak enak ya,” kata kopilot dalam penerbangan yang mereka pimpin saat ini. “Maaf terlambat, tadi cukup lama istirahatnya,” kata Ibra tak enak hati. “It’s okay kapten, karena kita tak bisa minum alcohol kita minum soda aja bagaimana?” tanya rekan pramugari yang memakai pakaian sangat terbuka itu untuk menggoda Ibra. “Tidak perlu, air mineral saja,” kata Ibra sambil mengangkat sebuah botol yang ada di sampingnya. Semenjak kedatangan Ibra, Arletta memilih banyak diam. Wanita itu tak suka dengan hadirnya Ibra, Arletta berharap untuk ke depannya jadwal penerbangannya tidak akan bertemu dengan Ibra lagi. “Kabar Boss Thomas bagaimana? Kenapa udah lama tak ikut bergabung dengan kita? Bukankah biasanya ikut gabung menemani sang kekasih?’ tanya kopilot tersebut pada Arletta. Awalnya Ibra tak yakin untuk siapa pertanyaan itu diajukan, namun ketika melihat semua orang melihat kearah Arletta barulah pria itu paham. “Apa sibuk?” tanya pramugari yang lain. “Tidak, mereka la—“ Arletta langsung saja menginjak kaki Sofia yang ada di sebelahnya. Wanita itu tahu jika Sofia ingin mengatakan bahwa hubungan mereka sedang tak baik. “Sofia sepertinya tahu sesuatu tapi Arletta tak mau memberitahu, apa ada masalah?” tanya salah satu pramugara. “Kalian sudah lama bersama, seharusnya kalian sudah bisa menikah. Apa Pak Thomas tak pernah mengatakan hal itu padamu? Apa Pak Thomas hanya bermain saja denganmu?” tanya salah satu pramugari yang lain. “Banyak yang menginginkanmu Arletta, tapi semua mereka takut dengan Pak Thomas. Maka itu mereka tak berani mendekatimu, jika kau tak mau menikah dengan Pak Thomas akhiri saja,” kata kopilot tersebut membuat yang lainnya tertawa dan menganggukkan kepalanya setuju. “Arletta punya kekasih?” tanya Ibra memastikan membuat Arletta menatap Ibra tak suka. Mendengar pertanyaan itu membuat semuanya tertawa kecuali Arletta. “Kapten Ibra mungkin bingung karena masih baru, Arletta punya hubungan sama Pak Thomas. Anak dari maskapai penerbangan kita,” jawab salah satu pramugari yang memang sedang menggoda Ibra itu. Ibra tersenyum dan menganggukkan kepalanya paham ketika mendengar berita itu. Handphonenya yang ada di atas meja berdering dan Arletta tak sengaja melihat nama yang tertera dalam layar tersebut. Tertulis ‘wife’ sebagai penelepon. Ibra yang sadar dengan tatapan Arletta langsung saja menolak panggilan tersebut dan memasukkan handphonenya ke dalam saku. Lalu Ibra sengaja mengalihkan dengan bertanya hal lain. Namun Arletta tak bisa lagi bersikap sama setelah itu. Setelah makan malam berakhir, semuanya kembali ke kamar masing-masing. Arletta tak lagi mau keluar karena takut akan bertemu dengan Ibra lagi seperti sebelumnya. Sesampainya di kamar Ibra langsung saja menghubungi istrinya kembali. “Honey, maafkan aku. Tadi aku sedang makan malam dengan rekan kerjaku, aku tak enak hati harus meninggalkan mereka. Itu makan malam pertama kami sebagai tim, maka itu aku menolak panggilanmu. Kau tak marah bukan?” tanya Ibra saat panggilan tersebut tersambung. Terdengar suara tertawa dibalik telepon membuat Ibra bernapas lega mendengar istrinya tertawa. “Aku tak masalah, aku bisa paham. Maka itu aku tak menghubungimu lagi, bagaimana? Apakah kau menemukan rekan kerja yang baik? Bagaimana bekerja denga orang-orang baru?” tanya Greesa penasaran. “Semuanya baik, aku suka dengan orang-orangnya. Bagaimana kabarmu di sana? Semua baik?” tanya Ibra balik. “Semuanya baik, aku jadi tak sabar menunggumu pulang. Aku sudah menyiapkan hadiah untukmu, aku sudah tak sabar ingin menunjukkannya padamu,” kata Greesa dengan semangat membuat Ibra tertawa. “Aku jadi tak sabar menunggu besok, baiklah aku akan segera pulang besok. Kau harus memberikan yang terbaik, oke?” Greesa kembali tertawa mendengarnya. “Oke, I love you,’ ucap Greesa membuat Ibra terdiam sejenak. Entah mengapa setelah bertemu dengan Arletta kembali membuat pria itu merasakan aneh. Termasuk dengan Greesa istrinya sendiri. “Kau tak menjawabku?” tanya Greesa saat Ibra hanya diam saja. “I love you too,” balas Ibra dengan cepat. Dulu mudah baginya mengatakan hal itu, namun Ibra tidak tahu kenapa begitu berat baginya mengatakan hal tersebut pada istrinya. Ibra mengakhiri panggilan mereka dan kembali sibuk dengan pikirannya sendiri. Satu hal yang menjadi bahan pikirannya, siapa lagi kalau bukan Arletta. *** “Arletta!” panggil Ibra dengan keras. Wanita itu menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya, pria itu berlari dengan membawa kopernya. Arletta yang sadar langsung saja berlari untuk menghindari Ibra. Wanita itu dengan cepat berlari membawa kopernya. “Arletta, tunggu!” teriak Ibra lagi. Arletta tak mau mendengarkan pria itu, wanita itu tetap saja berlari. Namun dari kejauhan Arletta melihat Thomas berdiri menunggunya keluar membuat wanita itu berhenti berlari dan berjalan dengan pelan. Arletta dibuat bingung, di belakang ada Ibra yang mengejarnya. Lalu di depan ada Thomas yang sedang tersenyum lebar menunggunya. Wanita itu benar-benar bingung saat ini. “I miss you so much,” kata Thomas yang akhirnya berlari dan memeluk Arletta dengan erat begitu melihat wanitanya sudah keluar. “Terima kasih sudah kembali dengan selamat,” ucap Thomas sambil mencium puncak kepala Arletta. Ibra yang melihat Arletta sedang dipeluk dan dicium oleh seorang pria langsung saja berhenti berlari. Pria itu melihat dari tempatnya dengan tangan yang terkepal, rahangnya mengeras. Wajah Ibra terlihat sangat tak suka melihat pandangan yang ada di depannya. “Kenapa kau ada di sini?” tanya Arletta tak suka membuat Thomas melepaskan pelukannya dan menangkup wajah sang kekasih. “Aku ingin menjemputmu, aku ingin meminta maaf. Aku menyadari kesalahanku, maka itu aku ingin meminta maaf lagi. Jangan marah lagi, jangan menghindariku, jangan mendiamkanku lagi. Aku benar-benar gila memikirkanmu yang mendiamkanku. Aku benar-benar menyesalinya Honey, maafkan aku,” mohon Thomas membuat Arletta tak tega. Wanita itu bisa melihat bagaimana Thomas yang sungguh-sungguh menyesal dan meminta maaf padanya. Arletta tahu bahwa Thomas tak bisa bertengkar lama-lama dengannya, pria itu selalu saja mengalah setiap mereka bertengkar. Karena pria itu begitu mencintainya. Selain itu Arletta tak tega dengan Thomas yang begitu berjuang untuk hubungan mereka. Sedangkan Arletta tak bisa memberikan perjuangan yang sama untuk hubungan mereka. Bahkan kini Arletta sudah mengkhianati Thomas, Arletta melakukan hal gila dengan pria lain. Bagaimana perasaan Thomas saat tahu apa yang sudah dilakukannya? Arletta benar-benar merasa bersalah karena sudah menyakiti pria sebaik Thomas. “Aku harus bagaimana supaya kau mau memaafkanku? Aku janji tak akan membahasnya lagi, aku akan menunggumu sampai kau siap. Aku akan memberi waktu untukmu sampai kau benar-benar yakin, aku akan mengikutimu Honey aku janji. Jadi tolong maafkan aku, kau jelas tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Jangan siksa aku seperti ini,” mohon Thomas lagi. Arletta akhirnya menganggukkan kepalanya pelan dan mencium bibir Thomas karena rasa bersalahnya. Thomas yang mendapat perlakuan tersebut senang dan membalas ciuman Arletta. Maka saat itu keduanya berciuman dengan Ibra yang di belakang mereka melihat hal itu. Arletta mengalungkan lengannya dileher Thomas untuk memperdalam ciuman mereka. Bahkan tangan Thomas sudah berada di pinggang wanita itu. Ciuman keduanya berakhir saat napas mereka mulai habis dan akhirnya mereka tertawa karena hal yang barusan saja dilakukan. “Terima kasih Honey, I miss you so much and I love you,” ucap Thomas mesra masih dengan memeluk pinggang Arletta posesif. “Terima kasih sudah menungguku, kenapa kau menunggu di sini? Kau bisa saja menungguku di dalam dan menghampiriku di sana bukan?” tanya Arletta bingung. “Aku takut kau marah jika aku melakukan hal itu, aku takut kau tak nyaman dengan rekanmu. Maka itu aku sengaja menunggumu di sini, aku tak mau membuatmu semakin marah nantinya,” jawab Thomas jujur membuat Arletta tertawa. Thomas memang pria yang sangat mengeri keadaan Arletta, maka itu membuat Arletta jatuh hati pada pria yang sudah menjadi kekasihnya selama tiga tahun ini. Sedangkan Ibra yang melihat Arletta bisa tertawa lepas dengan pria lain membuat pria itu semakin kesal. Dulu tawa yang diberikan Arletta hanya untuknya bukan untuk pria lain. “Terima kasih sudah mengertiku,” kata Arletta tulus. Thomas tesenyum senang mendengar hal itu. “Apapun akan kulakukan untukmu Honey, apa kau pulang sekarang? Aku akan mengantarmu, kau mau ke apartemenmu atau ke tempatku saja?” tanya Thomas sambil mengambil koper milik Arletta. “Ke tempatmu saja, aku akan menyuruh orang untuk membersihkan apartemenku,” jawab Arletta sambil menyerahkan kopernya. Lalu pandangan Thomas beralih pada seseorang yang ada di belakang Arletta. Wanita itu bingung dan ikut melihat pandangan Thomas, Arletta terkejut dengan Ibra yang masih ada di belakangnya. Wanita itu benar-benar melupakan sosok pria yang mengejarnya tadi karena kehadiran Thomas. Arletta langsung saja menggenggam tangan Thomas dengan erat, pria itu jelas senang saat Arletta melakukannya. Namun Arletta sengaja melakukan hal itu karena ingin menunjukkan pada Ibra bahwa ia sudah memiliki Thomas di sisinya. “Apa kau mengenalnya? Dari tadi dia melihatmu,” kata Thomas memberitahu pada Arletta. “Ya, aku mengenalnya. Dia pilot baru,” jawab Arletta membuat Thomas tersenyum dan melambaikan tangannya pada Ibra. Thomas membawa Arletta untuk mendekat pada Ibra. “Aku mendengar kau pilot baru, aku memang mendengar ada pilot yang baru masuk ternyata itu kau. Dari tadi aku melihatmu sedang memperhatikan kekasihku, apa kau ingin bertemu dengannya?” tanya Thomas pada Ibra. “Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padanya, tadi aku tak bisa mengatakannya. Arletta membantuku selama tiga hari ini untuk beradaptasi, aku senang bisa bekerja sama dengannya. Maka itu aku ingin berterima kasih, aku harap bisa bekerja sama dengannya lagi nanti,” kata Ibra berusaha bersikap tenang. Thomas tertawa saat mendengar hal itu. “Benarkah? Aku ikut senang mendengarnya, Honey kau memang luar biasa. Aku bangga padamu,” kata Thomas sambil mencuri ciuman di pelipis wanita itu. “Perkenalkan namaku Thomas,” kata pria itu sambil mengulurkan tangannya. “Ibra,” balas Ibra dengan membalas uluran tangan Thomas. “Senang bisa bertemu dan berkenalan denganmu,” kata Ibra membuat tatapan mata Arletta tak suka pada Ibra saat pandangan keduanya bertemu. “Aku juga senang bertemu dengan pilot baru, baiklah karena kau sudah menyampaikannya kami akan pergi. Selamat datang dimaskapai kita, semoga kau suka bekerja di sini,” ucap Thomas tulus. Ibra tersenyum dan menganggukkan kepalanya, Thomas langsung saja merangkul Arletta dan membawa kekasihnya itu pergi. Arletta sempat menoleh ke belakang untuk melihat Ibra sehingga pandangan keduanya bertemu. Namun Arletta kembali fokus apda Thomas yang ada di sebelahnya. “Apa kau menginginkan sesuatu? Aku bisa menyiapkannya untukmu,” kata Thomas saat mereka berjalan menuju parkiran. “Tidak, aku hanya ingin beristirahat. Aku hanya mau kau menemaniku saja, apakah bisa?” tanya Arletta membuat Thomas tertawa. “Tentu! Aku akan melakukannya, aku sudah menyelesaikan pekerjaanku agar bisa bersamamu.” Arletta tersenyum senang saat mendengarnya, Thomas memang selalu bisa memprioritaskannya dari segala hal. *** Ibra tiba di rumahnya dan Greesa langsung saja menyambut kepulangan suaminya itu. Wanita itu langsung saja memeluk sang suami yang baru pulang itu, namun Greesa merasa ada yang aneh dengan sikap Ibra yang menurutnya pendiam dan tak membalas pelukannya. “Apa semua baik-baik saja?” tanya Greesa saat merasakan ada yang berbeda dengan Ibra. “Ya, kenapa?” tanya Ibra bingung. “Sepertinya kau sedang ada masalah, tadi malam kau mengatakan semuanya baik. Ada apa? Apakah ada yang mengganggumu?” tanya Greesa. Ibra memaksakan senyumnya lalu menggelengkan kepalanya. “Tidak, semuanya baik. Aku hanya terlalu lelah, aku akan mandi dan beristirahat. Aku sangat capek, aku sedang tak ingin diganggu tak masalah bukan?” tanya Ibra membuat Greesa terdiam sejenak. Namun wanita itu akhirnya menganggukkan kepalanya dan membiarkan suaminya masuk ke dalam kamar mereka meninggalkannya sendirian. Greesa benar-benar merasa aneh dengan sikap Ibra, tadi malam pria itu masih bersikap biasa saja padanya. Namun kali ini Ibra seperti orang asing, Greesa tak pernah melihat Ibra sebelumnya seperti itu. Bahkan Ibra melupakan tentang pembicaraan mereka tadi malam. Greesa sudah menyiapkan lingerie yang sudah dipakainya itu untuk Ibra. Hadiah yang dimaksud oleh Greesa adalah lingerie baru yang baru saja dibelinya itu. Ibra sangat suka dengan Greesa yang memakai lingerie atau bahkan gaun tipis saat tidur, maka itu Greesa ingin menyenangkan suaminya dengan hal itu. Namun Ibra bahkan tak sadar dengan apa yang sedang dipakai oleh Greesa. Hal itu jelas membuat Greesa bingung dan aneh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN