Saat kepergian Ratna, Adit hanya diam dengan posisinya. Tak ada niatan apa pun untuk mengejarnya atau apa pun yang membujuknya. Adit tersenyum getir meratapi kebodohannya. Adit mengusap rambut tebalnya kebelakang dengan gusar dia akan melupakan semuanya dan hidup dengan semestinya.
"Aku sunggu bodoh !!" batin adit
******
Ratna tengah menyusuri pinggir trotoar. Dia akan kembali ke tempat nenek dan juga adiknya, ralat itu bukan adiknya, anak kandung, sendiri, dari pria mana yang memperkosanya waktu itu.
Flash kembali
5 tahun yang lalu ...
Rintikan hujan dan mencekamnya di tepi sungai Mahakam saat malam. Membuat siapa saja yang takut untuk melewatinya, bukan takut untuk menggunakan orang-orang jahat yang selalu menunggui daerah tersebut. dengan segenap berhasil Ratna melangkahkan lolos melewati jalan menuju apotik, neneknya sedang sakit dan ratna harus membelikan obat untuk beliau. Hanya menyanyikan neneklah yang Ratna punya kedua orang tuanya tiada. dengan penampilan apa adanya rambut yang lurus dikepang lalu disingkirkan ke bahu kiri rok panjang yang lusuh serta jaket tipis bewarna putih dan sendal jepit,
"Wah !!! ada nona cantik nih, mau ke mana mbak ??? mau om temanin gak ..." goda seorang pria agak gemuk mengenakan lusuh topi yang seperti lele bakso juga berkumis tebal yang sedang memegang parang. Ratna hanya diam. Sungguh ia senang Ratna berniat hanya ingin membeli obat untuk neneknya yang sedang sakit. Bukan hal seperti ini.
"Wah boleh juga nih, kita rasain punyanya mbak di jamin pasti enak ..." dengan seringaian ke sepuluh p*******a itu, mereka langsung menggiring Ratna ke tengah hutan dengan sekuat tenaga Ratna.
"Tolong pak jangan. Aku hanya ingin membeli obat untuk menekanku aku kasian dia lagi sakit ...."
"Alah neng tenang nanti kita baru neng boleh pergi ...." jawab pria berbadan besar. Sesampainya di dalam hutan, mereka mengikat tangan Ratna ke pohon ditutup kain oleh salah satu lelaki itu sementara kedua dibiarkan begitu saja. ratna hanya bisa menangis dan menangis butuh waktu sekarang tubuh polosnya kini terpampang jelas oleh kesepuluh orang itu.
"Wah nengung bohay banget masih perawan gak ... ???" ucap salah satu pekerja itu. para pria mulai menggerayangi tubuh Ratna membuat ia bergerak kesana kemari seperti cacing kepanasan.
"Wah rupanya mbak menikmati sentuhan kita toh ok kita langsung masuk aja yah...." dengan susah payah, salah satu pria itu membuka kedua kaki Ratna namun si empu yang mempunyai terus meronta hingga salah satu pria yang lain membentak dan memukulnya hingga tidak sadarkan diri.
Bughh!!!
Tepat di bagian kepala pria itu melayangkan pukulannya.
"DIAM KAU l***e/p*****r NIKMATI SAJA PERMAINAN INI ATAU KAU AKAN KUBUNUH DAN MEMBUANG JASADMU DI SUNGAI BIAR DIMAKAN BUAYA.."
sungai Mahakam memang terkenal dengan adanya buaya, banyak orang yang masuk ke dalam sana dan tewas seketika.
"Dia pingsan gimana ini..."seru salah satu p*******a itu.
"Biarin cepet habisin aja. lalu kita tinggalkan cepat.."timpal si p*******a lain.
******
Pagi pun tiba, Ratna tersadar dari pingsannya, ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam berharap semua itu hanya mimpi. Posisinya masih sama seperti yang ia ingat, Ratna menangis merutuki nasibnya. Kini dia sudah kotor dan tak berharga lagi dia malu sudah membuat aib yang besar bagi keluarganya. Ratna berfikir kalau ia akan mengakhiri hidupnya sekarang juga. perlahan Ratna membuka ikatan tangannya yang tidak terlalu kuat setelah itu membuka penutup matanya. hal yang pertama ia lihat adalah tubuhnya memakai pakaian dan darah ada darah membuat ratna histeris nangis, darah itu begitu banyak di sekitar Ratna. Ratna mencoba bangun dari posisinya berjalan keluar dari hutan terkutuk ini.
Sesampainya di luar ia melihat banyak polisi dan juga warga, disudut sana ada nenek Ratna
"Nenek!!!!"pekik Ratna sambil berlari lalu memeluk tubuh ringkih sang nenek. Tak jauh dari situ Kiran tengah melihat mereka.
"Ssttt tidak apa-apa nak, ini sudah takdir "ucap nenek menenangkan kini tangan nenek terulur membelai rambut cucu satu satunya. masih didalam pelukan Ratna melihat kantong mayat yang banyak tapi entah itu siapa.
"Permisi nona kami ingin bicara sedikit, apa anda korban p*********n itu...." seorang polisi yang bernama djohan bertanya.
Ratna yang tak mampu menjawab hanya diam. Tiba- tiba ada suara yang menjawabnya.
"bukan!!! Bukan dia yang di perkosa oleh mereka tapi aku...aku yang diperkosa..." suara yang tak asing bagi Ratna dengan cepat ia mendongakkan kepalanya mencari asal suara itu dan ternyata suara itu milik Kiran sahabatnya.
"Kiran..."lirih ratna
Perlahan Kiran mendekati Ratna dan ikut memeluk tubuh sahabatnya.
"Aku akan melindungimu ratna...tenanglah...semua akan baik-baik saja...." bisik Kiran
"Kenapa kamu bisa tau ini..." tanya Ratna lirih.
"Aku melihatnya Ratna... aku mempunyai kemampuan, tenanglah apapun yang terjadi semua akan baik baik saja..." Ratna langsung memeluk erat Kiran sangking eratnya membuat kiran sulit bernafas. Ia sangat berterima kkasoh kepada tuhan karena ia diberikan sahabat seperti Kiran.
"Makasih Kiran...makasih hiks..." ucap tulus ratna yang berada dipelukan.
"Jadi nona ini yang korban pemerkosaan...."polisi itu akhirnya angkat bicara.
"Ya saya korbannya pak..." sahut Kiran yang membelakangi polisi itu.
"Baiklah nona siapa namamu?? kami butuh informasi lebih untuk ini...bisakah anda ikut...kami....?" ucap polisi itu lagi
"Baiklah pak!!" kiran melepaskan pelukannya dari Ratna dan mulai meninggalkannya.
"Pulanglah dengan temanku yang di ujung sana...aku sudah bilang ke dia kalau kalian akan diantarkannya pulang..."sambung kiran
"Makasih nak kamu sudah mau membantu Ratna...nenek hanya bisa mengucapkan itu..." ujar sang nenek yang mengenggam tangan Kiran
"Iya nek,tidak apa apa..." kiran balas genggaman itu dan tersenyum tulus
"Aku pamit nek dan ratna sampai jumpa..." pamit kiran yang langsung mengekori polisi djohan itu.
Flashend
Ratna pov
Masalalu itu masih terpatri di pikiranku hingga sekarang Kiran seorang penyelamat untukku.
*****
Aku tidak akan pernah mengganggumu adit meski aku mencintaimu aku berjanji pada diriku sendiri. makasih atas semuanya, makasih juga buat seminggu ini aditya putra agatha pangeran cintaku.
Author pov
Setelah kejadian dimana Ratna tak sadarkan diri. lima orang berjubah hitam tengah mengelilingi mereka dan setiap orang memegang s*****a satu diantara mereka adalah ketuanya.
"lepaskan gadis itu!!" perintah sang ketua, wajahnya tertutup oleh kain hitam yang terlihat adalah matanya bewarna biru tua.
Ke sepuluh p*******a itu langsung bangun dari beringsut dari tubuh Ratna, tanpa banyak kata mereka langsung menyerang lima lelaki berpakaian hitam.
" b******k kalian, mengganggu saja... rasakan ini!!! " ucap salah satu p*******a itu yang hanya memakai celana pendek. Pria setengah baya itu melayangkan cangkulnya ke arah pria berjubah hitam dan pria berjubah itupun dapat menangkisnya dan langsung
Dor!!!
Pria paruh baya itu tewas seketika karena peluru telah berada di kepalanya hinga tembus mengenai otaknya.
"habiskan semua lalu buang mayatnya ke sungai!!! " perintah ketua itu kepada ke empat anggotanya. Sang anggota hanya mengangguk lalu melaksanakan aksinya.
Dengan sekali tebas dan menembak, akhirnya para p*******a itu tewas tak tersisa. Dalam bayang ke gelapan sang ketua tengah melihat wanita itu tengah pingsan tubuhnya yang sudah tidak mengenakan apapun.
"kalian berempat pergilah dan buang mayat-mayat itu, bersihkan daerah sekitar sini jangan buat tanda atau jejak apapun, paham!!!" ucap sang ketua dan di angguki oleh anak buahnya. Tak butuh waktu lama mereka berempat pergi ke pesisir sungai. Sedangkan sang ketua masih tetap pada posisinya,
"maafkan aku sedikit terlambat untuk menolongmu gadis mahakamku...!!" pria itu membuka penutup mulutnya dan mendekatkan wajahnya ke Ratna . Awalnya ia hanya ingin menolongnya namun dorongan mana hingga ia melakukan hal itu.
Pohon dan alam sekitarlah yang tau apa yang lelaki itu perbuat kepada si gadis mahakamnnya.