"Tuan apa-apaan! Tuan!" Tari berlari ke arahku, memeluk lenganku erat saat akan kembali kulayangkan tinju ke wajah lelaki nakal ini. Mereka pernah pacaran. Jadi, aku yakin semua ini pasti sudah direncanakan. Kini keherananku terjawab sudah, mereka bisa tiba-tiba menjadi dekat hanya dalam hitungan hari karena dulu pernah dekat. "Syaraf kamu, tiba-tiba main fisik." Lelaki sialan di hadapanku mengumpat sambil mengusap sudut mulutnya yang berdarah. Sherli menatapku keheranan. "Katakan jujur bahwa ini sudah direncanakan? Kalian sudah berencana mengelabuiku!" Kutatap Rendi dan Tari bergantian. Rendi balas menatap, lalu tatapannya jatuh ke wajah Tari, memperhatikan istriku cukup lama sebelum akhirnya melambai-lambaikan tangan di depan wajahku. Aku langsung mendelik saat telapak tangan Rendi m