“Na …,” ucap Dhani ketika Yumna baru saja menginjakkan kaki di gedung kantor ekspedisi tempatnya bekerja. Yumna hanyaa tersenyum tipis tanpa menjawab. Ia tempelkan jempol tangannya pada mesin absen, lalu ia dudukkan bokongnya begitu saja di kursinya tanpa menggubris sapaan Dhani. “Na, kenapa dari kemarin kamu tidak membalas pesan abang. Kamu bahkan tidak mengangkat telepon abang. Parahnya, kamu kemudian memblokir nomor abang.” “Mohon maaf, ini kantor jadi tolong jangan bahas masalah itu di sini. Lagi pula kita tidak punya hubungan apa-apa jadi aku juga tidak punya kewajiban untuk itu. Satu hal lagi, kalau kamu mau menikah ya nikah saja, tidak ada hubungannya sama sekali dengan aku, apa lagi sampai menghinaku.” Yumna menatap Dhani dengan tatapan kasar, lalu ia alihkan pandangannya ke lay