B.12 Kamuflase

1785 Kata
Recco dan Gaston tak mengerti kenapa Arsen terkejut dengan kehadiran pria di kursi roda itu. Sedangkan pria itu yang melihat kedatangan Arsen sama terkejutnya dengan Arsen. “Impossible,” gumam Arsen dan dia melangkahkan kakinya pelan mendekati pria itu. Gaston yang melonggarkan cekalannya mendapatkan perlawanan dari Reynold hingga dia bisa melepaskan diri. Reynold secepat kilat membawa pria itu pergi dari sana tapi Arsen menghentikannya. “Tunggu Paman Arash,” seru Arsen. Reynold menghentikan langkahnya dan lelaki itu mengangguk saat Reynold melihatnya. Lelaki muda itu memutar posisi kursi roda itu agar menghadap Arsen kembali. Arsen langsung menghampiri Arash dan memeluknya erat. Recco dan Gaston hanya bisa melihat karena dia tak tahu siapa yang dipanggil Arash oleh Arsen itu. “Aku masih tidak percaya jika ini Paman, tapi aku senang melihat Paman masih hidup dan sehat,” ucap Arsen dalam pelukan Arash. Perlahan Arash ikut memeluknya membuat Reynold memberikan mereka tempat untuk meluapkan kerinduan mereka. Arsen melepas pelukannya dan menatap Pamannya itu. “Paman apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Arsen tak sabar. Pamannya hanya tersenyum dan memegang pundak Arsen pelan, “Apa kabar Zeyda, senang melihatmu baik-baik saja setelah ayahmu tiada,” ucap Arash. Recco dan Gaston saling pandang, bagaimana pria tua itu tahu nama asli Raja mereka. Mereka semakin penasaran dan mendekati pria itu perlahan. Arsen mengangguk tapi tak lama dia kembali mendesak pamannya untuk bercerita. Arash tertawa melihat tingkah laku keponakannya yang tak sabar. Dia meminta Reynold untuk menjamu Arsen. “Sajikan makanan terbaik kalau perlu pergilah belanja, kita tak mungkin mengabaikan kehadiran Yang Mulia Parsy di sini,” ucap Arash dan Reynold mengangguk paham. Arsen memperhatikan wajah Reynold yang nampak tak asing tapi dia lupa dimana. Arash yang tahu jalan pikiran Arsen mengatakan siapa Reynold tanpa diminta. “Dia adalah Reymind yang dulu mengajarimu bela diri, apa kamu sudah lupa?” ucap Arash membuat Arsen kaget. “Anak dari Lukman, Menteri Sumber Daya itu,” ucap Arsen dan Arash tertawa pelan. “Jadi kamu sudah bertemu dengannya juga?” ucap Arash membuat Arsen makin tak mengerti. “Jadi benar dugaanku jika selama ini Reymind memang tak meninggal tapi bagaimana Paman bisa hidup kembali atau Paman memang tidak pernah meninggal,” celetuk Arsen. Arash diam sesaat, dia melihat reaksi dua pria yang bersama Arsen yang masih bingung dengan semua kejadian ini. “Syumardana yang menggantikanku,” ucap Arash membuat semuanya terkejut. “Dan itu penyesalanku seumur hidupku karena akhirnya aku kehilangan anakku, Kailash,” ucap Arash berubah sendu. Recco dan Gaston mulai paham siapa pria itu ini, jika ingatan mereka tak salah ayah dari Raja Kailash adalah Raja Kabarash, yang dipanggil Arsen Arash. Itu artinya Raja Kabarash tidak mati. Arsen memegang tangan pamannya memberi semangat. “Kematian Kailash tidak akan pernah sia-sia Paman, aku janji. Aku kemari untuk mengungkapkan semuanya,” ucap Arsen. Arash terkejut dengan ucapan Arsen dan dia menggeleng pelan. “Apa yang akan kamu lakukan? Jangan bahayakan dirimu, kembalilah ke Parsy dengan tenang dan damai,” kata Arash cemas. Arsen menggeleng pelan, “Paman tidak perlu khawatir, aku sudah memikirkan hal ini matang-matang dalam waktu sepuluh tahun, jadi aku tidak mungkin gegabah,” ucap Arsen. “Apa rencanamu?” tanya Arash tak sabar sekaligus penasaran. Arsen tersenyum, “Apapun itu yang penting aku mengembalikan Adrien ke tempat seharusnya,” kata Arsen santai. Arash terkejut tapi tak lama muncul suara lelaki lain di antara mereka. “Tak mungkin, apa yang bisa Yang Mulia lakukan tanpa kekuasaan Anda sebagai Raja,” ucap Reynold membuat semua orang menoleh kepadanya. “Tolong jangan panggil aku Yang Mulia, kalian bisa merusak penyamaranku di sini. Panggil aku Arsen, aku dokter kerajaan di sini,” ucap Arsen yang semakin membuat kedua orang di hadapannya itu terkejut. “Siapa yang merekomendasikanmu sebagai dokter?” tanya Arash. “Menteri Sumber Daya Palaciada, Lukman Sadewa,” ucap Arsen santai tapi dia tahu reaksi Reynold saat mengatakannya. Arash tak percaya dengan kemampuan Arsen yang bisa membujuk Lukman untuk menjadikan dia dokter kerajaan. Pria tua itu menghela napas. “Apa Lukman tahu kamu sedang menyamar?” tanya Arash dan Arsen mengangguk, “Bahkan dia yang memberiku alamat rumah ini untuk bertemu Dana, tapi sepertinya aku mendapatkan hal yang lebih baik dari Dana,” kekeh Arsen. Arash menatap Reynold dan lelaki muda itu menggeleng. Arsen melihat interaksi keduanya dan penasaran dengan Reynold. “Apa benar kamu Reymind yang menghilang empat tahun lalu?” tanya Arsen membuat Reynold tersentak. Reynold mengangguk hormat. Gaston memperhatikan pria itu dan dia mulai ingat siapa Reymind sebenarnya. “Bukankah Anda prajurit yang mengundurkan diri dari istana dan pergi dari Parsy?” tanya Gaston membuat yang lain menaruh perhatian kepada pengawal Arsen itu. Reynold mengangguk, “Saya meninggalkan Parsy atas perintah Paduka Humeera setelah beliau menerima surat dari Palaciada jika Yang Mulia Kabarash selamat dari maut,” kata Reynold. “Keberangkatan pertama kami terdiri dari empat orang tapi tiga yang lainnya tak selamat sebelum sampai di salah satu gubug yang memang digunakan untuk merawat Raja Kabarash saat itu,” jelas Reynold. Yang lainnya mendengarkan dengan seksama, sedangkan kabarash memejamkan mata sesaat seakan memori terburuk dalam hidupnya kembali lagi. “Semua orang yang merawat Raja Kabarash saat itu sudah saya habisi demi keselamatan Raja Kabarash. Satu-satunya yang tahu hanya saya sampai kalian datang hari ini,” ucap Reynold sengit. Recco menean ludahnya pait mendengar ucapan Reynold seolah dia akan dibunuh seperti orang lain yang mengikutinya sampai ke sini. “Kamu tak perlu melakukan hal itu lagi Rey, Zeyda ini keponakanku dan aku yakin mereka ini orang kepercayaannya,” ucap Arash. “Arsen, Paman, jangan panggil aku Zeyda. Dan ini Recco asistenku, ini Gaston pengawalku,” kata Arsen sambil memperkenalkan keduanya. Arash mengangguk paham. “Bagaimana Yang- maksudku dokter Arsen sampai di sini?” tanya Reynold mewakili Arash. Arsen mulai menceritakan apa yang sudah terjadi selama ini termasuk soal wasiat ayahnya sebelum meninggal saat itu. Pertemuannya dengan Lukman, masuk ke istana Palaciada bahkan isyarat Kailash saat itu yang tidak dia sadari. “Jadi Laird sekarang dalam kondisi sehat?” tanya Arash dengan tatapan kerinduan. Arsen menghela napas dan mengangguk. “Iya siapapun akan tahu jika Laird anak Kailash bukan anak Adrien,” ucap Arsen mengisyaratkan hal penting. Arash mengangguk cepat. “Apa Kailash tak tahu jika Dana menggantikan Anda Paman?” tanya Arsen penasaran kenapa pamannya mengambil resiko sebesar ini. “Arash menggeleng, aku yakin dia percaya saja dengan Adrien dan ayahnya, jadi dia tidak membuka peti mati yang membaringkanku. Lagipula Dana sudah menghancurkan mukanya lebih dulu sebelum dia memutuskan untuk ditemukan,” jelas Arash sambil mengepalkan tangannya. “Jadi kecelakaan waktu itu adalah Dana bukan Paman sedari awal,” kata Arsen dan Arash menggeleng. Pria paruh baya seusia ayahnya itu menerawang seolah dia membuka memori lama yang melukainya. Flashback kecelakaan Raja Kabarash. [Dan datang ke runagan kerja Raja Kabarash dengan tergesa-gesa, tanpa mengucapkan salam Dana langsung menjelaskan apa yang dia tahu membuat Raja Kabarash bingung “Dana, atur napasmu dulu baru bercerita,” perintah Raja Kabarash membuat Dana mengatur napas untuk lebih tenang. “Yang Mulia, sebaiknya Anda tidak pergi kemanapun hari ini terutama ke parsy, saya cemas Yang Mulia,” ucap Dana mulai tenang. Kabarash mengerutkan dahinya bingung, “Kenapa aku harus melakukan itu, apa yang terjadi?” tanya Raja Kabarash tak mengerti. “Saya mendengar percakapan di layanan belakang istana, ada dua orang mencurigakan merencanakan kecelakaan untuk Yang Mulia. Karena itu sebaiknya Yang Mulia tidak pergi kemanapun sampai kita menemukan pelakunya,” kata Dana cemas. Raja Kabarash tersenyum, “Tenanglah Dana, ancaman semcam ini bukan kali pertama terjadi, kita akan menjalani kegiatan seperti biasa sampai pelaku yang kamu katakan itu ditemukan,” ucap Raja Kabarash. Dana masih tak tenang, membuat Raja Kabarash memikirkan cara menghindari semua itu secara diam-diam. Hari kepergiannya tiba dan dia tak ada firasat apapun sampai Dana datang kepadanya dan memutuskan untuk ikut. Kabarash curiga dengan tingkah laku Dana dan benar saja di dalam mobil pria itu meminta berhenti di tempat peristirahatan dan bertukar pakaian. Kabarash menolak tapi Dana memaksa. Kabarash mengikuti keinginan Dana dan tak sampai lima kilometer kecelakaan yang tak diduga terjadi. Keduanya sebenarnya masih hidup bahkan Kabarash meminta Dana untuk bertahan. “Bertahan dan hiduplah dengan baik Yang Mulia, Anda harus sehat untuk membalas semua perlakuan ini kepada Jerico dan Adrien anaknya,” ucap Dana membuat Kabarash terkejut. “Setelah ini ada orang yang menyelamatkan Anda Yang Mulia, minta dia menyebutkan password, jika dia mengatakan Devapashi, itu adalah orang kiriman Parsy untuk menyelamatkan Anda Yang Mulia,” pesan terakhir Dana] Flashback End. “Yang membuatku tak bisa melupakan kejadian itu adalah,” ucapan Arash tercekat saat menceritakan hal itu. Dia menghirup napas sebanyak apapun yan terasa di dadanya. Reynold yang tak tahu kisah itu ikut terkejut dan bisa merasakan kesedihan yang Raja Arash rasakan. “Dana merusak wajahnya untuk mengelabui semua orang jika itu adalah jasadku. Dia melakukannya di hadapanku saat aku masih jelas membuka mataku,” suara Arash serak dan dia menundukkan wajahnya tak kuat mengingat kejadian itu. Arsen dan yang lainnya menghela napas untuk meredakan perasaan yang mereka rasakan. Dia meyakini Paman Arash menjalani hari yang berat sampai dia kehilangan anaknya saat itu. “Jika saja aku bisa bicara dan berjalan saat itu, aku yakin Kailash masih selamat karena aku bisa membawanya ke rumahku saat itu,” kata Arash makin sendu. Arsen seakan menemukan kejanggalan saat Arash menceritakan soal kecelakaan itu dan jika dihubungkan dengan kudeta Kailashy saat itu. “Bagaimana Dana bisa tahu jika hari itu adalah kecelakaan yang akan kalin alami sedangkan di awal dia tidak bercerita kapan kejadiannya,” selidik Arsen membuat Recco dan Gaston ikut berpikir. Arash memikirkan poin yang mungkin dia lupa ceritakan, dia mengulang kembali dan akhirnya dia menyadari satu hal. “Ga mungkin,” ucap Arash dan Arsen mengangguk setuju. “Jadi Dana memang tahu kapan aku akan dibunuh tapi dia memutuskan tidak memberitahuku agar aku tak curiga dan semua berjalan sebagaimana mestinya,” ucap Arash lirih dan Arsen mengiyakan hal itu. “Termasuk soal kudeta Kailash waktu itu, Paman bilang Paman tidak bisa kemana-mana karena kaki dan keadaan Paman yang tidak bisa bicara, seharusnya Paman tahu siapa yang mengatakannya dan bukankah dia yang menolongnya tapi kenapa dia terkesan membiarkan semua itu,” ucap Arsen. Deg. Arash tidak menyadari hal itu sampai kejadian itu berlalu puluhan tahun. Reynold yang mendengarkan ikut berpikir. Dia memiliki kesimpulan sendiri tapi dia khawatir itu kesimpulan yang berlebihan. “Secara tak langsung kudeta itu sudah terjadi sejak kecelakaan itu dan Adrien sudah merencanakan semua ini sejak lama,” lirih Arash. “Sementara kita hanya bisa menuduh Adrien melakukan hal ini, tapi kita tak tahu siapa orang di balik Adrien. Dan bodohnya kenapa ayahku mengikuti permainan konyol mereka dan sekarang memintaku menyelesaikannya,” keluh Arsen. “Yang Mulia Humeera sebenarnya sudah tahu soal kudeta ini sejak lama, dokter.” ******
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN