chapter 26

1537 Kata
⋆ ˚。⋆୨୧˚ Ziana side ˚୨୧⋆。˚ ⋆     Pertemuan tak terduga , Aku alami kembali tepat saat di bandara Ahmad yani semarang. Semua benar-benar di luar dugaan ku. Niat hati ku ingin menghindar dari ferry , orang yang pertama membuat perasaan berbeda dalam hati ku. Walaupun aku sudah tau jika di hati nya sudah ada yang menyinggahi. Aku sendiri pun sangat merasa bingung , Saat kata terakhir papa ku yang meminta om berry untuk menjodohkan kami. Ada rasa bahagia di hati , Tapi aku juga tidak bisa menyakiti hati ferry yang sudah mencintai gadis lain. Aku sahabat katib nya , dan tepat nya aku adalah tempat dimana ferry selalu mencurahkan semua isi hati nya tentang gadis yang di cintai nya itu. Kata demi kata papa selalu terdengar jelas dalam pendengaran ku. Wejangan nya tak akan pernah aku lupa. Apalagi sebagai anak perempuan papa satu-satunya , aku harus mewujudkan impian yang papa ingin kan. Kakak laki-laki ku sama sekali tak ingin membawa papa dan mama serta aku masuk ke dalam dunia nya. Hampir sepuluh tahun ini , Kami kehilangan jejak kabar kakak ku. Hingga saat terakhir mama dan papa pun dia sama sekali tidak ada , walaupun aku tahu jika ia juga mengetahui kabar duka ini. Aku terkejut saat tiba-tiba om berry datang berkunjung ke rumah sakit tempat dimana papa di rawat. Terlihat jelas raut wajah yang sangat begitu serius dari keduanya. Begitu pula mama yang ada di samping papa , air mata tak hentinya berhenti dari kelopak mata mama. Dan aku sendiri pun tak berani memasuki ruang inap papa. Sudah hampir setengah jam aku menunggu di luar , Lalu terlihat mama yang keluar ruangan dengan mata tang begitu terlihat sembab. “ zii , kapan kamu datang? “ Tanya mama ku dengan tatapan yang terkejut saat mendapati aku yang sudah duduk di bangku tunggu di depan ruangan inap papa. “ setengah jam yang lalu maa kira-kira. “ Ucap ku sambil mengusap punggung mama yang duduk di samping ku. Walaupun mama tidak berbicara apapun , Namun aku sangat mengerti jika perasaan mama kali ini sangat rapuh. Tanpa mereka menyadarinya , Aku masih tetap berusaha mencari keberadaan kakak laki-laki ku. Bahkan sepertinya ia juga sudah mengganti nama nya , karena nama nya tak bisa aku temukan di tempat manapun. “ masuk lah zii , papa menunggu mu. “ Kata mama dengan tatapan yang semakin terlihat begitu sendu. “ baik maa , Mama gak ikut masuk sama ziana? “ Tanya ku lirih , Dan beliau pun hanya menanggapi dengan gelengan kepala nya saja. Kemudian perlahan aku membuka knop pintu lalu masuk ke dalam ruangan yang sudah ada papa dan om berry. Dan keduanya pun sama-sama saling menatapku. “ bagaimana kabar papa? “ Tanya ku lalu mencium kening papa penuh sayang. “ baik sayang. “ Kata papa lirih , namun aku masih bisa mendengarnya. “ apa kabar om? “ Sapa ku kepada om berry dan tak lupa aku mencium punggung tangan nya. “ baik zii , Om dengar kamu sekarang sudah jadi dokter yang hebat zii. “ Ucap om berry memyanjung ku. Dan terlihat senyum bahagia tersemat pada bibir lemah papa. “ alhamdulillah om , Semua ini tak lepas dari do’a dan dukungan papa mama. “ Kata ku sambil melemparkan senyuman kepada om berry dan papa. “ zii , bolehkah papa mengatakan sesuatu kepada mu sayang? “ Ujar papa dengan tatapan yang membuat ku bertanya-tanya. “ tentu boleh paa , Ada apa? Hhm ... “ Tanya ku kepada papa yang mulai memperlihatkan bulir air mata yang tertahan pada kelopak matanya. “ what makes papa sad? “ Tanya ku kemudian mengusap air mata papa yang sudah tak bisa ia bendung lagi. “ zii , papa tidak bisa meninggalkan kamu sendirian sayang. Hanya dengan mama saja. Papa mau menjodohkan mu dengan anak om berry. Kamu mau kan sayang? “ Ucap papa yang sontak sangat membuat ku terkejut saat mendengar perkataan nya. “ papa sudah bicara sama om berry , Dia akan bicara dengan ferry. Dan pastinya kamu juga sangat dekat dengan ferry kan. “ Lanjut ucap papa , Kedua tangan nya menggenggam erat tangan ku. Dan entah mengapa semua itu membuat ku merasakan perasaan yang sangat tak akruan sekali. Debaran jantung ku seakan berdetak lebih cepat dari biasanya. Perasaan apa yang sedang aku alami tuhan. Ada rasa bahagia namun juga ada rasa sakit. “ paa , bukan nya zii mau menolak. Tapi zii tau perasaan ferry paa. Zii sahabat karib nya , zii pun tau siapa perempuan yang ferry cintai saat ini. Bukan nya zii mau menolak permintaan papa. Tapi zii benar-benar gak bisa menyakiti hati ferry dengan perjodohan ini paa. “ Jelas ku kepada papa dan om berry. Dan pastinya om berry pun juga tau siapa perempuan yang aku maksud. Karena ferry pun juga pernah bercerita tentang siapa perempuan itu di dalam keluarga besarnya. Dan kedudukan nya di hati seorang ferry yang terkenal begitu dingin dan sangat agresif. “ zii sangat bahagia dengan keadaan zii sekarang paa. Bagi zii yang terpenting hanyalah kesembuhan papa. “ Lanjut perkataan ku menjelaskan kepada papa. “ papa terima keputusan kamu zii , papa tenang sekarang. Berr , Titip ziana dan istri ku ya. Setidaknya jalinan silaturahmi keluarga kita tidak terpecah belah. “ Ucap papa singkat kepada ku , Dan kemudian di lanjutkan dengan pernyataan nya kepada om berry yang membuat ku semakin tak bisa menela’ah setiap arti ucapan papa. “ papa ngomong apa sih , Papa itu harus sehat dan harus dampingin zii sampai zii ... “ Ucap ku tiba-tiba terhenti saat melihat kondisi papa sekarang. Seperti di tikan dengan ratusan pisau yang tajam , dengan mata kepala ku aku melihat papa menghembuskan nafas terakhirnya dengan senyuman. Seperti ia telah ikhlas melepas semuanya. Tak kuasa aku menahan tangis , Bahkan aku berteriak sekencang-kencang nya memanggil nama papa. Dari arah pintu , Terlihat mama ku yang begitu syok saat mendengar aku berteriak. Wajah nya pun seketika memucat. Aku segera berlari ke arah mama dan kemudian memeluknya dengan erat. Kita pun mencoba menguatkan satu sama lain. Hingga aku mendengar perkataan mama yang seketika membuat ku bungkam. “ mama ikut paa , Kita sudah berjanji bukan paa. Jantung mama akan tetap berdetak jika jantung papa berdetak. Paa , mama ... “ Gumam mama terhenti , Dan aku benar-benar sangat tak mengerti apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba tubuh mama melemah dan terlihat nafas nya seperti tersengkal. Om berry sudah memanggil dokter melalui alat yang ada di samping tempat tidur papa. Dan bukan hanya itu , Om berry pun keluar rungan dan berteriak sekencang-kencang nya. Bahkan ia sama sekali tidak peduli bahwa saat ini ia sedang berada di rumah sakit. Tak lama kemudian dokter dan beberapa suster datang. Untuk membantu papa dan mama. Tapi sayang , Semua nya seakan terlambat bagi kami semua. Papa dan mama pergi meninggalkan aku , mereka bersama-sama meninggalkan aku sendirian di dunia yang kejam ini. Hidup ku serasa hancur saat itu , Tapi bagaimana pun juga aku harus tetap berjalan di atas kehidupan ku yang menyakitkan ini. Dengan bantuan om berry , Proses pemakaman papa dan mama teratasi. Dan juga untuk beberapa saat aku menetap di bandung terlebih dahulu , di kota kelahiran ku. Tempat dimana papa dan mama di kebumikan. Tidak ada niat untuk kembali ke singapore lagi , rasanya sudah tak ingin meninggalkan kota ini. Tapi walaupun seperti itu , Aku masih menjalankan tugasku untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan di rumah sakit ternama di daerah. Dan saat ini pun , Aku di pertemukan kembali dengan ferry yang selalu tidak bisa menjaga kesehatannya. Mungkin ia masih merahasiakan sakit nya kepada kedua orang tua nya. Alasan apa yang membuat nya memilih seperti itu , aku pun juga tak tahu. “ mau sampai kapan ferr kamu merahasiakan semua ini? Setidaknya , Kamu tidak terbeban sendiri dengan sakit mu ini. Dan , Rasa kehilangan itu pasti akan ada bagi mereka jika mereka terlambat mengetahuinya. “ Gumam ku yang masih saja berada di samping ferry. Sama seperti dahulu , Yang selalu ada di sisi mu saat kamu membutuhkan seseorang yang menguatkan mu. Dan aku pun juga terlibat untuk sebuah rahasia terbesar mu. Agar tidak membicarakan sakit mu kepada orang tua mu dan zara. Terkadang , Aku sendiri tidak mampu melihat keadaan ferry yang seperti ini. Cepat atau lambat , Kamu tetap harus mendapat kan pendonor untuk kesakitan mu yang kau sembunyikan dari siapapun. “ aku akan selalu di sini ferr , Selalu di samping mu. Walaupun kau akan terus mengabaikan ku. Hanya do’a yang bisa aku panjatkan. Dan aku sendiri pun tak ingin menyakiti kamu ataupun zara. Aku gak boleh egois dengan perasaan ku. Bisa saja waktu itu aku setuju dan memaksa papa mu. Tapi bukan seperti itu jalan yang aku mau , ferr. Aku sakit melihat mu seperti saat ini , ferr. Aku sangat mencintai mu ferr , cinta yang tak mungkin aku bisa ungkapkan sama sekali. Cinta yang akan selalu aku pendam untuk mu , ferr. “ Gumam ku dalam hati. Hingga aku sendiri pun tak mampu mencegah bulir-bulir air mata yang sudah mengumpul pada tepian sudut mataku.       **•̩̩͙✩•̩̩͙*˚bersambung˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN