chapter 27

2216 Kata
“ lagi-lagi zii , Kenapa harus aku. “ Umpat ferry lalu memukulkan tangan nya ke batang pohon yang ada di samping nya hingga mengeluarkan sedikit bercak darah.   ⋇⋆✦⋆⋇     ⋇ flashback ferry ⋇   Tembok putih yang menjadi saksi awal mula ferry membelalakan mata nya setelah beberapa jam tak sadarkan diri. Mungkin juga pengaruh dengan obat yang di berikan ziana kepada nya. Perlahan ferry membuka mata nya , Melihat ke segala penjuru ruangan karena ia sangat merasa bingung dengan apa yang ia lihat saat ini. Dengan penuh tenaga ferry mencoba beranjak dari posisi nya saat ini. Walaupun sedikit susah tapi ia masih tetap berusaha. Tapi tubuh nya tak memiliki kekuatan sesuai dengan apa yang di pikirkan. Kemudian , Ferry terkejutkan dengan suara knop pintu yang terbuka. Pandangan nya masih terlihat sedikit kabur , namun ia pun juga sangat mengenal siapa yang berjalan ke arah nya saat ini. “ zii … “ Ucap ferry saat melihat seseorang yang semakin berjalan mendekat ke arah nya. “ apa yang kamu rasain saat ini ferr? “ Tanya ziana sambil mengecek denyut nadi ferry dan kemudian beralih pada infus. “ lumayan zii. “ Kata ferry dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya , terlihat adanya rasa khawatir pada sorot mata ferry saat memandang ziana. “ aku tidak menelfon siapapun. Itu mata kamu bisa di kondisikan gak? “ Ucap ziana yang masih tetap sibuk dengan pengecekan nya kepada ferry. “ ciihhhh … “ Decit kecil keluar dari bibir ferry hingga membuat nya menyunggingkan salah satu sudut bibir nya. “ zii .. “ Suara lirih ferry saat memanggil ziana saat ia melangkah beranjak dari sisi ferry setelah ia rasa selesai mmeriksa sahabat nya itu , Ziana tidak menjawab ferry tapi ia memilih untuk tetap berjalan menuju ke arah ferry. Lalu betaopa terkejutnya ziana , Saat ferry menggenggam telapak tangan nya dengan mengisi sela-sela kekosongan jari-jemari ziana. Jantung ziana pun seakan tidak dapat terkontrol dengan perlakuan ferry saat ini. “ duduk lah. “ Pinta ferry kepada ziana , Karena ziana pun masih memilih untuk berdiri di samping tempat ferry merebahkan dirinya. “ ada apa? “ Tanya ziana dengan pandangan yang sayu. “ tatapan apa itu zii? “ Gumam ferry dalam hatinya. “ makasih zii , Kamu selalu ngerti apa yang aku butuhkan dan apa yang aku khawatirkan. “ Ucap ferry lirih sambil memberikan senyuman nya kepada ziana. “ istirahatlah ferr , Kamuu masih harus banyak istirahat. Sebentar lagi aku berikan vitamin agar cepet pulih. “ Kata ziana lalu mengusap kening ferry , terlihat senyuman ziana yang begitu tulus. Hingga membuat ferry juga melayangkan senyum malunya. “ masih sama , gak ada yang berubah. “ Gumam ferry yang kemudian membuat ziana mengerutkan kening nya. “ senyum mu itu loh masih sama , dan gak akan pernah berubah sepertinya. Sejak pertama bertemu hingga sampai saat ini. “ Lanjut kata ferry yang sontak meloloskan senyum ziana kembali mengembang. “ istirahatlah … “ Kata ziana dan kemudian berbalik untuk meninggalkan ferry yang masih menatapnya dengan tatapan yang banyak sekali pertanyaan di pikiran nya. “ zii , apa rasa itu masih sama? “ Bagai di sambar dengan ribuan petir saat ini , saat ziana mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan yang tidak ingin ziana dengar lagi. Dan lagi-lagi bukan nya ziana menjawab nya , ia hanya memilih melambaikan tangan nya dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. “ gak ada yang berubah sama sekali dari kamu zii. Jika memang benar ada nya reinkarnasi , aku akan meminta untuk di jodohkan dengan kamu zii dalam kehidupan selanjutnya. Cinta mu untuk ku seakan tak aka nada yang menandingi zii. “ Kata ferry yang masih melihat kepergian ziana yang suudah hilang  di balik pintu putih ruangan itu. { empat hari kemudian } Bandara seakan menjadi saksi bisu setiap pertemuan ziana dengan ferry akhir-akhir ini Hari ini ferry yang sedang menunggu penerbangan nya karena ia ingin mengunjungi zara di akhir pekan , apalagi bagi ferry pekerjaan nya pun sudah tidak begitu merumitkan. Dan beberapa jadwal nya pun sudah tidak terlalu padat. Saat ferry yang ingin melangkah kan kaki nya menuju ke arah toilet , ia melihat wajah yang tidak asing bagiya. Wajah yang selalu menamaninya walaupun ia sama sekali tidak pernah melihat kembali pada wajah itu. “ sedang apa zii? “ Tanya ferry yang akhirnya memilih untuk menemui ziana yang masih tampak sibuk dengan lapyop nya. “ ferry ... Kamu kok disini? “ Tanya ziana balik . “ aku tanya di jawab dulu napa , malah tanya balik. “ Gerutu ferry dengan dengusan kecil dan kemudian ia pun memilih untuk duduk tepat di samping ziana. “ aku ada seminar lagi di universitas yang di semarang , lah kamu sendiri mau kemana? “ Terang ziana dan kemudian melempar pertanyaan juga kepada ferry. “ aku juga ke semarang. “ Jawab ferry singkat , Dan tanpa ferry jelaskan pun pastinya ziana pun juga mengerti tujuan ferry untuk menemui siapa. “ berapa lama di semarnang zii? “ Lanjut tanya ferry , “ Cuma beberapa jam aja , setelah seminar aku langsung balik bandung lagi. “ Terang ziana singkat. Dan kemudian antara ferry dan ziana tidak bermunculan pertanyaan lagi. Mereka hanya berdiam diri dan menyibukkan diri mereka dengan gadjet mereka masing-masing. Hingga sampai tak terasa sekarang mereka pun harus berangkat pada penerbangan mereka yang sama. Dengnan pesawat yang sama serta kursi yang bersebelahan. Apa ini suatu kebetulan ataukah takdir yang telah menentukan ini semua.   **•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*   Setelah hampir satu jam lebih menempuh perjalanan , Akhirnya ferry sampai di semarang. Saat ia bergegas untuk pergi ke arah parkiran , ia teringat dengan ziana. Ferry baru menyadari jika tadi mereka berpisah di saat pengambilan barang , ia mencari keberadaan ziana namun ia tak nampak sama sekali. Dan kemudian ferry memutuskan untuk pergi ke tempat dimana zara berada saat ini. Walaupun zara tak memberitahu ferry dimana ia berada sekarang , Namun ferry dapat memantau setiap gerak-gerik zara saat mereka tidak bersama. Ferry memasuki salah satu taksi yang masih terparkir di tempat nya , Dan lalu menunjukkan alamat yang harus ia tuju saat ini. Dalam perasaan ferry sangat tidak karuan saat melihat posisi keberadaan zara saat ini. Walaupun memang pada dasar nya zara sudah dewasa , Tetapi ferry tidak pernah menganggap nya seperti wanita yabg memang sudah dewasa pada dasar nya. Karena bagi ferry , Zara masih banyak membutuhkan pengarahan dan masih butuh banyak  belajar untuk memilih teman yang tudak hanya merugikan dia saja. Ke khawatiran ferry sangat bertambah saat  ia sama sekali tidak bisa menghubungi zara. Pikiran ferry sudah sangat tak bisa terkontol lagi , Ia selalu berpikiran yang tidak-tidak saat ini. Karena bagi ferry tidak akan ada orang lain yang mampu mengerti zara kecuali dia. Hingga pada akhir nya ia sampai di tempat yang di tujukan pada letak zara saat ini , Tapi ferry semakin tak mengerti dengan semua teka-teki ini. Bagaimana mungkin zara ada di gedung yang nampak kosong dan terlihat seperti bangunan tua yang sudah lama tidak di pakai. Saat ferry ingin memasuki gedung itu , Tangan nya tertahan oleh dua orang satpam yang sedang menjaga di gedung tua itu. “ maaf pak , bisa anda tunjukkan id card member gedung ini pak. Karena saya perhatikan dari tadi , Sepertinya bapak bingung. “ Ucap salah satu satpam yang mencegah ferry. Dan ferry semakin kebingungan karena ia pun tidak memiliki apa yang di tanyakan oleh satpam itu. Tapi ia juga harus masuk untuk mencari zara. “ maaf pak , jika anda tidak punya id card member. Silahkan pergi pak. “ Kata satpam itu to the point , nampak wajah ferry yang sudah terlihat begitu menahan emosi karena perlakuan satpam yang mencegah nya ini. “ dia sama saya pak , Tolong lepasin. Mungkin dia tadi kebingungan cari saya waktu saya ke kamar mandi. “ Ucap ziana yang ternyata juga ada di gedung itu. Tatapan ferry semakin terkejut saat melihat ziana berada di sini , dan banyak muncul pertanyaan pada pikiran ferry. “ maaf bu , kami permisi. “ Kata salah satu satpam itu dan kemudian pergi meninggalkan ferry yang masih terpaku dengan apa yang sudah di lihat nya barusan. “ kenapa kamu di sini zii? “ Tanya ferry bingung. “ kan saya mau seminar , gedung nya memang terlihat kata gini ferr. Tapi dalam nya bagus kok. Cepet masuk. Tapi kenapa kamu disini? Bukan nya kamu mau ke tempat zara? “ Terang ziana dan kemudian bertanya kepada ferry. “ zara disini. “ Ucap ferry sambil menunjukkan handphone nya yang terlihat jelas posisi zara saat ini memang berada di dalam gedung itu. “ posesif banget sih. “ Decit ziana lalu melangkah pergi menuju ke arah pintu masuk gedung itu , dan kemudian di ikuti ferry dari arah belakang ziana. ❁ “ aku seminar di aula ini ferr , Kalau kamu penasaran dengan posisi zara saat ini. Kamu bisa muter-muter nyari dia. Aku bener-bener gak bisa bantu nemenin kamu ferr. “ Kata ziana yang nampak sudah mengerti apa yang ada di pikiran ferry saat ini. Wajah ferry sangat terlihat ketakutan jika terjadi sesuatu terhadap zara dan apalagi telpon nya pun tidak hisa di hubungi sama sekali. “ thanks , zii. “ Kata ferry tulus. “ aku masuk dulu ya ferr. “ Pamit ziana lalu memasuki aula tersebut , Dan kemudian ferry pun memilih untuk mencari zara dengan petunjuk yang ada di handphone nya. ◎ Sudah hampir satu jam ferry mengelilingi gedung namum tak membuah kan hasil , Hingga ia berhenti di depan aula yang di pakai ziana untuk seminar tadi. Ferry sudah merasa begitu lelah dengan keadaan nya , Tapi ia seakan tak ingin menyerah untuk mendapatkan keadaan zara yang masih terlihat sama dalam posisi Gps handphone nya. Ferry terkejut saat ada seseorang membuka pintu aula yang berada di depan nya itu. “ kok masih disini? “ Tanya ziana saat melihat ferry yang masih mematung di depan aula tempat nya seminar. “ gak ketemu. “ Kata ferry dengan nada yang terdengar kelelahan , Ziana sangat hafal bagaimana ferry. Ia memberikan sebotol air mineral yang ada di genggaman nya kepada ferry , agar ferry menimunnya terlebih dahulu. “ handphone. “ Kata ziana singkat , namun ferry tau apa yang di maksud nya. Ferry pun juga sangat menghafal ziana , karena apapun yang ferry inginkan dan ferry cari pasti akan di temukan oleh ziana. Mungkin memang bisa di sebut dengan suatu yang mustahil bagi seorang manusia bisa memiliki ikatan seperti itu. Tapi memang begitulah ziana , Ia mampu memberikan apapun yang ferry butuhkan. Tanpa ia sendiri meminta balasan atas semua itu. Dan kemudian ferry memberikan handphone nya , dan terlihat ziana membolak-balikan posisi handphone itu. Ferry sendiri pun tak mengerti mengapa ziana melakukan itu , tapi bagi ferry mungkin ini juga akan menentukan petunjuk sendiri bagi ziana. Dan ya benar , Ziana melangkahkan kaki nya menuju ke arah yang berlawanan dengan ferry tadi. Hingga mereka berhenti di suatu ruangan yang terlihat begitu tamaran , ruangan yang di dalam nya terlihat ada beberapa pasangan anak muda yang masih sedang di mabukkan dengan cinta yang salah. Hingga pandangan ferry pun tertuju pada sosok gadis yang begitu di cintainya yang nampak begitu mesra dengan sosok laki-laki di samping nya. Tak butuh waktu lama , Ferry pun kemudian menghampiri mereka. Hingga terjadi sesuatu hal yang benar-benar tak di inginkan. “ beraninya kau. “ Teriak ferry. “ buuuggg … “ Suara khas pukulan itu telah melayang pada wajah farel yang sudah berani nya memeluk tubuh mungil zara , zara yang sudah menjadi milik ferry seutuhnya. “ kenapa? Apa urusan mu , zara pun tidak masalah dengan perbuatan ku. Bukan nya kau melihat nya sendiri tadi , bahwa zara tidak menolak ku bahkan malah merespon ku lebih. Apakah semua itu kurang jelas. “ Ucap farel yang saat itu sudah lumayan terkapar tak berdaya karena pukulan yang di layangkan ferry kepadanya. “ kak stop , zara bisa jelaskan. “ Ucap zara yang juga memegangi tangan ferry. “ kau , … “ Kata ferry sambil mengambil baju farel hingga membuat nya sedikit terangkat ke atas. Namun , Apa yang hendak di lakukan ferry segera di halangi oleh ziana yang juga ada di sana. Melihat semua nya yang di lihat oleh ferry. “ tenangkan diri mu ferr , jangan gegabah seperti ini. Kau bisa meminta penjelasan nya langsung sama zara , tapi  aku mohon jangan seperti ini. “ Ucap ziana yang sudah menahan lengan ferry dengan kencang , Karena pada dasar nya pun ziana sudah sangat tak kuat menahan tubuh ferry yang bergelumit dengan amarah. “ maafkan zara kak , zara ... “ Kata zara dengan sesegukkan , ia sudah tak mampu lagi membendung tangisan nya. Tatapan sinis ferry semakin menjadi saat melihat zara yang hanya mampu terdiam atas perlakuan farel terhadapnya. Ferry pun seakan lepas kendali , Ia melangkah menuju ke arah zara yang semakin menundukkan wajah nya. Tapi lagi-lagi pergelangan tangan ferry telah di raih oleh ziana , Ia hanya mencegah ferry agar tidak menjadi brutal seperti ferry yang ia kenal dulu selama mereka di singapore. “ kita pergi ferr , Besok kita temui zara lagi. Please … “ Lanjut kata ziana lirih dan dengan tatapan yang berkaca-kaca , lalu kemudian ferry pun menuruti apa yang di katakana oleh ziana.   ( flashback off )     ‧͙⁺˚*・༓☾ bersambung ☽༓・*˚⁺‧͙  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN