chapter 25

1247 Kata
Bukan hal yang biasa bagi seorang ferry dalam hal menunggu. Ia sama sekali tak bisa menunggu apalagi mengnyia-nyiakan waktu nya tanpa suatu sebab tertentu. Kebisuan hanya menemani ferry saat ini. Sesekali ia melihat ziana yang masih di sibukkan dengan novel yang tengah di baca nya , dan ferry hanya memutar-mutar handphone nya saja. Ia pun sama sekali tidak berfikir melakukan hal apa untuk menghindar dari kejenuhan nya sekarang. Kemudian terdengar suara dering ponsel ferry berbunyi , Dan terlihat nama zara muncul di layar handphone nya. “ iya raa? “ Kata ferry saat menerima telpon dari zara. Dan pandangan yang mengejutkan bagi ferry saat ini , ketika ia melihat ziana dengan segera beranjak dari tempat duduk nya sekarang dan meninggalkan ferry yang masih menerima telpon dari zara. Pikiran ferry sangat di buat tak karuan dengan ziana. Apa yang sebenarnya ziana perbuat , seakan dia memang menghindari ferry entah semua itu tersadar ataupun tidak. “ kakak udah sampai? Kok gak ngabari zara? “ Tanya zara yang mungkin juga menaruh rasa khawatir. “ oh iya , Bagaimana aku bisa lupa ya gak ngabari zara. Pikiran ku terlalu kalut sama omongan papa dan sikap ziana yang lebih pendiam dari biasanya. “ Gumam ferry dalam hatinya , dan masih melihat ziana yang berpindah tempat. “ kak ... “ Panggil zara dari balik telpon nya. “ maaf raa , Kakak lupa bilang sayang. Pesawat kakak delay sampai penerbangan berikut nya raa? “ Ucap ferry memberi alasan yang entah ia sendiri pun tak bisa memahami dengan ucapan nya sendiri. “ ohh ... Kenapa kakak gak ngabari zara. Kan zara bisa nemenin kakak. “ Kata zara melayangkan protesnya kepada ferry. “ kakak pengen kamu istirahat raa , Biar cepat sembuh. “ Jawab ferry menjelaskan. “ zara istirahat dulu sana , jangan lupa makan lalu di minum obat nya. Kakak sayang zara. “ Ucap ferry menasehati zara , dan begitu lah zara yang selalu menuruti setiap perkataan ferry. “ ingat ya sayang ku , Jangan aneh-aneh lagi. Jangan deket-deket sama cowok lain ya. Kakak gak akan rela buat kehilangan kamu , paham kan sayang. “ Lanjut ucap ferry yang mendapati kekehan dari zara. “ zara cinta kakak , hati-hati ya kak. “ Ucap zara dan kemudian memutus panggilan telpon nya. Ferry yang mendengar nya hanya mampu tersenyum karena tingkah zara yang selalu malu-malu saat mengungkapkan rasa cinta  nya kepada ferry. Lalu , Pandangan ferry beralih pada ziana yang masih di sibukkan dengan novelnya. Akhirnya ferry memutuskan melangkahkan kakinya ke arah ticket sales untuk membeli lagi tiket untuk penerbangan nya. Rasa mengganjal pada perasaan ferry membuat nya membalikkan badan nya sesudah berjalan melewati ziana. Saat ferry sudah benar-benar berbalik , Ia melihat ziana yang tersenyum manis kepada nya. Dengan mendekap novel nya , ziana memberikan senyuman tulus pada sahabat nya itu. Sahabat yang sudah hampir beberapa tahun ini tidak ia jumpai.     。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆     ( beberapa minggu kemudian ) ❁ Zara yang berada di perpustakaan masih sibuk dengan tugas nya , ia di kejutkan oleh kedatangan dewi dan nadira. “ baa .. “ Ucap dewi dan nadira serempak hingga membuat beberapa pengunjung mengarahkan pandangnya pada mereka bertiga. “ kalian ini.. “ Kata zara sambil menarik tangan dewi dan nadira agar mereka mengikuti tangan zara yang menuntun nya untuk di kursi samping tempat duduk zara. “ ini perpus , bukan kantin. “ Lanjut ucap zara lirih. Dan kedua sahabat nya pun hanya menanggapinya dengan kekehan kecil sambil menutup mulut mereka. “ makan yuk , laper. “ Ajak nadira dengan perlakuan seperti pencuri yang mengendap-endap. “ kalian berdua dulu aja sana , tugas ku masih numpuk. “ Kata zara membalas perkataan nadira. “ entar kamu  sakit lagi raa kalau telat makan , Gak kasian sama kakak mu kalau pulang pergi bandung semarang. “ Ucap dewi dengan tatapan yang juga memelas , karena memang sebenarnya mereka berdua sudah begitu merasa lapar. “ baik-baik , Ayo ke kantin. Tapi nanti bantuin ngerjain tugas ya. “ Kata zara lalu menutup laptop nya dan memasukkan nya ke dalam tas. Dan kemudian melangkahkan kaki nya ke arah kantin , di ikuti dengan nadira dan dewi yang kemudian merangkul pundak zara.   ✧・゚: *✧・゚:*   Ferry masih di sibukkan dengan pekerjaan nya , Sangat begitu terlihat berantakan meja nya dengan beberapa dokumen yang harus ia pelajari lagi sebelum ia bertanda tangan di setiap lembar kertas dokumen. Belum lagi ia juga harus pergi ke departemen teknologi , Ada beberapa perihal yang harus di rapat kan dengan evan selaku CTO di perusahan IPI saat ini. “ masuk. “ Kata ferry saat mendengar sebuah ketukan pintu dari arah luar. “ maaf pak , Ini dokumen dari pak evan yang harus pak ferry tanda tangani. Dan ini dokumen susunan insvestasi yang akan di rapatkan nanti pak. “ Ucap syan yang datang sesuai permintaan dari evan kekasih nya yang juga selaku atasan nya. “ terimakasih syan , Oh ya syan tunggu sebentar. “ Ucap ferry terjeda , Dan terlihat ferry yang tengah memilah-milah dokumen di hadapan nya. “ berikan ini pada evan ya. “ Lanjut kata ferry sambil memberikan dokuman yang ia tujukan untuk evan. “ baik pak , saya permisi. “ Ujar syan kemudian meninggalkan kantor ferry. “ baru kali ini rasanya gak enak banget ini badan. “ Gumam ferry sambil memegang tengkuk leher nya sendiri , Dan seaekali ia pun memijatnya. Karena ferry sangat merasakan berat pada sudut kepalanya dan pada tengkuk lehernya juga. Namun ferry mengacuhkan nya , Ia lebih memilih untuk mendatangi rapat yang di adakan oleh evan. Karena pada dasar nya pun rapat itu juga tidak akan terlaksana jika dirinya sendiri tak juga menghadirinya. ❁ Debatan demi debatan sedang terjadi di ruang rapat kali ini. Ferry yang tak terlibat seperti biasanya memilih untuk tetap diam saja , dan mendengarkan setiap kata demi kata untuk ia pahami. Karena ia sama sekali tak mempunyai kekuatan untuk berbicara lantang seperti biasa nya. Pandangan nya lambat laun mulai memudar , kelopak mata nya pun terasa di kelilingi oleh kunang-kunang yang berputar. Hingga akhirnya membuat ferry tak sadarkan diri dan membuat semua orang yang berada di sekitarnya merasa begitu terkejut dengan apa yang terjadi pada ferry. Karena ferry terbilang seseorang yang begitu kuat dan tak pernah di landa sakit apapun. Tapi setelah apa yang terjadi saat ini , Terasa semua pernyataan itu terbantahkan. Dengan segera syan menelpon kan ambulance untuk membawa ferry agar mendapat pertolongan pertama dengan cepat. Terlihat wajah yang khawatir juga terlihat pada mimik wajah evan. Sebagai orang yang sudah mengenal ferry , Ini kali pertama ferry membuat nya merasa begitu jantungan. Setelah ambulance datang , Kemudian ferry di bawa nya untuk menuju ke rumah sakit terdekat yang di hubungi oleh syan untuk mengirimkan ambulance tadi. ❁ Beberapa perawat sedang mendorong tempat dimana terdapat ferry yang sedang berbaring tidak sadarkan diri , Untuk segera di bawa ke dalam UGD. Dan dari arah berlawanan pun terlihat dokter yang dengan gerak cepat nya menuju ke arah UGD. “ ferry .. “ Gumam ziana saat melihat siapa yang sedang berada di hadapan nya dengan keadaan yang sulit untuk di artikan. “ dokter kenal? “ Ucap salah satu perawat yang juga ada di samping nya. “ ini teman saya , berikan antibiotik dan diuretik suster. “ Perintah ziana kepada suster yang berada di sisi lain dirinya. “ masih sama , Tidak pernah menjaga kesehatan dengan baik. Dasar pembangkang. “ Gumam ziana sambil mengecek keadaan tubuh ferry yang masih tidak sadarkan diri.         。.。:∞♡*♥bersambung♥*♡∞:。.。  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN