Pagi-pagi Andin sebelumnya berubah semenjak ia tinggal dengan Alvaro. Jika biasanya ia tidak akan pusing memikirkan akan sarapan apa karena ada Bunda yang menyiapkannya, tapi kini ia harus membuat sarapan sendiri, di tambah satu porsi untuk si cowok ngeselin itu yang masih di dalam kamar. Entah apa yang Alvaro lakukan di dalam sana sehingga belum keluar dari dalam kamar. Andin berdecak kesal. "Ini dia masih tidur apa gimana sih? Lama banget di kamar!" Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Dan ia harus cepat jika tidak ingin terlambat datang ke kampus. "Alvaro!" Panggil Andin berteriak. "Lo ngapain sih di kamar? Ini udah jam delapan loh. Lo mau telat apa?!" Tak lama setelah itu pintu kamar Alvaro terbuka, Alvaro berjalan keluar dengan tas yang tersampir di bahu