Mengalah untuk melangkah

1215 Kata

Kania tidak bisa menahan kekesalannya saat melihat bagaimana Ratih yang terus terusan menempel pada Bima. Saat Kania mendekatinya, Ratih kembali muntah. Bahkan sampai menangis, itu membuat Kania merasa tidak percaya. “Aku udah ganti baju, udah gak pake parfume. Kok dia masih gitu sih?” “Kamu jangan masuk dulu, biarin dia tenang. Please kasian anak kita,” pinta Bima yang masih mencoba menenangkan Ratih di kamar mandi yang ada di dalam kamar private. “Ya suruh aja pelayan yang bantu dia, Mas.” “Pasti akan canggung. Please, Kania. Jangan sekarang.” Dimana Kania menghentakan kakinya kemudian melangkah pergi dari sana. Ratih yang sudah mulai mendingan itu membasuh wajah dan membersihkan sisa muntahannya. “Masih mual?” tanya Bima yang dibalas anggukan oleh Ratih. “Tidur lagi, perjalanan ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN