Prioritas yang terlihat

1719 Kata

“Kandungannya sehat, tidak apa untuk diajak liburan. Namun perhatikan mood sang ibu, usia janinnya masih dipengaruhi oleh emosi dari ibunya.” Begitulah penjelasan dokter yang segera Kania sampaikan pada suaminya, dimana dia terus mengatakan kalau Ratih itu siap untuk ikut dengan mereka. “Nanti kita bicara aja lagi di rumah,” ucap Bima yang sedang ditelpon Kania, dirinya masih berada di kantor. “Tapikan udah fiks, Mas. kata dokter gak papa.” “Mas mau tanya Ratih dulu.” “Kan tadi Ratih udah aku bilangin kalau dia mau.” “Kita bicara lagi nanti, Kania. Kalau Mas udah pulang,” ucapnya pada keputusan final kemudian mematikan sambungan. Dimana hal itu membuat Kania mendengus kesal. “Kenapa, Kak?” tanya Ratih yang duduk di samping Kania. Tanpa menoleh dari jalanan, Kania hanya menggeleng.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN