MENUNGGUMU

468 Kata
Desahan dan erangan terdengar kencang dalam kesunyian di ruangan itu. Sepasang lelaki dan perempuan beradu hasrat tak tertahankan. Tubuh keduanya menyatu saling merasakan tarikan nafas yang bergelora. Sampai akhirnya, keduanya merasakan puncak kenikmatan itu. Mereka telentang di atas tempat tidur tanpa sehelai benang pun. Tak berapa lama, sang lelaki berdiri, “Aku harus pergi sekarang.” “Kamu mau kemana?” Perempuan itu berusaha menahannya dan memeluknya dari belakang. Lelaki itu hanya diam dan terus mengenakan pakaiannya. “Lepaskan aku, Mitha pasti mencariku. Dia pulang sebentar lagi,” sambil melepaskan tangan yang menahannya. “Indra, kamu mau pergi begitu saja?” Teriaknya. “Ya, aku harus pergi,” Indra mengambil dompet dan kunci mobilnya di meja. Kedua tangan perempuan itu merangkul pinggangnya, “Jangan pergi.” “Aku rasa kamu cukup paham arti hubungan kita bukan?” Tangannya melepaskan rangkulan itu, lalu beranjak keluar dari kamar itu. Pintu apartemen itu pun tertutup. Perempuan itu hanya terduduk diam. Amarah membara didirinya. Rasa cemburu pada perempuan bernama Mitha makin membuncah. Tangannya mengambil gelas yang ada dihadapannya dan melemparnya hingga pecah. Lihat pembalasanku, geramnya. *** “Kamu dimana? Mau aku jemput sekarang?” Indra duduk di depan kemudi mobilnya. “Aku sudah di apartemen, sori tadi hp habis batere, ini baru sampai langsung aku charge,” Mitha merasakan jantungnya berdebar kencang, khawatir Indra tahu kalau ada lelaki lain menciumnya. Ah tidak hanya itu, mereka berciuman. Ya, ia pun merespon ciuman itu. “Halo, jangan melamun,” Indra setengah berteriak. “Sori, kenapa?” Mitha langsung tersadar. “Aku ke situ ya.. Kangen kamu, sehari ini kita tidak ketemu,” Indra seperti memaksa. Ah, rasanya tidak ingin ketemu dulu, tapi apa alasannya? Akhirnya, Mitha hanya bisa menjawab, “Ok.. Aku tunggu.” Tak berapa lama, bel apartemennya berbunyi. Entah kenapa rasa bersalah memenuhi relung hatinya. Dengan sedikit panik, Mitha membuka pintunya. Wajah tampan Indra terlihat berseri-seri, yang langsung menciumnya membabi buta, “Aku kangen kamu.” “Ah, lepaskan aku..” Mitha mencoba melepaskan dirinya, tapi Indra terlalu kuat memeluknya. Ia pun menerima ciumannya. Tangan Indra perlahan membuka kancing piyama yang ia kenakan. Mitha hanya pasrah membiarkannya. Indra mengecup gundukan itu dengan cepat, ahh.. Gairahnya langsung muncul.. Tanpa ragu, Indra melepaskan kaitan penutup buahdadanya hingga tersingkap dengan jelas. Lidahnya membasahi puncaknya berulangkali. Mitha merasakan dirinya begitu bergelora, tangannya meremas ujung bahu Indra berulangkali, menunjukkan betapa rasa itu tak tertahankan. Sampai akhirnya, Mitha tak lagi bisa menutupi rasa puasnya, “Ahhh.. Indra sayang..” Tangannya bergerak hendak menyentuh area sensitif kekasihnya, tapi Indra menahannya, “Kamu tahu kalau kamu menyentuhku sekarang, belum tentu aku bisa mengendalikannya lagi.” “Indra, kamu tahu bukan.. Aku..” Mitha menggigit bibir bawahnya, galau. Tapi Indra mengecupnya, “Jangan seperti itu, hanya bercanda. Aku akan menunggumu sayang, sampai kamu siap.” Mitha memeluknya. Indra hanya tersenyum.. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN