“Kamu kenapa?” Suara Anya menyadarkannya. “Jangan banyak melamun.”
Mitha hanya tersenyum, menghirup harum kopi dihadapannya. Ingin cerita, tapi rasanya memalukan. Akhirnya Mitha hanya menghela nafas, “Ah tidak mood hari ini.”
“Harus semangat!!! Tahu kenapa?” Anya dengan penuh semangat langsung berdiri dari kursinya. Mitha hanya tersenyum melihat kehebohan teman dekatnya itu. “Ah no response, tidak seru,” Anya langsung berbalik hendak meninggalkannya. Mitha menarik bajunya, “Apa?”
Anya langsung duduk mendekat, “CEO kita yang sudah semakin renta itu akhirnya pensiun. Daaan.. Berita mengejutkan adalah, ada CEO baru yangmana itu anaknya. Sudah dengar?” Mitha hanya menggelengkan kepalanya. “Ah reaksi kamu tidak seru!” Anya kehilangan semangatnya.
Mitha langsung tertawa, “Sori, sori.. Aku bingung, memang Bapak Gunawan pensiun?” Anya langsung terlihat lemas, “Kamu kerja dimana sihhhh? Itu beritanya ada dimana-mana, masa karyawannya sendiri tidak tahu?” Anya langsung membuka ponselnya dan menunjukkan berita mengenainya. Mitha langsung membacanya.
“Gunawan Abisatya pensiun dari jabatannya sebagai CEO PT Abisatya Besari, Tbk. Dilema mengenai CEO pengganti dari holding 32 perusahaan itu kini terjawab sudah. Sang anak pertama, Danudaru Abisatya (37), digadang-gadang kembali dari Inggris untuk memegang tampuk perusahaan sang mogul media dan layanan streaming di Indonesia tersebut. Meski hingga kini, tidak ada satupun media yang memiliki foto dan wajah jelas dari pewaris tahta sang ayah. Semua masih tutup mulut dan merahasiakan keberadaannya….”
“Hmm… Aku baru tahu,” Mitha menggumam sendiri. Anya hanya geleng-geleng kepala, “Kamu.. Heran deh, meski kita tidak langsung berhubungan dengan CEO, tapi kan kamu Head of Planning yang langsung berhubungan sama VP.”
“Kurang nyimak akhir-akhir ini,” Mitha menatap kosong. “Ah, ini kan berita besar, trending sudah beberapa hari ini. Kacau…” Anya hanya geleng-geleng kepala.
Ya, ia sedang galau. Banyak hal mengganggu pikirannya. Ciuman dengan pria itu.. Ahhh… Entahlah. Kenapa ia selalu mengingatnya..
***
“Aku mau ketemu kamu malam ini,” Perempuan itu meneleponnya. Indra reflek menganggukkan kepalanya, “Nanti aku mampir.”
Indra terdiam di kursi kerjanya. Saat bertemu Mitha, rasanya semua mimpi jadi nyata. Kekasihnya itu begitu cantik, memesona, dengan tatapannya yang lembut. Tubuhnya memiliki tinggi badan ideal untuk seorang perempuan, mungkin sekitar 165 cm dengan berat badan seimbang. Apapun yang ia kenakan selalu membuatnya menarik. Indra langsung jatuh hati pada tatapan pertama. Belum lagi sifatnya yang perhatian dan memiliki empati tinggi pada sekitarnya.
Hubungan mereka berjalan baik, sampai Mitha menolaknya untuk berhubungan badan. Ternyata kekasihnya itu belum tersentuh siapapun. Ah.. penolakan itu hanya membuatnya makin menginginkannya. Apalagi saat hubungan mereka beranjak memasuki bulan keenam, Mitha tahu kalau hasratnya makin tak tertahankan.
Akhirnya, perlahan Mitha membiarkan menyentuh miliknya dan sebaliknya. Kecuali bagian sensitif itu. Saat pertama kali melihatnya, hasrat Indra begitu bergelora. Buahdadanya bulat dan ranum seperti buah yang baru mengkal. Belum lagi, bagian belakangnya yang membulat, padat dan kencang. Kulitnya begitu mulus, putih dan bersih. Semua bagian tubuh kekasihnya begitu indah dan menggodanya.
Indra tahu hatinya hanya untuk Mitha, tapi.. Hasratnya sebagai laki-laki tak kuat menahan godaan itu. Apalagi banyak perempuan menginginkan dirinya.
Ya, seorang Indra, tampan, pemimpin perusahaan selular terkemuka, pintar, sukses, kaya raya, siapa tidak tergoda? Indra pun cukup menyadari hal itu.
Banyaknya godaan berhasil membuatnya tidak mau terikat pada satu perempuan. Mitha memang berhasil mengikat hatinya. Tapi pernikahan? Rasanya belum waktunya. Indra akui, setiap hari tidak bisa terlewati tanpa mendengar suara kekasihnya. Rasanya kehilangan gairah tanpanya. Perempuan lain hanya jadi pemuas hasratnya semata. Tidak ada yang betul-betul membuatnya beralih dari kekasihnya itu.
Andai saja, Mitha memberikan dirinya, rasanya Indra tidak akan menyentuh perempuan lain. Tapi entahlah…
***