Bagian 14 "Alhamdulillah Nak Zahra, akhirnya kamu mau memaafkan Fahri. Makasih ya, Nak. Ibu senang sekali," ucap ibu mertua sambil menggenggam tanganku. Ibu sudah diperbolehkan pulang dan sekarang kami sedang dalam perjalanan menuju rumah. Ya, aku memutuskan untuk bertahan bersama Mas Fahri. Bukan karena aku masih mencintainya. Namun karena ingin merebut kembali apa yang sudah menjadi hakku. "Bu, enggak lama lagi kan Ibu mau punya cucu. Gimana perasaan Ibu, senang enggak?" tanya Mas Fahri yang duduk di bangku kemudi. "Iya, senang sekali. Ibu udah enggak sabar. Enggak lama lagi kamu akan menjadi seorang ayah dan Zahra akan menjadi Ibu." "Iya, Bu. Nanti bayi yang dilahirkan oleh Maria akan menjadi milikku dan Zahra seutuhnya. Iya kan, Sayang?" "Fahri, maaf, Ibu tidak bahagia untuk ke