Bagian 15 Malam semakin larut. Hujan turun dengan derasnya disertai bunyi petir yang menggelegar. Membuat suasana di kamar ini terasa mencekam. Di tengah dinginnya malam, aku meringkuk di bawah selimut sambil memeluk guling. Kuraba kasur di sebelahku, biasanya Mas Fahri ada di sini, di sisiku. Sekarang tidak lagi. Hanya bantal dan gulingnya saja yang masih berada di sini. Mungkin sekarang Mas Fahri sedang berpelukan dengan istri sirinya itu. Sedangkan aku di sini harus melewati malam yang panjang seorang diri. Sepi. Kucoba memejamkan mata ini, tetapi sepertinya mata ini enggan untuk diajak kompromi. Kantuk tak juga datang biarpun sudah beberapa kali aku mengubah posisi tidur. Malam ini, untuk pertama kalinya aku tidur terpisah dengan Mas Fahri. Serumah tetapi pisah kamar karena sudah