Zero melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir lima belas menit berlalu, tetapi Ruby masih belum keluar dari rumah kumuh itu. Bukankah Ruby hanya ingin menjenguk temannya yang sudah dua hari ini tidak masuk kuliah? Namun, mengapa harus begitu lama? Seharusnya gadis itu hanya melihatnya sebentar, lalu langsung keluar lagi. Seketika Zero mendengus. Padahal masih ada banyak pekerjaan yang sudah menunggunya di kantor, tetapi Ruby malah membuatnya menjadi seorang direktur yang lalai menjalankan pekerjaannya sendiri. Seandainya Zero bukan seorang direktur dan merupakan anak dari pemilik perusahaan, mungkin kariernya di perusahaan sudah habis. Dia akan dipecat dan tidak akan dibutuhkan lagi. “Sepertinya gadis itu ingin membuatnya masuk ke dalam rumah kumuh itu dan kemudian menj