“Karena dia sudah punya istri, Mbak!” teriak Aira. “Aira?” lirih Andri. Mendadak perasaannya menjadi tidak tenang. Terlebih melihat Aira yang muncul entah dari mana? Aira melayangkan tatapan tajam kepada Silvia, begitu pun sebaliknya. “Kacau, bakalan ada perang nih,” gumam Andri seraya memejamkan matanya. Ia mulai berpikir, bagaimana agar istri dan mantannya tidak bertengkar atau semacamnya. Aira mendekat ke arah Silvia. Berhenti tepat di hadapannya, menatap Silvia dari atas hingga ke bawah. “Lumayan,” kata Aira lalu duduk di samping Silvia. Ia sengaja melempar kotak cake yang dibawanya, di atas meja. Aira mengambil satu gelas minuman yang ia beli sebelumnya. “Minum dulu, Mbak. Biar kuat,” ujar Aira seraya memberikan segelas minuman kepada Silvia. Setidaknya, biar kuat adu jambak. Itu