Part 7

1107 Kata
Nicholas Matteo, model pria yang entah bagaimana jejak karirnya terus mengekor di belakang Megan Ailee. Dan pria itu memiliki obsesi konyol untuk memasangkan nama Matteo di belakang namanya. ‘Kebetulan sekali, namaku Megan Matteo,’ tandas Megan dengan delik peringatan ketika Nicholas mengungkapkan keinginannya tersebut. Tepat di hari pernikahan dan Mikail. ‘Mulai hari ini.’ Senyum Nicholas melengkung dengan tanpa dosa, sebelum kemudian berubah menjadi cemberut yang dibuat-buat. ‘Sayangnya, Matteonya bukan milikku.’ ‘Yup, sayang sekali,’ balas Megan dengan cemberut yang dibuat sepalsu mungkin, lalu berbalik pergi meninggalkan Nicholas dengan buket bunga pernikahannya dan Mikail. Megan masih bisa mengingat semua itu di benaknya. Hingga sekarang. Bahkan setelah setahun pernikahannya dan Mikail, perasaan Nicholas padanya tetap tak berubah. Semakin hari, pria itu tak sungkan untuk mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan di hadapannya maupun Mikail. Sejak remaja, banyak agensi menawarkan Nicholas untuk menjadi seorang model berkat wajah pria itu yang sempurna tampan. Akan tetapi, semua tawaran menggiurkan yang ditawarkan tak satu pun berhasil membuat Nicholas terjun ke dunia model. Hingga di hari perceraian Mikail dan Megan, dan sang pujaan hati yang memutuskan untuk melanjutkan impian di luar negeri. Akhirnya membuat Nicholas berhasil menjadi model pria paling seksi dengan bayaran tertinggi. ‘Kita harus merayakannya, Megan. Hari ini namamu sudah berubah menjadi Megan Ailee, lagi.’ Senyum di wajah Nicholas melengkung semakin tinggi. Memasang cemberut, tetapi kesulitan menahan senyumnya tak lebih lebar lagi. ‘Aku ingin bersedih, tapi … aku tak bisa menahan hatiku yang berbunga-bunga karena dirimu, Megan.’ Megan menggelengkan kepalanya, menepis semua ingatan itu dari benaknya. Kembali ke dunia nyata. Sekarang. Saat ini, ia tengah duduk di kursi dengan perias yang sibuk memastikan tatanan rambutnya tertata sempurna. Tepat ketika Nicholas memasuki ruang rias dan langsung menemukan dirinya. Megan tak perlu melirikkan matanya, suara langkah yang semakin mendekat memberitahunya bahwa pria itu menghampiri. Menyandarkan tubuh di meja rias. “Pagi, Malaikatku.” Dengan senyum sejuta dollarnya, Nicholas memberikan seluruh binary cintanya kepada Megan. Megan tetap bergeming dengan posisinya yang tak berubah. Tetapi dengan sudut matanya, ia bisa merasakan tatapan memuja Nicholas yang benar-benar membuatnya jengah setengah mati. “Pagiku tak pernah secerah hari ini, bangun tidur dan kaulah satu-satunya wajah yang kubayangkan berbaring di sampingku.” Megan tak tahan dengan kalimat Nicholas yang satu ini. Ia mengerakkan wajahnya ke samping, memberikan perhatiannya pada pria itu. Meski tahu Nicholas merasa menang dengan perhatian yang ia berikan. Nicholas membungkukkan punggungnya dan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Megan. Kemudian menghirup udara di sekitar wanita itu dalam-dalam. “Kau ganti parfum?” Megan mendesah dengan jengkel dan menarik tubuhnya mundur ketika penata rambutnya selesai. Nicholas tahu apa pun tentang dirinya. Sok tahu akan setiap inci tubuhnya. “Kali ini, berapa banyak ganti rugi yang kau bayar untuk pembatalan kontrakmu dengan Mr. Smith?” tanya Megan dengan tanpa penyesalan sedikit pun. Alasannya kembali ke negara ini adalah karena Nicholas berhasil menandatangani kontrak besar dengan salah satu brand pakaian dalam terbesar di LA. Nicholas hanya mengedikkan bahunya, tak pernah mempermasalahkan berapa banyak setiap sennya yang terkuras. Selama itu membuatnya bisa menatap wajah cantik Megan. “Aku bekerja bukan untuk itu.” Megan memutar kedua bola matanya dengan jengah, dan merasa lega ketika Steven, manager Nicholas memerintah pria itu untuk segera dirias sementara Megan melakukan pemotretan lebih dulu. Yang membuat Nicholas memutar kursi menghadap area pemotretan Megan dan membiarkan perias melakukan tugasnya tanpa menghalangi pandangannya dari Megan yang tengah melakukan berbagai pose di depan kamera. Megan sudah terbiasa menghadapi pandangan Nicholas yang menelanjangi seluruh tubuhnya. Dan pilihan akhir yang ia miliki hanyalah membiarkan dirinya menjadi pemandangan sempurna untuk pria itu. Ia hanya perlu mengabaikannya dan menjadikannya sebagai salah satu dari hujan perhatian yang diberikan dunia padanya. Tetapi tidak untuk … Mikail Matteo. Suara langkah yang memasuki area pemotretan segera mengalihkan fokus Megan dari posisinya yang tengah menampilkan keseksian pinggangnya di depan kamera. Membuat cameramen mendapatkan gaya yang sama dalam dua kali jepretannya lalu berhenti untuk memberikan perhatian pada Megan yang tampak tidak fokus. Kameramen tersebut menangkap kepucatan di wajah Megan dan keningnya berkerut. “Kau baik-baik saja?” Megan memutar wajahnya ke arah Anthony dan segera menguasai ekspresi wajahnya lalu menggeleng pelan. Melanjutkan beberapa jepretan dan Megan berusaha keras untuk fokus dengan keberadaan Mikail yang mulai bergabung di balik layar untuk memastikan semua pekerjaan persis seperti yang diinginkan oleh pria itu. Megan sempat melihat Nicholas dan Mikail saling menyapa dengan sikap dingin sebelum Nicholas bergantian dengan Megan. Sementara Megan berganti pakaian. Setelah sesi pemotretan Nicholas selesai, Megan menunggu Nicholas berganti pakaian dan keduanya bersiap untuk pemotretan bersama. Megan menyumpah dalam hati ketika telapak tangan Nicholas yang menempel di atas pantatnya, sengaja bergerak lebih turun. Salah satu tangannya melingkari leher Nicholas dan telapak tangannya menempel di d**a pria itu. Sementara satu tangan Nicholas di dagu Megan, dan tangan lain pria itu ada di punggung Megan. Yang bergerak semakin turun dan semakin turun. “Kenapa?” Bibir Nicholas yang tersenyum bergerak membentuk satu tanya tersebut tanpa suara. Wajahnya bergerak semakin dekat dan nyaris menempel, menikmati setiap momen keromantisan palsu yang ia miliki bersama Megan. Kedua bola mata Megan mendelik sempurna, meski senyum tertampil di kedua ujung bibirnya. Memastikan tidak ada yang janggal saat kamera menangkap ekspresi dan pose dirinya bersama Nicholas. Megan bergerak lebih maju, nyaris menempelkan bibirnya di bibir Nicholas tetapi kemudian bergerak ke samping. Memosisikan bibirnya mencium rahang tegas Nicholas dan sekali lagi kamera menangkap gambar tersebut. Ia bisa mendengar decak puas Anthony melihat hasil gambar pria itu. “Kau mau mati?” bisik Megan dengan suara selirih mungkin tetapi cukup ditangkap oleh indera pendengaran Nicholas. Kali ini Nicholas yang mengambil alih pose dengan mendorong tubuh Megan ke depan, membuat posi “Kau tahu aku rela mati demi dirimu, Megan,” bisik Nicholas dan mengakhiri bisikannya dengan satu jilatan di ujung daun telinga Megan. Wajah Megan merah padam, tetapi ia berusaha sangat keras mengabaikan semua kelancangan Nicholas. Terutama dengan keberadaan Mikail di ruangan ini. Ia harus bersikap professional. Dan menyadari bahwa hidup Mikail yang berjalan baik-baik saja, ia pun harus terlihat hidupnya baik-baik saja di depan pria itu. Agar pria itu tidak bersikap semena-mena akan hidupnya yang menyedihkan. Cukup dirinya yang menyadarinya. Di sisi lain, tentu saja adegan itu tertangkap oleh kedua mata Mikail. Bibir pria itu bergerak menipis dengan keras dan tajam. Reaksi spontan yang tak bisa Mikail tahan. Mikail berusaha abai, tetapi tetap saja ketika ujung baju Megan yang sedikit tersingkap setiap kali wanita itu bergerak membuat ujung bibirnya berkedut tak suka. Dan emosi di dadanya bergemuruh ketika kulit mulus dan putih wanita itu tak hanya dilihat olehnya. Tetapi juga oleh pria-pria yang berada di sekitar mereka. Tertangkap oleh kamera. Ditambah, yang tak terampuni, Megan membiarkan pria lain menyentuh keindahan tersebut. Yang adalah sepupunya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN