Sinar matahari pagi, mulai menyapa warga dunia yang saat itu berada diseputar Miami, Amerika serikat. Cuaca di luar benar-benar cerah. Namun bertolak belakang dengan perasaan seorang wanita yang baru saja menikah, Shirley Murray.
Ia kini berada dalam walk in closed kamar pengantin yang kala itu di desain sangat elegan bertabur mawar putih kesukaannya. Dengan tak lupa pula beberapa lilin-lilin beraroma therapy malam hari tadi, sangat banyak bertebaran disekeliling ruangan itu. Meski beberapa jam kemudian Adam mematikan api yang membakar sumbu benda-benda tersebut.
"Brenggsekkk... Aarggghhh... Apa yang kau lakukannn... padakuuu... Adam Reinhard Lewisss.... Aku menjaga diri ku selama bertahun-tahun untuk Steve dan kau merusaknya begitu saja? Arrrghhhg... Terkuutukkk... kauuu... Adaammm... brenggsekkk... Aarggghhh... Bruuughhh... Praankk.. Auuww..."
"Shirleeyyy... Apa yang kau lakukan? APA KAU SUDAH GILA?"
Adam berjalan cepat menghampiri Shirley dan menangkap tubuh Isterinya yang terhuyun dan hampir jatuh ke lantai. Wanita itu menendang kaca di walk in closed secara tanpa sengaja saat ia bangkit berdiri dan akan keluar dari tempat tersebut.
Dirinya begitu murka mana kala rasa sakit dari bagian selangkangannya terasa begitu menyakitkan. Ia lantas tak lagi bisa berpikir jernih hingga pada akhirnya melalukan hal tersebut.
"PERRGIII... ADAAMMM... KELUUAARR... DARI KAMARRR KUUU... Aku benci pada mu... Aku sangat amat membenciii... muu... PLAKKK..."
Sebuah tamparan keras. Lantas begitu saja mendarat di pipi kanan Adam Lewis. Yah, meskipun hal itu tak terasa sakit. Namun Adam yang sama sekali tak tahu menahu perihal sang Isteri menamparnya, terang saja membuat ia pun mulai emosional.
Lelaki itu kemudian menarik lengan Shirley dengan kasar, hingga tubuh lemasnya mendarat dalam pelukan Adam Lewis.
"Apa yang kau lakukan ini, Wives? Kau marah karena kejadian semalam? Hahahaha... Apa kau sudah lupa bila aku adalah Suami mu, huh? Apa kau masih berharap Steve akan menikahi mu? Hahaha... Jangan bermimpi Shirley Murray! Ia sudah termakan bujuk rayu Pricille Knowles hingga meninggalkan Marlyn. Kau tau kan ia selalu memuja Adik ku bahkan hampir bertunangan? Sebaiknya mulai hari ini kau belajar menjadi wanita yang baik jika kau masih ingin hidup aman, Shirleeyyy...!!! Karena aku mungkin akan dengan mudah menjatuhkan kejayaan Aya--"
"BRUUGHHH... LEPASSS... KAU INGIN MENJATUHKAN DADDY KU? Kau lupa siapa dia? Kau tidak ingat jika Daddy ku lah yang mengajari mu bagaimana menjadi seorang pembunuh? APA PERLU AKU CERITAKAN KEMBALI PADA MU, HAHHH? Dengarrr... Tuan Adam Lewis yang terhormat!!! Aku tak pernah takut dengan kau atau siapa pun bila aku tak sama sekali memiliki kesalahan. Bruuughhh... Klik..."
Shirley Murray, memberontak dalam pelukan Adam Lewis kala itu. Saat ia kembali berdiri tegak tanpa bantuan sang Suami, ia lantas berkata setengah berteriak sembari pelan tapi pasti, melangkah merapatkan tubuhnya ke d**a bidang lelaki itu.
Hanya saja saat ada kembali mencium bau cherry bolsom yang menguap keluar dari sintal Shirley dan melihat bagaimana lekuk tubuh itu tercetak nyata dibalik tipisnya lingerie yang Isterinya kenakan? Tiba-tiba saja kesadaran lelaki itu mulai terbang melayang jauh kembali pada kejadian dimana peristiwa percintaan panas mereka semalam terjadi.
Sehingga saat ia menutup kedua mata, secara cepat Shirley mendorong tubuh besar Adam Lewis hingga jatuh terjerebab ke lantai dan dengan cepat ia memborgol sebelah pergelangan tangan lelaki itu ke tiang penyangga lemari.
Maka begitulah yang kini terjadi. Adam Lewis yang sudah kemarin malam dengan sengaja memasang borgol itu agar pagi ini dapat kembali mengajarkan gaya percintaan baru dengan mengambil tempat dalam walk in closed dan memasang borgol tersebut, kemudian menjadi sangat kesal karena merasa seperti senjata makan tuan atas ulahnya sendiri.
"APA-APA INI? Kembali dan lepaskan borgol ini dari pergelangan tangan ku atau kau akan ku hukum, Wives!!!"
"Deg..."
Shirley Murray, tak ayal menghentikan langkah kakinya yang sudah hampir sampai ke pintu keluar Walk in Closed. Hatinya sedikit terenyuh, saat Adam kembali memanggil namanya dengan kata 'Wives'.
Jangan ditanya bagaimana perasaannya wanita anggun itu saat ini. Sebuah letupan merah yang perlahan membuncah dari dalam diri. Lambat laun terlihat di wajah cantiknya.
Lantas karena hal kata itu kembali Adam lontarkan dari pita suaranya? Maka entah dorongan dari mana? Shirley kemudian berbalik dan kembali menampakkan batang hidungnya. Ia berkacak pinggang di depan pandangan memelas Adam Lewis dan pemandangan lekuk tubuh seksi Shirley itu pun lagi-lagi tercetak jelas.
"Bukankah kau yang memasang borgol itu disana, heemmm? Lalu mengapa kau harus meronta? Harusnya kau berterima kasih karena aku telah mempertemukan kau dengan benda yang merupakan milik mu. Well, aku akan berendam. Kau tunggu saja disini. Setelah itu aku baru kau bo--"
"DOOORRRR... DOORRRR..."
"ARGGHHGGGG..."
Suara letusan tembakan terdengar jelas di telinga Shirley Murray. Jelas sekali ia pun kemudian berlari memeluk Adam Lewis erat-erat dan lelaki itu pun membalas pelukan sang Isteri dengan menampilkan wajah paniknya disana.
Suara letusan tembakan itu ternyata berasal dari luar rumah. Temu kangen antara dua pria tua yang telah semakin mempererat tali persahabatan mereka menjadi keluarga, lebih tepatnya pasangan besan? Nyatanya telah membuat mereka berdua, Jhonny Murray dan Charles Gotta Lewis kembali melakukan hobby lamanya.
Mereka berdua sedang berlatih menembak di halaman belakang Mansion milik keluarga besar Murray yang berada di Miami, Amerika serikat. Namun karena kedua pasangan pengantin baru tersebut tak juga keluar dari kamarnya sejak tadi, maka Shirley dan Adam pun tak tahu kejadian tentang latihan menembak tersebut.
"Ak...Akuu... Takutt... Adammm..."
Menegang. Tubuh atletis Adam Lewis yang hanya menggunakan sebuah boxer itu. Jelas bereaksi seketika saat Shirley memeluknya dengan erat. Berbeda dengan Mendiang Angel atau Agatha Stewart yang harus lebih dahulu menyentuh alat vitalnya lalu mulai bereaksi? Kini tidak dengan seorang Shirley Murray.
Sebab dengan hanya memeluk seperti itu saja, semua hal tentang malam pertama yang mereka lewati beberapa jam lalu. Nyatanya telah kembali berputar layaknya slide video dalam ingatan seorang Adam Lewis.
Lelaki itu berusaha dengan kuat menahan dan melawan ego dalam diri. Namun percuma karena pada akhirnya ia menyerah ketika yuniornya semakin mengeras dibawah sana.
Tak ayal, tanpa berusaha berkata sepatah kata pun. Adam Lewis dengan cepat memegang tengkuk Shirley dengan lembut dan menatap netra cokelat wanita yang telah ia nikahi itu dengan tajam.
Lalu jangan tanya apa lagi yang terjadi disana. Jelas saja apa yang kalian pikirkan terjadi jua saat itu.
Adam sedikit membungkukkan badan, memutuskan jarak diantara mereka. Hingga tak lama Shirley mulai hanyut dalam panasnya 'Morning Kiss' pertamanya bersama Adam Lewis.
"Wivesss..."
Adam mengesahkan nama Shirley dengan sangat lirih. Meskipun borgol itu terasa begitu menyakitkan di pergelangan tangannya. Tapi tak juga mampu membuat ia berhenti mengecap bibir manis Shirley.
Aktivitas saling melilitkan lidah, mengeksplore seluruh ruang dalam mulut Shirley dan juga jari jemari yang ikut berpartisipasi, seakan tak bisa ia hentikan begitu saja. Pun demikian yang Shirley lakukan. Ia bahkan beberapa kali mengerang nama sang Suami, Adam Lewis tanpa sengaja. Ketika logikanya semakin bertolak belakang dengan suara hati.
"Oouughhh.. Adaaammm..."
Adam semakin bersemangat memperdalam ciuman, ketika jelas sekali gendang telinganya mendengar Shirley mengerang namanya. Kecupan ringan kemudian ia berikan di sepanjang leher jenjang Shirley Murray, saat ledakan hasrat yang menuntut kearah sebuah pelepasan semakin tak tertahankan.

Maka terjadi kembali lah sebuah pergulatan panas disana. Adam sibuk membuka paksa lingerie tipis yang Shirley kenakan. Meski pergelangan tangan kanannya terpasang borgol disana.
"Adaammm... Nooo... Ak..uuu... Aaa-- Oouughhh... Shiitt... Adaammm..."
Shirley sadar akan apa yang akan mereka lakukan pada saat itu. Otaknya berpikir cepat, ketika kembali mengingat jika ia tak sebaiknya terus memberikan kesempatan pada Adam untuk terus menyentuh tubuhnya.
Tapi ketika gundukan daging yang berada di d**a Shirley telah di kecap dan dimainkan lidah basah Suaminya? Maka semua pemikiran tentang logika itu berbanding terbalik dengan gejolak panas yang ia rasakan dari dalam diri.
Bahasa tubuh Shirley yang berkata jika ia sangat ingin Adam terus menyentuhnya. Membuat kata-kata penolakan yang sempat tersusun rapi dalam otaknya kini satu persatu satu, berganti dengan telapak tangan Shirley yang sudah sibuk memegang kejantanan Adam dari luar boxer tersebut.
"Lepaskan saja, Wives. Aku sangat suka melihat kau cepat belajar seperti ini."
"Auuww... Shiitt...!!!"
Adam berkata sembari menjambak rambut panjang Shirley dan membawa kepala wanita itu untuk berada tepat di kejantanan yang masih terbungkus boxer. Meski dari intonasi bicara Adam terdengar sangat lembut, tapi gangguan jiwa OCD akut yang ia derita nyatanya masih saja membuatnya acap kali berperilaku keras saat sedang bercinta.
Ia cenderung menunjukkan sisi kedominannya saat dulu masih bersama Mendiang Angelic Cartney, sangat menjadi-jadi ketika menyekap Agatha Stewart dalam kastil miliknya dan kini sekali lagi ia berusaha ingin menegaskan pada Shirley Murray, wanita yang sudah ia nikahi. Bahwa dalam hal bercinta sekali pun. Seorang Adam Lewis yang berjuluk 'Malaikat kematian', tak akan bisa dibantah.
Namun sayang seribu sayang. Ternyata kali ini pikiran dan keinginan Adam Lewis tak sejalan dengan pemikiran sang calon Submissive. Karena saat Shirley sudah membuka boxer milik Adam dan dipaksa oleh sang lelaki untuk bercinta dengan mulutnya. Sebuah insiden tak mengenakkan terjadi disana.
"AARRGGHHHH... SHIIITTT... BREENGSEKKK... PLLLAAKKK..."
"Aaarghhh... Bruughhh..."
Sebuah tamparan keras. Adam layangkan pada pipi mulus Shirley Murray karena wanita itu ternyata tak melalukan tugasnya dengan baik. Ia malah mengigit kejantanan Adam kuat-kuat dan pada akhirnya mendapatkan sebuah tindakan spontan yang mampu membuatnya terjatuh ke lantai dengan bendungan air mata yang pada akhirnya bobol tak bisa terelakkan lagi.
" APA YANG KAU LAKUKAN, SHIRRLEYYY... AKU BERUSAHA MENGAJARI MU BAGAIMANA TUGAS SEORANG ISTERI DAN KAU MELAKUKAN INI PADA KU? DASARRR... WANITA BODOHHH!!! PANTAS SAJA JIKA STEVE TAK TERTARIK DENGAN MU. BERCINTA SAJA KAU--"
"CUKUP!!! Aku menikah dengan mu bukan untuk kau jadikan pemuas nafsu birahi, Tuan Adam Reinhard Lewis yang terhormat! Kau lupa bila ini semua hanya karena kita berdua sudah dijodohkan sejak dulu? Daddy ku tidak berhutang pada keluarga besar Lewis. KAU PIKIR AKU AGATHA STEWART? KAU PIKIR AKU AKAN TINGGAL DIAM KETIKA KAU MEMPERKOSANYA? JANGAN KAU BERPIKIR KITA MELAKUKAN HAL INI SEMALAM ATAS DASAR AKU MAU KAU TIDURI, ADAM! AKU MABUK DAN KAU MEMANFAATKAN KETIDAK SADARAN KU DENGAN DALIH PERNIKAHAN. KAU PECUNDANG! APA PERNAH KAU MERAKAN SEPERTI APA MENCINTAI SESEORANG DENGAN SETULUS HATI MU? APA PERNAH KAU MENGHARAPKAN SUATU KETIKA DAPAT MENIKAH DENGAN ORANG YANG KAU CINTAI DAN MELAKUKAN MALAM PENGANTIN YANG INDAH DENGAN BERJUTA RASA SAYANG? KAU HANYALAH LELAKI EGOIS YANG SELALU MEMAKSAKAN KEHENDAK MU ATAS DASAR HARTA DAN KEKAYAAN PADA SEMUA WANITA, ADAM. TAPI KETIKA KALI INI KAU BERTEMU DENGAN KU? JANGAN HARAP AKU AKAN TINGGAL DIAM DENGAN SEMUA KELICIKAN MU."
Shirley berkata dengan sangat berapi-api saat ia sudah bangkit berdiri. Tatapan tajam berserta ocehan yang tak kalah tajamnya itu terasa sangat menusuk tepat di jantung Adam Lewis hingga membuatnya sedikit bergidik dan tentu saja menyesali perbuatannya yang telah menampar Shirley tadi.
Yah logikanya, lelaki mana pun pasti akan melakukan hal tersebut jika anggota tubuh tersensitif itu diperlakukan seperti itu bukan? Jadi bukan maksud Adam untuk menyakiti Isterinya. Tapi ketika Shirley ternyata salah kaprah dengan keinginan Adam yang berniat mengajarinya bagaimana cara bercinta dengan serentetan amukan tadi, maka kini rasa bersalah lah yang bergelayut dalam otak kecil Adam.
Sehingga saat Shirley berusaha keluar dari walk in closed dengan melintasi tempat dimana lelaki itu berpijak? Maka dengan cepat pula Adam menyambar tubuh sexy Shirley. Lengan keluarnya yang bebas kini membawa Shirley kembali masuk dalam pelukannya, mengecup puncak kepala wanita itu serta membisikkan sebuah kata yang ternyata mampu membuat Shirley berhenti memberontak.
"Maafkan aku, Wives. Aku hanya ingin mengajari mu bagaimana cara bercinta. Ak..kuuu... Akuuu... Aku sangat suka tingkah liar mu semalam. Cuuuppp..."
Adam berkata sembari sekali lagi mengecup rahang indah Shirley Murray.
"Aku pikir kita bisa sekali lagi melakukannya. Jika kau tak menginginkan itu mengapa p******a mu sangat keras, hem? Atau jika kau mau. Kita bisa menjadi patner seks yang baik meskipun pernikahan ini adalah sebuah perjodohan, bukan? Cuuppp... Cuuppp..."
Ia benar-benar berusaha agar tak meledak saat cherry bolsom kembali terhirup oleh indera penciumannya.
"Terlepas dari ikatan pernikahan kita, aku juga tak melarang mu bercinta dengan lelaki lain. Jadi kau akan aku ajarkan menjadi Submissive yang baik. Atau bila perlu kau boleh belajar dengan ku bagaimana menjadi seorang Dominant. Cuuppp... Cuppp..."
Maka saat jemarinya sudah melesat masuk pada inti tubuh Shirley secara cepat. Wanita itu pun mengerang hebat menahan perasaan sakit bercampur geli akibat jari telunjuk Adam.
"Oouughhh... Adaammm..."
Shirley mendesah keras dengan tubuh yang ia lengkungkan kebelakang dan Adam memanfaatkan itu dengan melumat habis p****g coklat yang sangat mengeras di depan matanya.
Selanjutnya terjadilah hal panas itu sekali lagi. Adam bertindak sebagai guru yang mengajari muridnya. Sedang Shirley yang baru saja mempraktekkan hal tabu tersebut. Kian pasrah mana kala Adam semakin liar memperlakukan tubuhnya.
Desahan dan erangan keduanya terdengar bersahutan mengisi ruang kecil walk in closed. Dengan bulir-bulir peluh yang mengalir membasahi tubuh mereka.
Sementara dari balik pintu walk in closed? Marlyn Lewis menahan rasa bahagia bercampur kepedihan. Saat tak sengaja mendengarkan desahan sang Kakak Kandung dan Kakak Iparnya itu.
Sejujurnya ia bahagia Adam berkali-kali memanggil shirley dengan sebutan Wives dan Shirley pun memanggil Adam dengan sebutan hubby. Ia lekas berpikir jika kata-kata itu adalah bentuk dari ekspresi alam bawah sadar kedua pasangan tersebut.
Karena sejak bertemu bahkan setelah mengikat janji pun. Keduanya tampak masih bersitegang kecil.
Marlyn yakin bila Shiley dan Adam akan menjadi sepasang Suami Isteri terharmonis. Atas dasar cinta yang lambat laun akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
Namun disatu sisi ia juga menampakkan larut wajah kesedihan, saat tak sengaja bayangan Steve Armstrong dan banyaknya penyatuan yang sudah mereka lakukan bersama.
Wanita hamil itu pelan-pelan menyimpan nampan yang berisi makan siang untuk kedua Kakaknya di atas meja nakas. Lalu bergegas pergi dari kamar tersebut.
"Bagaimana cara melepaskan bayang-bayang si jalang itu dari otak Steve, Tuhan? Lelaki ku tidak pernah tahu betapa liciknya Pricile Knowles. Dia wanita ular yang tidur dari satu pria ke pria lain hanya demi memuaskan nafsu liarnya. Dia tak akan puas bila bercinta hanya dengan kau saja, Steve. DIA TIDAK PERNAH PUAS!!! KAPAN KAU AKAN SADAR JIKA AKULAH YANG TERBAIK UNTUK MU? AKU BAHKAN SUDAH MENYURUH KAKAK KU MEMBUNUHNYA AGAR KAU BISA BERSAMA KU. APA KAU TIDAK PAHAM SEBESAR APA RASA YANG AKU PUNYA UNTUK MU? AKU MENGANDUNG DARAH DAGING MU, STEVE. KITA AKAN SEGERA MENIKAH. HARUS, STEVE. HARUSSS...!!!"