Digombali untuk Kali Pertama

1111 Kata
Gembala yang Baik Bacaan hari ini: Yohanes 10:1-18 Ayat hari ini: Mazmur 23: 4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Ketika kita membaca Mazmur 23, maka kita akan mendapatkan penjelasan bahwa Allah itu merupakan gembala baik bagi umat-Nya, khususnya bangsa Israel. Gembala yang baik menyediakan semua kebutuhan domba-domba-Nya dan memelihara serta melindungi mereka dari segala mara bahaya. Dalam perikop yang kita renungkan hari ini, Gembala baik itu mengurbankan diri-Nya bagi keselamatan domba-domba-Nya. Bacaan kita hari ini juga menegaskan bahwa Yesus menyatakan diri sebagai gembala yang baik, yang memelihara dan melindungi domba-domba gembalaan-Nya. Ia lakukan itu melalui rela mati di atas kayu salib demi keselamatan mereka (ayat 11 dan 15). Kematian Tuhan Yesus demi menyelamatkan manusia adalah atas kehendak Allah Bapa dan kerelaan-Nya sendiri (ayat 17-18). Kasih Ilahi mendasari karya penyelamatan Tuhan Yesus. Sikap seperti ini jelas berbeda dari sikap para upahan, yang bekerja hanya atas dasar upah sehingga waktu bahaya datang ia akan menyelamatkan diri sendiri; bukannya menjaga domba-domba itu (ayat12-13). Gembala yang baik mengasihi, memedulikan, dan mengenal semua domba-Nya. Apalagi semua domba itu berasal dari Allah. Itulah sebabnya, domba-domba itu mengenal gembala mereka. Domba-domba dalam bacaan kitab hari ini merupakan sebuah metafora untuk umat Israel.h Yang oleh karena rencana keselamatan Allah, sang gembala pun akhirnya malah menggembalakan bangsa-bangsa lain. Begitulah baiknya Allah Bapa, sehingga Ia mengutus Yesus untuk menjadi gembala bagi seluruh bangsa di dunia. Baik orang Israel maupun bangsa-bangsa lain yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah domba-domba milik Allah yang dipercayakan kepada sang gembala itu sendiri. Kita patut bersyukur kepada Allah sebab kita sebenarnya adalah domba-domba yang dimaksud ayat 16 itu. Di dalam Tuhan Yesus, kita telah dipersatukan dengan umat Allah. Entah itu bangsa Israel maupun bangsa-bangsa lain, kita semua merupakan kawanan domba milik Allah. Kita patut menghayati peranan kita tersebut. Pun, dalam keseharian, kita wajib menikmati setiap tugas penggembalaan sang gembala yang ditujukan untuk kita. Marilah kita bagikan satu kesaksian saat diri kita semua sedang digembalakan oleh sang gembala. ***** Selesailah Greyzia membaca satu tulisan di hari Natal. Akhirnya, datanglah pula hari Natal. Sejak kecil, Greyzia selalu mendambakan datangnya hari Natal. Menurut perempuan itu, hari Natal itu memiliki irama tersendiri, yang berbeda dari hari-hari lainnya. Ia selalu menyukai pohon cemara yang dihiasi oleh pernak-pernik berupa bola-bola cantik dan lampu kelap-kelip. Tahun lalu saja, dengan noraknya, Greyzia meminta adiknya Jason untuk memfoto dirinya yang sedang berdiri di samping pohon cemara. Greyzia tertawa saat mengingat kejadian tahun lalu. Ia lalu segera melipat tangan dan mengucapkan satu doa yang sebenarnya ia ambil dari buku renungan harian itu. Masih saja ia tambahkan sedikit kata-kata dari dirinya sendiri. "Tuhan, pada hari Natal ini, aku bersyukur Engkau sudah menebus dan menyertai kehidupanku. Padahal aku sendiri merasa tidak layak untuk Engkau sertai dan tebus. Oleh karena pengorbanan-Mu, aku bisa mendapatkan banyak anugerah dalam kehidupan aku ini. Dalam nama Tuhan Yesus, aku berdoa. Amin." Greyzia menutup doa paginya. Bersamaan dengan itu, Cinderella menggonggong. Ia bangkit dan coba memberikan makanan ke anjing Poodle tersebut. Sembari pula ia menyanyikan lagu yang sepertinya menjadi lagu wajib di setiap perayaan Natal. Apalagi kalau bukan "Malam Kudus", yang bisa kita temukan di Kidung Jemaat 92. "Malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap. Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus. Anak tidur tenang, anak tidur tenang." Ponsel Greyzia berdering saat ia baru saja menyalakan ponsel tersebut. Semalam, begitu pulang dari gereja, ia memilih untuk mematikan ponsel untuk sekadar diisi dayanya. Yang begitu dinyalakan kembali, betapa kaget Greyzia. Di pukul 05:12, kamarnya sudah berisik oleh notifikasi-notifikasi. Ada beberapa pesan masuk ke dalam ponsel. Kebanyakan itu dari teman-teman Greyzia yang mengucapkan selamat Natal. "Selamat Natal, Greyzia. Semoga damai Natal selalu menyertai kamu dan keluarga kamu." "Merry Christmas and Happy New Year. I wish this Christmas would be the better Christmas to you." Greyzia tersenyum membaca ucapan-ucapan selamat tersebut. Baru dibaca, yang belum dibalas. Ia terus membaca setiap pesan yang masuk sembari mengelus-ngelus Cinderella. Cinderella tampak keasyikan dielus dan setengah dipeluk oleh Greyzia. Ada satu pesan yang sangat menarik perhatian Greyzia. Saat membaca kata demi kata, jantung Greyzia berdebar-debar tak keruan. Ia bahkan sampai menelan saliva. "Wanita hebat itu bukan karena dia cantik, kaya, pintar, atau karena sanggup bersanding bersama laki-laki yang gagah dan kaya. Esensi wanita hebat itu bukanlah yang seperti itu. Hari ini, di tanggal 25 Desember, aku sepertinya menemukan sosok wanita hebat itu. Sosok wanita, yang menurut aku, yang mampu tegar saat masalah mengadang. Ia lebih memilih diam dalam doanya yang tekun kepada siapa yang menciptakannya. Sebab ia percaya setiap masalahnya akan selesai dan segera berlalu. Terima kasih, Bunda Maria, karena telah melahirkan bayi mungil di kota sederhana bernama Bethlehem. Selamat Natal untuk kamu yang membaca kata-kata gombalan saya ini di hari Natal." Greyzia cukup terenyuh saat membaca pesan yang ternyata dikirimkan dari ponsel Firman, seorang laki-laki yang sejak awal Desember sanggup mengaduk-aduk emosinya. Hubungan mereka memang belum pasti. Namun, setiap bersama Firman, Greyzia merasakan kenyamanan tersendiri. Tarik dan embus. Greyzia lalu memegang d**a. Entah mengapa ada dorongan tersendiri untuk membalas pesan Firman tersebut. Tulis Greyzia sebagai balasannya. "Natal adalah bukti nyata kasih Allah bagi semua manusia. Seperti tertulis dalam Yohanes 3:16. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Karena itulah, kasih itu juga mengubah takdir setiap umat manusia. Tidak lagi dibinasakan, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sudah siap untuk menerima hadiah Natal? Have a blessed Christmas!" Greyzia, Greyzia. Pastilah teman-teman kamu akan iri saat mengetahui fakta bahwa hanya seorang pemuda Batak yang dibalas ucapan selamat Natal di pagi hari menjelang keberangkatan keluarga Greyzia untuk mengikuti ibadah Natal. Yang tak hanya sekali, ia mengirimkan pesan ke Firman lagi. "Gimana kata-kata gombalan aku hari ini? Nggak kalah sama kamu, kan? Eh, gimana tulisan aku yang aku kirim ke e-mail kamu waktu itu? Jelek, yah, tulisan aku? Yah, aku nggak kayak kamu sih, yang jago nulis." Dua menit kemudian, Firman membalas, "Yah, nggak buruk, sih. Kenapa harus merendahkan diri sendiri begitu? Nanti, di gereja, aku kasih tahu kekurangan tulisan kamu. Sampai ketemu di gereja, yah." Tulisan Greyzia yang dimaksud adalah tulisan yang ia tulis sembari menyaksikan keindahan diorama Natal yang dirancang oleh panitia Natal tahun ini. Yang seperti ini. "Tema Natal untuk saya adalah untuk berusaha menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi, yang menurut saya secara jauh lebih pribadi lagi, itu terkait juga dengan dosa. Kalau menurut saya, dosa itu lebih daripada sekadar berperilaku buruk, tetapi juga suatu kondisi, sehingga kalau kita berusaha menjadi manusia yang lebih baik, maka itu bukanlah solusinya. Solusi yang bisa menyelamatkan kita hanya anugerah yang mengubah hati, yang dianugerahkan oleh Allah sendiri."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN