Pertemuan.

1722 Kata
Paris Pov. Ada banyak alasan mengapa kakakku memilih wilayah selatan untuk menjadi tempat tinggal pack-nya. Salah satunya pasti karena wilayah di sini subur. Maksudku benar-benar subur. Aku bahkan tidak pernah membayangkan jika suatu pohon bisa tumbuh begitu besar. Pohon terbesar dan sepuluh kali lipat lebih besar dari yang biasa aku lihat di wilayah pack Blackwolf. Pohon yang melanggar ukuran normal ini dimanfaatkan para warewolf di bawah kepemimpinan kakakku menjadi sebuah rumah, atau sebuah menara pengawasan. Juga sebagai gudang. Selain pohon yang berhasil tumbuh melebihi ukuran normal, bunga-bunga yang tumbuh di sini juga tidak ingin kalah. Mereka berhasil membuktikan jika bukan hanya pohon yang berhasil tumbuh besar. Aku seperti melihat Uthopia dengan mata kepalaku. Padahal aku memang berada di negeri khayalan itu. Sebab, dengan menyeberangi pintu gerbang magic di pedalaman hutan Knockma, Irlandia---kami bisa menyeberang ke tempat di mana manusia tinggal. Mereka menganggap kami hanyalah dongeng semata yang tinggal di wilayah uthophia. Dan pada saat kami muncul, mereka menganggap kami serigala biasa tanpa menyadari jika serigala itu bisa menjelma menjadi manusia. Bahkan selama ribuan tahun, kaum warewolf berhasil membaur dengan baik diantara mereka. Aku menatap kosong bukit-bukit yang tinggi, juga pada istana megah berhias batu oniks secara keseluruhan. Hanya ada satu kata yang cocok dalam menggambarkan wilayah kakakku, itu adalah menakjubkan. Akan tetapi, bagiku semua keindahan ini nampak seperti ilusi. Jiwaku yang sesungguhnya berada dalam siksaan suara jeritan dan tatapan putus asa para rakyatku yang gugur dalam penyerangan. Aku tersiksa dalam mimpi buruk ---ratapan kesakitan rakyatku bersama tangisan mate yang mereka tinggalkan---membayangi malam-malamku tanpa ampun. Semua itu membuatku merasa hina karena tidak bisa melindungi mereka. Seandainya saja aku tidak menjadi b******n malas yang menyia-nyiakan waktu, mungkin kejadian itu tidak pernah aku alami. Dulu aku melewati waktu-waktu damai dengan berkutat pada wanita, pesta dan minuman. Tak pernah sekali pun aku mencoba mengasah kuku dan taringku. Bahkan sampai sekarang aku tidak bisa membangkitkan kekuatan spirit wujud serigala yang aku miliki. Jadi pada saat Silverwolf menyerang, aku hanya bisa lari seperti pecundang demi hidupku. Demi Moon Goddes, aku sungguh tidak berguna. Hasil dari semua sikap pecundang yang aku jalani sekarang aku rasakan. Tersiksa oleh rasa bersalah tanpa bisa memejamkan mata sedetik pun. Dan Amy adalah hukuman terberat yang aku terima. Dia membuangku dengan begitu mudah saat tau wilayah pack serigala hitam berhasil direbut. Ketika Alpha terkuat kami--ayahku melarikan diri dengan luka parah. Aku ketakutan dengan cara yang menyedihkan lalu berusaha membawa Amy pergi menjauh. Flashback On. Detik-detik ketika Silverwolf berhasil merebut wilayah BlackWolf semakin dekat. Suara kulit terkoyak terdengar semakin jelas. Bau amis darah semakin menyengat. Hawa membunuh dari lawan pun semakin kuat. Dari kejauhan, Paris membeku melihat spirit wolf yang saling bertabrakan. Mana (sihir) dari pemimpin spirit Silverwolf membentuk bola api yang besar. Lalu menembakkannya pada spirit Alpha Blackwolf yang membentuk mana perisai es. Dhuar. Suara ledakan menggetarkan dinding kastil. Cahaya dari benturan kekuatan sprit menyilaukan mata dengan cara menyakitkan. Lalu di susul asap tebal yang membumbung tinggi. Paris terbelalak menatap brutalnya pertarungan mereka. Dia tidak menyangka jika sebuah spirit wolf mampu mengeluarkan kekuatan sedasyat itu. Hanya saja, hasil dari pertarungan tidak sesuai keinginan Paris. Alpha yang bernama Darrel terlempar jauh dengan wujud wolf yang kaku. Sedangkan Alpha dari Silverwolf masih berdiri angkuh menikmati kemenangannya. Melihat semua itu, hanya ada satu hal yang bisa Paris lakukan, yaitu lari bersama Amy seperti Ayahnya berserta Alpha yang lain. Dia tidak ingin mati konyol di sini sedangkan Alpha terkuat dari Blackwolf bahkan melarikan diri. Akan tetapi, Amy justru melakukan hal yang tak terduga. Dia menepis keras tangan Paris yang hendak menggandengnya untuk menyelamatkan diri. "Lepaskan aku, Paris. Aku tidak mau ikut denganmu! " Amy memberontak saat Paris mengulurkan tangannya. Paris menatap tak percaya pada Amy. "Kenapa? Kau mate-ku Amy. Kita harus pergi bersama! " Tiba-tiba tubuh Amy bergetar. Paris bahkan mengira jika bumi mengalami gempa. Namun ia salah, tubuh Amy bergetar bukan karena gempa bumi, melainkan karena ia tertawa terbahak-bahak di depannya layaknya kesurupan. "Ahahaha dasar bodoh. Aku sebenarnya bukan mate -mu, Paris. Kau selama ini tertipu. " Alis Paris berkedut, tanda tanya besar timbul di kepala Paris, "A-apa maksudmu, Amy? Kau bukan mate- ku? Omong kosong apa itu? Aku mencium feromon yang kuat dari dirimu, bahkan spirit-ku juga merasakan keterikatan kita, jadi mengapa kau bilang kita bukan mate!? " teriak Paris. Dia tidak punya waktu menghadapi kekonyolan Amy yang tiba -tiba timbul. 'Mungkin dia sedang panik jadi kehilangan logika. ' "Itu bukan karena Moon Goddes, Paris. Tapi karena bantuan penyihir Evelyn. Aku meminta bantuan penyihir itu agar menjadikanmu seolah-olah merasa jika aku adalah mate-mu. Dia hanya mengikat boneka Voodo - mu dengan bonekaku yang dicelup parfum." "Apa? " desis Paris. "Yah, sifat playboy kekanakanmu serta harga diri Alpha yang kau miliki---yang menimbulkan sifat posesif konyol itu. Padahal kami tidak melakukan sihir gelap untuk membuatmu merasa posesif padaku, itu timbul karena sifat pecinta wanita yang kau miliki." "Kau... " Tangan Paris mengepal, suara gemeletuk tulang-tulang terdengar di antara jari-jarinya. Ingin sekali ia menampar shewolf yang berada di depannya. Tapi dia tidak memukul wanita. Bibir Amy menyeringai lebar. "Pergilah pecundang. Kau sudah kalah. Aku tidak membutuhkan warewolf yang tidak menyediakan kemewahan untukku. " Paris pun mundur. Hari itu adalah hari terburuk sepanjang hidupnya. Kekalahan dan dikhianati orang yang paling ia anggap berharga, menderanya seperti hukuman mati. Dan saat itu pula ia bersumpah akan merebut kembali wilayah pack blackwolf dan membuat Amy tergila-gila padanya. Flashback Off. Kejadian itu begitu membekas hingga sekarang. Jiwaku seolah berada di neraka dan mengalami siksaan meski saat ini aku berada di tempat yang paling indah yang belum perah aku saksikan sebelumnya. Hanya berlatih yang bisa aku lakukan sekarang. Crazzz! Ckit, ckit. Mana spirit petir berhasil ku bangkitkan setelah usaha mati-matian yang aku lakukan. Tap tap tap. Dhuar. Aku menghadapi menghantam batu sebesar rumah dengan spirit mana petir. Kretek. Kretek. Pyar. Gluduk. Batu itu hancur menjadi serpihan debu. "Akhirnya aku mampu mengendalikan mana. " Di bawah pelatihan Axton, aku mengalami pelatihan fisik terberat yang aku alami. Saat itu aku bahkan tidak yakin apakah kakakku sebenarnya sedang melatihku atau ingin membunuhku. Sudah seminggu setelah latihan berat bersama kakakku berlalu. Dan sekarang aku merasakan kerja kerasku. Mana petir yang kuat mampu ku kendalikan dengan baik. "Tidak boleh ada waktu bersantai. " Kuhabiskan waktu berkeliling mencari tau aroma di perbukitan, sambil terus menguji ketepatan tembakan bola petir. Hingga detik ini aku menenggelamkan diri bersama ribuan rencana penyerangan yang bersarang di otakku juga cara agar menjadi lebih kuat dan kuat. Hosh, hosh. Nafasku memburu usai menembakkan mana petir ke batu-batu. Tanpa kusadari aku tiba di pinggir danau tenang yang memantulkan warna biru dari langit. Wush. Angin bertiup lembut menerbangkan rambut gelapku. Kemudian aroma manis yang tidak asing tercium pada indera penciumanku. Aroma ini begitu nikmat hingga membuatku seperti kehilangan akal sehat. Wangi bunga Sakura yang lembut bercampur kesegaran aroma strawberi membawa langkahku menggila dan berlari untuk menemukan pemilik aroma ini. Ini dia yang aku cari. "Ini wangi mate-ku. Apakah mate-ku yang sesungguhnya muncul sekarang?! " langkahku terayun menuju sumber aroma. Tidak salah lagi, aroma ini bercampur feromon yang kental. Hanya mate sejati yang merasakannya. Ini lebih kuat dari aroma di tubuh kakakku. Sesaat kemudian, aku merasa ada yang salah dengan penglihatanku. Atau aku mungkin terkena sihir penglihatan sebab pemandangan di depan sana seperti sebuah ilusi indah. Seorang gadis berdiri di depan sungai dengan tenang. Tubuhnya nampak bersinar karena terpaan sinar dari matahari. Gambaran gadis di depan sana begitu indah untuk aku gambarkan. Walau dia hanya terlihat dari belakang, aku yakin jika wujud keseluruhan sangat menakjubkan. "Apakah gadis itu tidak nyata dan hanya sebuah halusinasi semata?'' Tapi jiwaku menolak ideku. Dia mengatakan jika gadis yang sedang memancing ikan bersama wolf kecil di sekitarnya, adalah mate-ku, belahan jiwaku. Aku berjalan mendekatinya. Sesuai insting kami, aku menunjukkan d******i untuk menguasai mate kami. "Gadis, lihatlah ke arahku, dan sambutlah aku sebagai mate-mu. " Aku mengatakan klaim pada gadis beraroma menyenangkan yang hanya aku lihat bagian belakang tubuhnya. Dia perlahan memutar kepalanya. Aku secara tak sadar menahan nafas karena rasa tidak sabar. Membayangkan keindahan wajah mate-ku yang akan menatapku. Namun saat aku melihat keseluruhan wajahnya saat itulah aku merasa jika mati pun tidak cukup untuk mengambarkan betapa putus asanya diriku sekarang. "Kau... " "Yah, ini aku, " jawab gadis yang pernah aku tolak itu dengan dingin. Aku mundur selangkah karena perasaan malu, terkejut dan rasa bersalah. Wajah itu, yah wajah menakjubkan itu memang sama dengan gadis yang aku tolak dulu. Tapi kulitnya tidak lagi pucat, wajahnya tidak tirus dan cekung. Meski warna rambutnya tetap sama tapi itu tidak lagi kusam. "Aku tidak bisa menjadi mate-mu, Tuan Paris. " Sorot kebencian yang ia tembakkan adalah barometer sempurna betapa besar kebenciannya padaku. "Aku tau kau membenciku, tapi Moon Goddes ternyata tidak memutus hubungan mate kita meski aku dulu me-reject mu. Kita masih terhubung antara satu dan lainnya. " "Aku tidak sudi memiliki mate yang mempunyai gadis lain, " ucapnya dingin. Hatiku sudah tidak bisa lebih hancur lagi. "Amy bukan mate-ku. Dia menipuku dengan meminta bantuan penyihir. " "Itu tidak penting, kau sudah menolakku. Ingat itu. " "Tidak, tidak. Tolong jangan hancurkan aku seperti ini, Vetri. Aku tidak sanggup membayangkan kehilanganmu. " "Memang itu tujuanku, Paris. " "Apa? " "Aku memang ingin membuatmu tersiksa. Aku ingin kau merasakan apa yang aku rasakan dulu, Paris. " Nada suaranya penuh dengan emosi. Ini pasti perasaan yang ia tahan akibat kebencian yang menumpuk padaku. "Tolong, Vetri. Aku minta maaf, semua memang kebodohan ku. " "Kata maaf mu tidak bisa menghapus penderitaan yang aku alami, Paris. Tidak hanya menolakku, kau bahkan mengusirku dari pack! Menjauhkanku dari orang yamg kusayangi! Membuatku terlunta-lunta mencari perlindungan di tengah hutan berbahaya ini! " "I-itu. " Aku tidak sanggup membayangkan kondisinya saat itu. "Kau memisahkan aku dari orang tuaku, kau membuatku menjadi rogue! Tidak ada alasan aku menerima mu menjadi mate -ku Paris! Aku menolakmu! Aku menolakmu!" Vetri berbalik meninggalkanku. Sosok indah yang menarikku ke dalam kegilaan dan ekstasi indah---pergi setelah menolakku. Aku hancur. Kekosongan ini begitu mengerikan hingga aku tidak sanggup memikirkan apa pun selain mati. "Inikah yang Vetri rasakan saat itu." Perasaan kesakitan terus berdenyut-denyut di dadaku. "Moon Goddes pasti sangat membenciku karena menyebabkan gadis itu merasakan perasaan sesakit ini. Jadi dia menghukumku agar merasakan penderitaan Vetri. " Kakiku gemetar lalu tubuhku roboh di tanah. Tidak sanggup menahan satu demi satu akibat dari kebodohanku di masa lalu. Pandanganku memburam dan kesadaranku terenggut oleh kegelapan yang datang. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN