20. Call

1607 Kata
Lian masih berada didalam ruangan X paling rahasia bersama yang lain, tengah merencanakan sesuatu hal berupa p*********n yang akan dilakukan nanti tengah malam kepada Mr. Darwin. Lian juga pikirannya semakin kalut, kala Galins maupun Kenzie tak dapat dihubungi. Bahkan beberapa saat yang lalu dia mendengar kabar dari tangan kanannya jika para bodyguard Galins sudah ada yang tumbang ditengah jalan. Rupanya Darwin memang sudah merencanakan hal ini dengan sangat matang sekali. Darwin menyewa boddyguard untuk menghadang jalan Galins yang akan membawa Alice untuk pergi dari sana. Sepertinya Lian terlalu menganggap hal ini sepele. Harusnya, dia berjaga-jaga dengan banyaknya penjagaan. Tetapi dibandingkan dengan Galins, Lian lebih khawatir pada keadaan Keana. Galins pasti bisa menjaga dirinya, sedangkan anak perempuannya itu? Di rumah saja Kea sering kali nangis saat mati lampu tiba atau di jahili oleh saudari kembarnya. Lalu bagaimana kabarnya sekarang? Apakah anaknya itu juga tengah menangis ketakutan sambil memanggil-manggil nama dirinya? Sepertinya iya! "Jordi?" semua orang mengernyitkan kening, kala nama Jordi terpampang dilayar besar diruangan X. "Angkat, siapa tahu sangat penting." Zayn segera menimpali. Video call itu diangkat oleh Lian, menyambungkannya ke layar besar yang ada di depan agar semua bisa mendengar dan melihat apa yang akan Jordi katakan. Tetapi setelah mereka melihat layar, betapa terkejutnya kala yang menelepon pihak Lian adalah anaknya sendiri, Keana. Semua orang menatap tak percaya, dan sedikit mengembangkan senyumnya. "Ya Tuhan Keana, apa kau baik-baik saja?" Arabella dengan keterkejutannya segera menggebrak meja dengan tangannya, dia menatap keponakannya dengan lirih, ia begitu tahu kapan Keana baik-baik saja dan kapan Keana tidak. Keana mengangguk lalu memaksakan senyuman, disana juga dia melihat Lisha, mommy-Nya yang sudah menangis. "Kea sayang, apa kau baik-baik saja? Ah seharusnya mommy tahu kau tak sedang baik-baik saja." Lisha berucap dengan lirih. Air mata kembali mengenang di pelupuk matanya. "Tenanglah mom, aku disini tak sendiri. Ada uncle Jordi yang menyusup dari beberapa hari yang lalu dan beberapa orang lainnya." Lian mengernyitkan keningnya, "Uncle Jordi? Apa dia sekarang bersamamu?" Keana mengangguk, "Ya. Sedang berjaga didepan pintu. Uncle memberikanku makanan dan handphone, lalu beberapa kemudian memberikan aku ini." Kea mengeluarkan sesuatu dari saku jaket tebalnya. Dia mengeluarkan satu pisau kecil yang diyakini sangat tajam dan satu buah pistol yang tak terlalu besar. Lian tersenyum lega mendengar itu, setidaknya orang kepercayaan kakek, Mr Geraldo berada didekat anaknya. "Kau bisa kan menggunakan itu? Uncle harap kau tak lupa dear." kini Reza yang berbicara. "Ah, aku akan menggunakan pisau ini seperti aku menggunakan kuas saat melukis. Benar begitu kan?" tanya Kea dengan sedikit kekehan di ujung bicaranya. Zayn mengangguk. "Itu benar, dear. Kau jangan panik dan berpura-pura lah menjadi Zeana. Kau pasti bisa!" "Awalnya aku tak bisa, tapi jauh dengan mom and dad membuatku bisa, aku tak sabar menjadi mom saat dulu yang galak tetapi jago." Keana kembali melontarkan sebuah ucapan yang membuat Lisha semakin berlinangan air mata. "Itu benar, dear." "Hum ngomong-ngomong dimana Zeana?" Keana tak melihat Zeana sedari tadi, bahkan kembarannya itu tak menyapa dirinya sedikitpun. Benar-benar tak tahu terimakasih sekali dia. "Zea sedang melakukan tugas, ada apa?" tanya Lian. "Aku hanya kesal pada wanita psikopat itu, kalau aku sudah bebas. Aku berjanji akan mengambil semua permen milik dia." mereka semua terkekeh kecil mendengar lelucon Keana. Tetapi tidak dengan Lisha, dia nampak menampilkan senyum mirisnya. Ia begitu tahu, pasti Kea tengah ketakutan sekarang, anak terakhirnya itu hanya sedang pura-pura kuat saja. "Apa kau butuh sesuatu, dear?" tanya Lian. Ya! Sangat tidak mungkin kalau Lian dapat mengabulkannya sekarang, mengingat jika dia saja masih pusing memikirkan cara agar dia bisa menyelinap kesana. Keana cepat menggeleng, padahal dia disana sangat kedinginan. "Tidak dad, hum tetapi apakah kau akan menyelematkan ku? Mr. Darwin berkata jika besok saat hari raya, dia akan membuat aku menjadi santapannya." Lian mengepalkan kedua tangannya dibawah meja, tetapi dia masih menampilkan senyum agar meyakinkan anaknya. "Tenanglah dear, nanti malam kau akan bebas." "Ahh benarkah?" Keana nampak antusias sekali mendengar jawaban yakin dari daddy nya. Lian mengangguk, tak ada yang dapat ia katakan lagi selain anggukan. Hatinya cukup nyeri melihat salah satu wanita yang ia sayangi harus menjadi tahanan kembali. Bruakk. Pintu ruangan terbuka, dengan reflek Kea segera menyembunyikan handphone nya. Pihak Lian pun tak ada yang berbicara karena dia mengerti dengan keadaan Kea sekarang ini. "Uncle, kakak." lirih Keana, dia segera menutup pintu ruangan dan tak memegangi pria yang dipanggil kakak oleh Keana. Ya! Pria itu adalah Galins. "Hei, kenapa kau berada disini, dear?" "Aku diculik, kak. Lalu bagaimana denganmu?" Keana balik bertanya. "Ya, sama denganmu. Tetapi ini memudahkan aku untuk menyelamatkan mu bukan?" "Uncle pergi ke depan dulu?" "Bagaimana dengan Alice dan Kenzi?" tanya Galins. Ya! yang di bawa oleh Jordi adalah Galins, pria itu juga ikut di culik. Ah Mr. Darwin benar-benar licik. "Uncle melihat Bryan tak jauh dari sini, jadi saat tadi uncle memintamu pada boddyguart lain, uncle sudah menurunkan Kenzi. Dan Alice entah dibawa kemana, kau tenang saja. Nanti malam Darwin, akan mabuk berat." Galins tersenyum senang, "Terimakasih uncle." "Jangan dulu bertindak, kau ingat. Kea memiliki senjata, kau dapat menggunakannya saat kalain berdua dalam bahaya." "Baik." jawab Galins. ''Apa kau baik-baik saja, dear?'' Galins segera bertanya pada adiknya paling kecil yang bernama Kea. Sebenarya Galin sempat mengira kalau yang diculik oleh Darwin adalah Zeana. Keana menganganggukann kepalanya. "Hum, untuk sekarang aku baik-baik saja. Tetapi tidak tahu kalu nanti." Galins hanya bisa memberikan seyumnya, jujur dia tak bisa menjanjikan sesuatu kepada Keana. Galins memeluk tubuh adiknya yang dingin dengan erat. Kea juga membalas pelukan itu tak kalah eratnya. "Ah kakak, aku hampir saja melupakan sesuatu." Galins mengerutkan keningnya, "Melupakan sesuatu? Apa maksudmu Kea?" Keana tersenyum lalu mengeluarkan handphone kembali disaku celananya, Keana kembali melihat layar dan meampilkan orang tua bersama keluarga lainnya masih berada disana lebih tepatnya menunggu dirinya. "Kak apa kau ingin berbicara pada daddy?" Keana bertanya pada Galins yang sudah duduk disampingnya. Galins menganggukkan kepalanya, dia sedikit tak percaya pada adiknya yang membawa handphone. Tapi syukurlah karena dia jadi bisa menghubungi daddy-Nya. Galins mulai menampakkan wajah didepan kamera. "Astaga Galins!" pekik Lisha begitu terkejut dengan wajah anak pertamanya. Galins tersenyum kecil, "Aku akan menyelamatkan adikku Mom, ah aku tak bisa melihat dia dalam ketakutan." Lisha mulai mengeluarkan air mata, ketiga anaknya tak bisa dikatakan baik-baik saja. Lalu dia harus bagaimana sekarang? "Mom, jangan nangis. Aku tak suka melihatnya," ucap Galins. Satu hal yang paling Galins benci adalah salah satu orang yang sayangi nya meneteskan air mata. Apalagi mommy nya meneteskan mata karena dirinya. "Dad, apa kau akan terus membiarkan mom menangis?" tanya Galins pada Lian, sebenarnya dengan keberadaan Galins disamping Keana membuat hati Lian sedikit tenang. Tetapi mana ada orang tua tenang melihat anaknya diculik. "Jadi, bagaimana kau bisa berada disana?" bukannya menyahuti perkataan anaknya, Lian malah bertanya lain hal. "Nanti akan Galins ceritakan, sepertinya waktu tidak akan cukup. Bagaimana kalau kita membahas misi kita selanjutnya. Misi untuk nanti malam, kalian akan menyelematkan kita kan?" Lian mengangguk, "Kau benar. Jadi apa kau mempunyai rencana? Mengingat jika kalian lah yang tahu bagaimana situasi disana." tanya Lian. "Alice menjadi sandera seperti kita. Sedangkan Kenzi dan Bryan sudah mulai menyusup lewat bantuan uncle Jordi. Jadi, Bryan akan tinggal diruangan ini sedangkan Galins akan menggantikan Bryan. Dengan leluasa dan mudah, Galins akan menyusun rencana dengan Uncle jordi. Bagiamana?" jelas Galins membuat mereka semua membulatkan matanya tak percaya. Ternyata anak-anaknya sudah bertindak lebih jauh dibanding dengan dirinya. "Nanti malam pukul 09.00 malam Dad akan membawa helikopter dan mengepung mansion Darwin. Kau bisa perkirakan berapa banyak jumlah boddyguard nantinya, lalu kabari daddy kembali. Sepertinya sepuluh boddyguard dapat kau tumbangkan dengan sendiri." Lian menyunggingkan senyum kecil. Galins menggeleng pelan, "Sepertinya jam 09.00 terlalu sore Dad, tambahkan dua atau tiga jam lagi. Karena nanti malam Mr. Darwin akan berpesta, dia akan mabuk. Itu kata uncle Jordi." Lian menyunggingkan senyumnya, "Baiklah. Kalian berdua jaga diri baik-baik. Dad akan mengawasi kalian dari jauh." "Tenanglah Dad dan Mom. Kea aman bersamaku." Hanya untuk mengucapkan satu dua patah katapun sangat sulit Lisha lakukan. Sungguh, dia tak bisa membiarkan kedua anaknya dalam kesusahan. Dia tak ingin anak-anaknya dalam bahaya dan celaka. "Mom, kita mencintaimu." ujar Galins. "Aku lebih mencintaimu, babay." timpal Keana. Lalu sambungan Vidio pun terputus. Lisha semakin menangis mendengar perkataan cinta dari kedua anaknya. Lian menghela nafas pelan, dia begitu tahu bagaimana sakitnya Lisha menghadapi semua ini. Tetapi apa yang harus dia lakukan, p*********n yang tak tepat hanya akan membuat semuanya kacau. Lian beranjak dari duduknya, lalu membawa Lisha ke dalam pelukannya. "Tenanglah sayang, mereka kuat." bisik Lian. Tetapi tetap saja perkataan Lian tak membuat hati Lisha tenang. Lisha malah semakin menangis di pelukan Lian, diam-diam berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja. ___________ooooo________ Hai... Ini karya orisinal aku yang hanya exclusive ada di Innovel/Dreame/aplikasi sejenis di bawah naungan STARY PTE. Kalau kalian membaca dalam bentuk PDF/foto atau di platform lain, maka bisa dipastikan cerita ini sudah DISEBARLUASKAN secara TIDAK BERTANGGUNGJAWAB. Dengan kata lain, kalian membaca cerita hasil curian. Perlu kalian ketahui, cara tersebut tidak PERNAH SAYA IKHLASKAN baik di dunia atau akhirat. Karena dari cerita ini, ada penghasilan saya yang kalian curi. Kalau kalian membaca cerita dari hasil curian, bukan kah sama saja mencuri penghasilan saya? Dan bagi yang menyebarluaskan cerita ini, uang yang kalian peroleh TIDAK AKAN BERKAH. Tidak akan pernah aku ikhlaskan. Dan untuk yang ingin copyright cerita abal-abal ku ini, mendingan mikir-mikir lagi. Saya tak mau ada kesalahpahaman seperti sebelumnya, mending cerita hasil sendiri akan lebih puas, daripada cerita hasil orang lain. Untuk PUEBI atau typo, nanti saya akan benarkan sesudah cerita ini TAMAT. InshaaAllah, karena kehidupan saya bukan hanya tentang n****+. Maaf kalau mata kalian perih dengan cerita saya?????????????????? ? Salam Saghita laa
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN