Galins adalah pewaris utama di keluarga William. Di balik sosok Galins yang tampan dan berwibawa, ternyata dia tidak pernah tertarik menjalin sebuah hubungan. Dia hanya akan bermain dengan wanita selama satu malam saja. Saat dia bertemu dengan Alice, wanita yang terperangkap di sebuah hutan, prinsipnya berubah 100%. Dia jatuh hati pada Alice pada pandangan pertama.
"Aku ikut masuk, atau ku bunuh kamu sekarang juga! " wanita itu menelan nafas, meneguk susah payah salivanya. Tubuhnya menegang, dia melihat kearah pisau yang tepat berada di depannya dengan tatapan takut dan penuh dengan kehati-hatian.
"O-okay, ma-masuklah," jawab wanita itu tergugup-gugup. Galins segera masuk, tetapi tangannya masih melilit di leher sang wanita itu dengan pisau nya.
Galins menutup pintu dengan satu kaki, keadaan didalam rumah tidak dapat dikatakan besar. Ternyata rumah itu hanya ada satu ruangan, dengan dua pintu. Di sudut ruangan ada kasur yang tidak terlalu besar, lalu di depannya ada satu sofa panjang dan karpet bludru berwarna merah muda. Di sisi lainnya ada rak berisi buku-buku, dan juga rak lemari yang pasti berisi pakaian milik gadis ini.
Galins segera duduk di sebuah sofa panjang berwarna krem, dia menarik tangan wanita yang entah namanya siapa, untuk ikut duduk bersamanya.
"Si-siapa kamu?! Dan, ma-mau apa?" tanya wanita itu.
Galins menyeringai, "Hanya ingin menginap, aku tersasar." jawab Galins.
"A-apa menginap?!" tanya wanita itu dan segera membalikan wajahnya menatap ke arah Galins 'pun segera menyingkirkan pisaunya dengan segera. Jika tidak, mungkin leher wanita ini akan terkena goresan dari tajamnya pisau.
"Hmmm, ma-maaf." wanita itu menunduk, menyadari kebodohannya. Untung saja Galins segera menarik pisaunya. Dia terlalu terkejut mendengar perkataan pria yang berada di hadapannya.
"Nama?" tanya Galins.
"Hah?" wanita itu malah membulatkan matanya sambil melihat ke arah Galins. Baru di sadari ternyata pria yang berada di hadapannya sangatlah