”Maaf ya Pak. Jadi merepotkan menjemput saya di sini,” ucap Renny dengan senyum teramat manis menurut Bima. Membuat dunia akan penuh semut.
“Kakak!” ralat Henny membentulkan panggilan adiknya.
“Eh iya. Maaf ya Kak jadi merepotkan,” ucap Renny meralat kalimatnya tadi.
“Tidak apa. Tidak ada yang repot,” jawab Bima datar. Sebenarnya kalau boleh dia masih ingin selalu memandang wajah Renny. Perempuan yang dia inginkan menjadi pendamping hidupnya.
Sepanjang perjalanan senyap. Sesekali Bima bertanya tentang pembangunan kota karena dia lihat ada beberapa bagian yang telah berubah.
≈≈≈≈≈
Tepat waktu Aristy akan membuka mudik miliknya yang diberi nama olehnya PRIMA BOUTIQUE
“Saudara sekalian setelah tadi pembacaan doa, juga sambutan selamat datang dari tim panitia pembukaan butik ini. Mari kita sambut sekarang pemilik butik yaitu Aristy Wardhani Pranowo, yang akan memberi sepatah kata untuk pembukaan nanti. Pembukaan akan dilakukan oleh orang yang ditunjuk oleh Bu Aristy.”
“Kepada Ibu Aristy waktu dan tempat kami persilakan,” demikian MC acara membuka acara hari itu.
Bima, Renny dan Henny sudah tiba 20 menit lalu. Bima sudah menyapa beberapa teman-teman saat dia masih bekerja di perusahaan pusat milik pak Kintoko Raharjo yaitu papanya Ardhy Bawono Raharjo, suami Aristy.
“Assalamu'alaykum, selamat pagi menjelang siang, Bapak Ibu semua tamu yang terhormat. Sengaja acara saya buka jam 09.00 agar nanti setelah seremonial pembukaan acara, kita beramah tamah sejenak sambil melihat pakaian yang kami miliki sekalian mempersilakan bila ada yang ingin membeli koleksi kami. Lalu kita akan makan siang bersama baru kemudian pulang.” Demikian Aristy mulai membuka, langsung promosi bila ada yang ingin beli dia bilang.
“Pertama saya ucapkan terima kasih atas kehadiran semua yang tak bisa saya sebut satu persatu.”
“Butik ini adalah impian saya sejak saya SMP, karena saat itu tante saya Ibu Dewi Puspa Iskan memiliki butik yang sangat fenomenal yaitu PUSPA BOUTIQUE. Saya sering diajak mama saya ke sana dari sebab mama saya membutuhkan banyak baju terbaik sesuai dengan kariernya. Dari situ saya mengamati kerja tante Puspa. Semua pasti tahu ya PUSPA BOUTIQUE yang terkenal itu.”
“Dia adalah tante kandung saya. Adik kandung mama saya yaitu ibu Risna Iskan. Kalau Ibu Risna Iskan nggak ada yang nggak kenal ya? Dulu dia mantan bintang film pada zamannya dan sampai saat ini beliau masih sangat cantik sering membuat papa saya Bisma Pranowo cemburu tanpa alasan.” tentu saja banyak yang senyum-senyum mendengar joke tersebut.
“Itu hanya intermezzo saja supaya nggak kaku, nggak tegang semuanya.” kata Aristy.
“Dengan impian sejak SMP itu saya pun terbang ke Paris untuk kuliah desain. Di sana saya kuliah di Esmond dua tahun. Di sana saya punya satu orang yang sangat berjasa dalam hidup saya dan tak akan pernah saya lupakan. Satu setengah tahun kami bersama dalam hubungan yang cukup erat. Dia adalah kakak jika sekaligus mentor saya yang hari ini datang bersama istri tercintanya yang sedang hamil empat bulan. Aplaus untuk kakak saya tercinta Bima Hadipraja Kasrani, yang duduk di belakang bersama sang Nyonya tercinta. Selamat datang mbak Henny atau Nugrahaeni Ikhsan,” sapa Aristy sambil mengangguk dan tersenyum manis pada Henny. Dia sangat bangga Bima sudah bahagia bersama Henny. Bima dan Henny mengangguk menjawab anggukan dari Aristy dengan tangan ditangkupkan di dadaa.
“Kakak nggak pernah cerita kalau istrinya Boss adalah teman akrab Kakak waktu di Paris,” protes Henny pada suaminya pelan.
“Enggak ada yang spesial. Jadi nggak perlu diceritakan.” jawab Bima santai. Renny yang mendengar berita itu tentu saja tersenyum dalam hati karena rumornya harus Aristy adalah kekasih Bima yang direbut oleh Ardhy.
“Ucapan berikutnya pasti tidak mungkin saya tidak mengucapkan terima kasih tak terhingga pada Mama saya artis terkenal Risna Iskan dan Papa sayaBisma Pranowo yang memberi kemudahan banyak pada saya termasuk limpahan materi juga kasih sayang yang tak terhingga.”
“Saya ucapkan juga terima kasih tak terhingga setelah saya menikah dengan suami saya Ardhy, tentu ada dua orang tua yang membuat perantaranya Mas Ardhy yaitu Pak Kintoko Raharjo dan ibu Catty Manoppo yang asli Manado. Mungkin wajah tampan yang mas Ardhy itu dari kecantikan mama Catty.”
“Spesial Thanks buat orang-orang terdekat saya yang saya anggap kerabat atau keluarga Kak Bima tentu saja tetap kerabat saya keluarga saya sampai kapan pun tak mungkin saya lupakan jasa dia saat saya merangkak.”
“Lanjut, saya pindah ke Indonesia dan satu tahun terakhir saya dibantu oleh Vallen sebagai sekretaris saya. Dia banyak membantu saya dalam saya mengawali membuat butik. Waktu itu belum dengan gedung tersendiri seperti ini. Saya masih menggunakan ruang kecil di butik tante saya yang memang dia berikan. Bukan saya ngumpet-ngumpet. Tante saya memberikan satu meja kecil untuk saya berkreasi. Dari situ Vallen mempromosikan juga melobby banyak orang untuk saya, guna mendapat harga bahan dasar lebih murah.”
“Sebaiknya kita lihat perjuangan saya sejak saya kuliah di Paris dari slide ini. Semoga ini sangat berguna untuk kita semua.
Lalu Aristy mengangguk tanda menyuruh operator untuk menyalakan OHP. Saat itu masih OHP tentunya ya. Yang layarnya sudah disiapkan.
Di sana terlihat foto-foto Aristy ketika kuliah dulu dibantu oleh Bima walaupun hanya sedikit foto yang ada Bima-nya karena dia yang selalu pegang kamera.
Tak ada foto mesra Bima dan Aristy di situ karena selalu bersama teman-teman dan Bima memang tak pernah membuat foto berdua Aristy. Di slide terlihat bagaimana Bima jungkir balik membantu Aristy di setiap event pameran.
Lalu slide pindah ke ruang kerja Aristy di butik tantenya. Sebuah meja kecil berantakan penuh sketsa.
“Ya ampun, ya ampuuuuuun”” semua orang akhirnya berteriak ketika slide mulai menampilkan sesuatu yang tak terduga.
Di monitor OHP yang besar dan dilihat semua orang di situ terlihat bagaimana Ardhy mencium Vallen, lalu mereka ada di Singapore bersama tentu saja dengan foto-foto mesra mereka pelukan serta ciuman.
Ardhy pada Vallen berkali-kali terlihat di foto juga hotel tempat mereka menginap saat mereka keluar kamar hotel, saat mereka piknik bersama di beberapa negara, bahkan ada di Bali atau di Bandung dan di mana pun semua terpampang di sana!
Tentu saja Kintoko dan Catty benar-benar terpuruk melihat Ardhy kembali berulah. Itu sebabnya Kintoko tidak memberi Ardhy sekretaris perempuan.
Ardhy pada Vallen tak bisa lari karena tentu tak etis dia berlari ke sana kemari.
“Terima kasih atas perselingkuhan kalian Valen dan Ardhy. Sampai Vallen menggugurkan kandungannya dua bulan yang lalu karena tak ingin Pak Kintoko dan ibu Catty tahu!”
“Di depan semua orang saya yang menyatakan saya minta cerai dari Ardhy. Saya tak mau jadi diselingkuhi. Saya tahu ini karma buat saya. Dulu saya salah telah membuang berlian dan menukarnya dengan kerikil seperti Ardhy. Papa Kintoko, maafkan saya saya buka di depan semua orang agar semua orang tahu siapa Ardhy dan siapa Vallen. Agar semua orang tahu kalau mau terima orang kerja itu jangan lihat mulut manisnya di depan.”
“Bagaimana mungkin dia bisa menikam saya ketika saya sedang terpuruk? Mereka berhubungan di belakang saya, sembunyi-sembunyi dan alasannya cari barang buat saya. Terima kasih atas semuanya dan sekarang kita langsung melakukan pengguntingan pita yang akan dilakukan oleh ibu Risna dan ibu Puspa Iskan,” ucap Aristy.