Coraima membuka mata dalam keadaan terkejut. Kamar terang dari cahaya luar karena matahari sudah tinggi dan tidak ada seorang pun membangunkannya. oh iya, karena Salvador ada bersamanya. Coraima duduk lalu menoleh ke samping dan ia terpana pada pemandangan dua makhluk di sisinya. Valentina dan Salvador sama- sama meringkuk dengan Valentina berada dalam kungkungan Salvador bagai mencari suaka pada pria itu. Coraima tersenyum haru. Jika ada ponsel, ia ingin sekali memotretnya agar bisa memperlihatkan pada Salvador betapa serasinya ia dan Valentina, seperti ayah dan anak. Namun, seketika senyum itu pias karena tersadar siapa sebenarnya ayah bayi itu. Coraima terhenyak oleh perasaannya sendiri. Tidak ingin terlarut oleh rasa getir, ia bergegas beranjak dari ranjang dan pergi mandi. Seharus