Selesai makan, juga minum obat, hingga saatnya tidur malam, Salvador masih saja membuntuti Coraima hingga ke dalam kamarnya. Coraima jadi jengah. "Sal, aku mau tidur," katanya, tetapi pria itu malah melengos ke tempat tidurnya. "Aku juga mau tidur," sahut Salvador. Ia berbaring santai seraya melepas kemeja, lalu melemparnya begitu saja ke lantai. Coraima meringis tidak suka pada ulah Salvador yang serampangan. Ia memungut baju Salvador lalu melempar balik ke da.da pria itu. "Kau punya kamar sendiri. Tidurlah di sana. Ranjangku terlalu sempit untuk kita berdua!" Salvador malah terkekeh dan membantahnya. "Kau bicara begitu seolah kita tidak pernah tidur bersama saja. Cora, kau tahu faedahnya tidur denganku. Kau bahkan bisa bicara lagi tanpa harus terapi lama." Oh, astaga! Ingin sekali C