Gue selalu rela mengorbankan apapun untuk kalian karena kalian adalah berlian untuk bangsa. Bukan hanya kalian, melainkan semua orang yang menurut gue harus gue lindungi akan gue lindungi dengan cara gue sendiri. Jadi, jangan halangi gue untuk mengekspresikan kasih sayang gue ke kalian semua. Karena gue bukan seorang yang hebat dalam perkataan namun gue hanya sering bertindak tanpa berkata-kata.
- Anya Putri Vania.
"Lo tau gak apa yang barusan lo lakuin?" tanya Mb Widna khawatir.
"Gue selalu tau dan selalu sadar dengan apa yang gue lakuin Mb," ucap gue sambil tersenyum tipis.
"Gue gak abis pikir sama lo, Nya. Udah 2 kali lo nyelametin orang dan mengorbankan diri lo sendiri. Kalo lo telat 1 detik aja tadi itu, itu panah nuncep di d**a lo. Kalo punya otak di pake sih, jangan ngorbanin diri sendiri kek gitu lagi. Banyak orang yang nunggu lo pulang, banyak orang yang sayang sama lo," dumel Oni.
"Ka membantu sesama manusia itu suatu kewajiban. Kita ini makhluk sosial. Gue juga gak papa, kan lo liat sendiri gue sehat gini. Kalau gue masuk rumah sakit tuh baru lo marah," ucap gue dengan nada santainya.
"Makhluk sosial sih makhluk sosial, tapi kayak tadi lo nyari mati. Sama aja lo dah nuker nyawa lo demi keselamatan orang lain!" timpal Koh Edwin kesal.
Gue tau mereka berdua itu penyayang banget. Mereka berdua selalu melindungi dan selalu mengerti apa yang gue inginkan. Gue seneng kenal mereka berdua karena mereka gue bisa lebih bermakna.
"Ketika melihat orang lain bahagia. Gue ikut bahagia Koh. Ini gue bukan melindungi orang biasa tapi gue ngelindungin aset berharganya negara gue. Gue selalu berpedoman bahwa generasi muda Indonesia itu adalah aset berharga yang harus di jaga dari sekarang," ucap gue dengan santai.
"Tunggu. Lo nyuruh gue tukeran tempatkan tadi sama Kenzo. Nah, terus arah anak panah tadi itu ngarahnya ke tempat gue. Berarti kalo misalnya Kenzo gak pindah dari tempat itu dan Anya gak sadar berarti yang kena itu Kenzo? Misalnya, juga tadi lo gak sadar berarti panah itu ngenain gue dong? Dan kalo misalnya lagi nih ya, lo telat tadi berarti lo yang kena? Iya gak sih. Itu menurut pemahaman gue aja ya." Mb Widna hanya menggelengkan kepalanya dengan takjub melihat sikap gue.
"Kebanyakan kata misalnya Mb wkwkwkwkwk. Btw seratus buat lo!" ucap gue sambil tertawa kecil dan mengacungkan kedua jempol kearah Mb Widna.
"Nah, berarti lo udah nyelametin gue sama Kenzo hari ini!" ucap Mb Widna masih tak percaya.
Gue hanya tersenyum pelan melihat sikap Mb Widna yang masih tak percaya dengan apa yang baru gue lakuin. "Bukan gue yang nyelametin kalian tapi iman kalian yang terlalu kuat sama Allah, mangkanya Allah menolak bala untuk kalian berdua."
Gue hanya tersenyum simpul melihat mereka semua, selama ini gue paling benci ada orang yang membanggakan gue seperti ini. Semua manusia itu sebenernya sama ko, gak ada yang paling hebat di dunia ini. Kalau kejadian tadi itu kekuasaan Allah ko, bukan karena gue.
"Bubbi ini angle buat semua orang! Ashley beneran selalu bersyukur dan bangga karena bisa punya Bubbi," ucap Ashley bangga.
"Bubbi bukan angel say. Lah kalo aku angel ya dah ku habisi dia hari ini ahahaha. Jangan pernah membanggakan ku di hadapan orang banyak, pada hakikatnya setiap manusia itu sama, jadi jangan pernah kamu membanggakan Bubbi di hadapan yang lainnya," ucap gue sambil tersenyum kecil.
"ANGLE BUB ANGLE BUKAN ANGEL!"
"Jika memang itu yang kau mau, maka aku akan menurutinya. Aku sangat bangga bisa mengenalmu selama ini," lanjut Ashley.
"Ya biasa aja atuh ahahaha," ucap gue sambil tertawa.
"Kenapa lo bisa kelepasan kek gitu?" tanya Koh Edwin.
"Gue gak terima lah harga diri gue di rendahin di depan banyak cowo. Hello! Gue cewe punya harga diri yang tinggi yes. Mantan aja cuma satu. Kalo mau ngerendahin ya jangan ngerendahin gue. Ngerendahin gue sama dengan babak belur di tangan gue. Terus gimana gue gak kelepasan coba dia aja ngancem gue lewat Ashley. Fatal banget bagi gue ngancem lewat keluarga, kalau gue tetep gak bertindak orang-orang di sekeliling gue bisa kena imbasnya, ntar kalo gue gak kalap kayak tadi. Kalau misalnya, tadi gue marah biasa-biasa aja juga otomatis mereka ngarah ke kalian. Gue akan mengorbankan apapun untuk kalian semua. Kalian adalah berlian nya Merah Putih. Gak mungkinlah gue mengorbankan orang lain karena diri gue sendiri," ucap gue santai.
Tak lama kemudian Ridwan masuk ke dalam ruangan privat dengan tergesa-gesa. "Kenzo lo gak kenapa-napakan?" tanya Ridwan dengan nada khawatirnya.
Melihat kehadiran Ridwan yang sangat takut dan khawatir gue hanya mengernyitkan dahi gue dengan pelan. Kenzo dan yang lainnya pun sama seperti gue yang kebingungan menatap Ridwan yang sangat khawatir seperti ini.
"Ha? Gue kenapa? Gue baik-baik aja gini geh, lo kenapa sih sebenernya?" tanya Kenzo bingung.
"Beneran? Lo gak babak belur? Biru-biru? Atau luka gitu?" tanya Ridwan khawatir.
"Kagak. Nih lo liat aja gue gak papakan?" ucap Kenzo masih bingung dengan tingkah Ridwan.
“Gak usah lebay, gue juga gak ngapa-ngapain dia ko. Lo gak usah heboh plus rusuh sih. Malu di lihatin sama orang bayak,” ujar gue dengan sangat sebal.
"AKHIRNYA YA ALLAH GUE PUNYA PAWANG BUAT SINGA BETINA. YA ALLAH MAKASIH UDAH NGIRIM KENZO KE KITA YA ALLAH. DAN MAKASIH JUGA YA ALLAH KARENA KEHENDAK-MU PULA SEORANG ZACK GAK KENA IMBAS KEMARAHAN DARI SINGA BETINA!" seru Ridwan.
“Lebay tahu gak sih, gue juga gak segila itu ya. Jangan berlebihan sama gue ya sekarang kesel gue denger semuanya,” dumel gue dengan sebal. Semua orang yang ada di situ langsung terlonjak kaget dan menoleh ke arah Ridwan dengan tatapan bingung.
"Wan lo sehatkan?" tanya Mb Widna sambil mengelus dadanya.
"Alhamdulillah gue sehat banget. Zo ntar temuin gue ya di belakang. Gue mau ngomong sama lo berdua aja. Ada sesuatu yang penting." Kenzo hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan. Lili pun hanya menunjukkan senyum meledek Ridwan, ketika melihat Ridwan berbicara kepada Kenzo.
"Asiklah bentar lagi ada yang mau ngeluarin duitnya nih. Ashiap lah. Bonus kalo cair gue kecipratan yak!" ledek Lili sambil tersenyum misterius.
"Bonusnya Anya gak lo minta juga Li?" goda Ridwan.
"Kalo itu gak berani gue. Dia duitnya mau buat sekolah orang gak mampu sama yatim piatu. Dia ingin buat sebuah panti juga yang bisa nampung anak yatim piatu dan anak jalanan/ gelandangan. Setelah wisuda ni bocah langsung balik ke Jakarta abis tuh peresmian, kalau gue minta bonusnya yang ada dia gantung gue di Monas." Gue pun langsung melotot kearah Lili yang membeberkan rahasia yang gue tutup rapat.
PLETAK!
Satu jitakan mendarat mulus di kepala Lili. Lili meringis kesakitan dan mengusap kepalanya dengan pelan. "Ngapa lo kasih tau Lili!" seru gue kesal.
"Sakit Anya. Lo kira tangan lo itu gak kaya kuli apa? Kuli aja tangannya biasa aja lo mah baja tangannya. Benjol nih!" dumel Lili sambil mengusap kepalanya yang abis di jitak sama gue.
"Sabodo teuing. Gak peduli gue sama lo!" umpat gue kesal.
"Eh btw lupain yang tadi. Gue mau nanya, lo ko diem aja pas di pegang Kenzo. Biasanya lokan ngeberontak kalo di pisahin. Si Zack noh biasanya babak belur dulu sama lo baru ilang amarah lo. Atau gak lo nonjok dinding dulu baru ilang amarah lo. Tapi, kenapa pas Kenzo yang megang tangan lo dan meluk lo, lo gak ngeberontak sama sekali?" tanya Lili heran.
"Nah itu lah yang dinamakan love at first sight!" celetuk Fajar. Seketika semua orang kaget dengan ucapan Fajar yang agak lurus itu.
" Alhamdulillah Fajar tau love at first sight!" ledek Bang Ucok.
"Jay liat kamus ya lu? Ko pinter?" tanya Kenzo heran.
"Ya ampun Jay sering-sering aja ya lu salah makan jadinya lurus lo," ledek Ka Gel sambil tertawa puas.
"Ampun gue mah sama lo pada. Masa gue lurus salah, gue gesrek salah, gue alay salah, gue julid salah, gue jail salah, apalah mau kalian ini? Serba salah gue kek Raisa di sini," dumel Fajar dengan sangat dramatis.
"Sorry aja ini mah Jay. Raisa dah milih Hamis jadi jangan mimpi dah ya lo di samain sama Hamis! Ibarat nih ya, lo itu remahan biskuit yang udah gak ada artinya lo di sapu terus di buang. Nah, kalo Hamis itu biskuit utuh jadi banyak di cari sama orang," ledek gue dan yang lain tertawa lepas.
"Aduh sakit perut gue ketawa mulu dari tadi back to topik lah!" ucap Lili sambil tertawa.
"Untuk pertanyaan lo itu gue gak bisa jawab, Li. Gue juga bertanya-tanya pada gue sendiri. Yang selama ini bisa ngatasin lost controlnya gue cuma keluarga, Ashley, sama Biru. Jujur setelah Biru pergi baru kali ini gue bisa membabi buta kayak tadi. Biasanya gue gak sampe kayak tadi. Gue marah ataupun lost control gue hanya melampiaskan ke barang atau yang lain, beda pas Kenzo megang gue. Itu di luar kendali gue," jelas gue.
"Berarti bener kata Fajar? Love at first sight?" tanya Lili lagi.
"Jika cinta itu memang ada tolong kasih tau gue cara mencintai seseorang. Hati gue mati karena keadaan 2 tahun lalu. Jika ada seorang laki-laki yang mencintai gue dengan tulus gue harap dia bisa mecahin benteng tinggi yang terbuat dari baja dan berlapis semen itu hahaha," ucap gue sambil tertawa kecil.
"Entah apa yang terjadi di masa lalu kalian semua. Tapi, dari kemarin gue menangkap ada banyak teka-teki di hidup kalian semua. Putri, Anya, Lili, Oni, Ridwan, Koh Edwin, Rehan dan cowo yang tadi babak belur itu. Kalau Oni dan Koh Edwin rasanya tidak terlalu kuat di sini posisinya, hanya ada yang beberapa orang yang kuat masa lalunya itu sama disini. Ntahlah itu memang perasaan gue aja atau gimana yang jelas gue harap kalian bisa berdamai dengan masa lalu itu semua," terang Kenzo.