Rumit

1663 Kata

Apia menerima segala perkataan Dina karena semuanya benar. Ia memang bodôh telah menyerahkan mahkota paling berharga dalam dirinya kepada sang mantan. Tapi semua terjadi begitu saja bahkan dalam pengaruh minuman beralkohol. "Tetap saja kamu bodóh, Apia! Jangan-jangan kamu masih cinta sama mantanmu itu!? Makanya kamu rela,” tuduh Dina tepat sasaran. Tidak munafik, Apia memang menikmati malam panas bersama sang mantan—Hanafi. Akan tetapi Apia tidak pernah menyangka bila malam panas yang telah mereka lalui bersama itu dapat menempatkannya dalam posisi sekarang ini—hamil muda. Sekali lagi Apia hanya terdiam, menunduk semakin dalam. Dina melanjutkan ocehannya. Tidak hanya mengata-ngataì, Dina juga memberi nasehat walau dengan nada bicara tinggi dan penuh emosi. Sampai suara pintu terbuka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN