Bab 20. Masuk ke Permainan

1319 Kata
Entah kenapa perasaan Caroline sangat buruk ketika masuk ke dalam mansion milik Keith yang sangat besar, seperti istana. Perasaan tak nyaman satu-persatu hinggap dihatinya. Ketika melihat beberapa pelayan wanita, gadis itu mengerutkan kening. Bisa dilihat bahwa Keith memang seperti idol yang dikagumi banyak orang. Lihat wajah berbinar mereka, seolah ingin melahap pria itu hidup-hidup. Iya inilah dunia, dimana letak pria tampan berada, disitu kaum pemuja berkumpul dan berdesakan satu sama lain. “Tunggu di ruangan itu, aku akan segera kembali,” titah Keith, lalu pergi. Caroline menoleh sekilas ke arah Audrey yang seperti tak suka jika berada di mansion itu. “Hanya sebulan. Kau tak perlu bersikap seperti itu.” Caroline membuka pintu ruangan, tampak mewah dan elegan. “Apakah dia tak salah tempat. Aku kira ruangan ini adalah ruang tamu.” Ia hanya tak menyangka kalau ruangan tersebut merupakan kamar. Sebuah ruangan kamar yang terpisah dari tempat lainnya. “Karena tidak fokus dengan sekitar, aku tak menyadari jika tempat ini aneh.” Caroline menutup ruangan itu kembali, melihat sepanjang lorong yang begitu sepi. Di depannya terdapat taman bunga mawar merah, putih, dan pink. “Tuan..., haruskah kita kabur?” saran Audrey di tertawai oleh Caroline. “Dia tak akan membiarkanku kabur dengan mudah, Drey.” Caroline menyeret tangan Audrey untuk masuk ke dalam ruangan itu. “Nikmati saja selagi kita masih di sini. Asalkan dalam tahap kewajaran.” Pepatah bilang sambil menyelam minum air. Siapa tahu Caroline akan mendapatkan sesuatu di tempat Keith. Kalaupun tidak mendapatkan info apapun, ia masih bisa mencari diluar. Hitung-hitung tinggal gratis. Belum sempat mereka berdua tersenyum lebar, Keith beserta seorang wanita tua dan beberapa pelayan datang ke ruangannya. Seketika raut wajah Caroline berubah drastis menjadi sangat buruk dalam segi manapun. “Aku rasa, tempat ini sangat cocok untukmu.” Keith menjentikan jari, sontak dua orang pelayan langsung bertindak. “Bawa gadis itu ke dapur. Tunjukkan pekerjaannya.” “Tunggu dulu,” cegah Caroline sambil menghadang. “Kau tak bisa membawa Audrey begitu saja, Tuan.” Sikap lancang Caroline itu membuat wanita yang tak lain adalah Reta menahan amarahnya. “Lancang! Kau pelayan rendahan tak diperbolehkan menentang tuan!” Belum kerja sudah dibentak. Huh, Caroline semakin gencar mencegah Audrey dibawah oleh dua pelayan itu. “Aku bukan pelayan rendahan.” Warna mata gadis itu berkilat emas, membuat Keith terkejut dan langsung menghalangi jarak pandang keduanya. “Ingat tugasmu, Reta. Jangan melampaui batas.” Reta menunduk, hanya tak menyangka kalau Keith membawa seorang pria cantik untuk menempati kamar itu. Bukankah kamar tersebut hanya untuk nyonya mansion? Ia kira, yang datang adalah nona persis di lukisan, ternyata semua prediksinya salah. Tuan adalah pria yang lurus. “Maafkan saya, Tuan. Saya tak akan mengulanginya.” Melihat melo drama didepannya, Caroline sangat acuh, memilih meraih lengan Audrey agar sembunyi di belakang punggungnya. “Jika kau tak menurutku, tasmu akan aku bakar,” ancam Keith terang-terangan. Audrey pun sadar diri, maju ke depan dengan sepenuh hati. “Jangan mengkhawatirkan ku, Tuan.” Dua pelayan itu pun membawa gadis tersebut keluar ruangan. Tampak jelas Caroline sepertinya tak rela. Sekarang tinggalan tiga orang yang ada di ruangan itu. “Aku akan meminta Reta untuk mengawasi pekerjaanmu.” Keith duduk di sofa dengan nyaman, diikuti Caroline. Mereka berdua saling berhadapan satu sama lain. “Statusmu akan menjadi pelayan pribadiku selama sebulan. Jika dalam waktu sebulan kau kabur, aku akan mengecap mu sebagai buronan.” Ah, lagi dan lagi. Ancaman Keith mengarah pada buronan. Caroline bahkan tak mencuri sama sekali, tapi ia sudah diklaim sebagai penjahat. Sungguh dunia menyebalkan, seperti orang yang ada dihadapannya. Keith menyodorkan surat perjanjian tepat di depan Caroline. “Tanda tangani surat itu.” Gadis tersebut menatap Keith dan Reta bergantian. “Apakah perlu aku menandatanganinya? Aku bisa dipercaya. Lagi pula barang ku ada di tanganmu.” “Tulis namamu di atas kertas itu.” Keith sengaja mengalihkan perhatian Caroline. Gadis itu mendesah, melakukan sesuai instruksi pria tersebut dengan sangat terpaksa. “Nama yang jelek, seperti orangnya.” “Carol adalah nama yang bagus!” “Sepertinya, kau terlalu bersemangat, Car.” Keith bangkit sambil menyimpan berkas itu kembali. “Reta, urus dia dengan baik.” Dia pun pergi meninggalkan mereka berdua. Susana pun tampak canggung setelah Keith benar-benar menghilang dibalik pintu. Caroline pun hanya diam, tak mau membuka suaranya. “Tugasmu selain menjadi pelayan pribadi tuan, kau ditugaskan menjaga kuda kesayangannya.” Reta mulai membuka pembicaraan. “Apa!” seru Caroline tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Itulah tugasmu. Menjaga kuda bernama Carlos. Kuda itu sangat berharga. Jangan sampai kau menyakitinya.Sekaramg ikut aku ke kandang kuda.” Sialan! Jenderal busuk itu sengaja membuatku dalam kesulitan. Mau tak mau, Caroline mengikuti Reta dari belakang, menuju ke kandang kuda yang dimaksud. Sampai di lokasi, tampak dua pelayan menatapnya penuh maksud. “Dia adalah Carlos,” tunjuk Reta pada kuda berwarna hitam. “Dan dua pelayan itu akan membantumu mengurus Carlos.” Ya, intinya Caroline tak akan bekerja sendirian selama sebulan. Ternyata Keith masih waras juga, dan gadis itu mengakuinya. Setelah bicara panjang lebar mengenai tugas Caroline, Reta pun pergi menuju ke tempat Keith untuk lapor. “Saya datang, tuan.” Keith yang duduk di kursi sambil melihat berkas yang ditanda tangani Caroline pun tersenyum hangat untuk kedua kalinya. “Apakah dia baik-baik saja?” Reta ragu menjawab, tapi ia tetap memberi jawaban. “Dia sangat senang karena ada dua pelayan itu. Namun saya bingung, kenapa tuan membiarkannya tinggal di kamar itu?” “Sebentar lagi kau akan tahu. Jangan bertindak tak sesuai aturan seperti tadi. Jika kau melampaui batas mu, aku tak segan mengirim mu ke penampungan.” Penampungan adalah tempat untuk panti jompo. Semua orang yang masuk penampungan tak akan bisa keluar dengan mudah. Bagi orang yang masuk ke dalamnya, merupakan kemalangan besar. “Maafkan saya, Tuan. Saya akan bekerja dengan baik.” Keith mengangguk, “Malam ini aku akan tidur disampingnya. Kau beri dia obat tidur.” Reta syok, tapi wajahnya masih bersikap biasa saja. Namun, ia tetap mengeluarkan pendapatnya. “Dia seorang pria, Tuan. Apakah anda benar-benar yakin?” Tawa Keith pecah memenuhi ruangan. “Apakah kau juga tertipu? Pria cantik dengan bau harum yang menyengat hidung? Jika kau seorang pria, maka kejantanan yang akan keluar.” Disini, Reta mulai mengerti kalau Keith berbuat seperti sebelumnya. Ternyata pria bernama Carol adalah seorang gadis. “Baik, saya mengerti dan akan menjalankan perintah.” Keith menyungging, menatap Reta yang sudah hilang dibalik pintu. “Aku ingin lihat, permainan apa yang terjadi di antara kita. Kau terjebak cukup dalam, Car. Semakin kau mencoba pergi, maka aku akan semakin erat mengikatmu.” Entah cinta atau obsesi untuk memiliki. Yang jelas Caroline memiliki daya tarik tersendiri. “Aku akan menikmati permainan ini.” Keith bangkit dari kursinya, menuju ke pintu rahasia. “Keluar,” titah pria itu. Tampak Rian sedang menunggu intruksi, dan langsung keluar dibalik pintu rahasia. “Hormat kepada jenderal.” Iya, identitas Keith diketahui dengan mudah oleh Rian yang merupakan adik Jeff. Pria itu berpikir bahwa jeff yang memiliki talenta, tapi ternyata prediksinya salah. Sedari awal, dia sudah tahu kalau dirinya adalah Tuan K. “Bagaimana situasinya?” tanya Keith, sambil berjalan masuk ke dalam lorong yang remang-remang minim cahaya. “Para orang bayaran sudah mempersiapkan diri, Tuan. Tapi, sepertinya ada mata-mata di antara kita,” lapor rian cukup baik. “Sesuai janjiku. Aku akan mengirim kalian pergi ke negara tanpa sepengetahuan Eugene. Hanya saja jangan bertindak gegabah.” Meskipun Keith di bilang jenderal kejam dan bengis, tapi dia memiliki toleransi keadilan yang tinggi. “Saya paham dan mengerti, Tuan.” Rian tahu bahwa Keith memang pria baik, tak sesuai dengan rumor yang beredar. “Apakah orag suruhan mu sudah pulang dari tiga kerajaan?” Keith membuka pintu berwarna merah, ada beberapa orang menunggu di sana. “Kami akan segera melaporkannya!” kata tiga pemuda yang berdiri tegak sambil membungkuk hormat. Inilah sisi lain dari Keith yang merupakan Tuan K, menjadi penyelamat b***k dari tiga kerajaan lainnya. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN