Bab 6. Pertemuan Pertama

1189 Kata
Kerajaan Hazelmuth adalah kerajaan yang sangat berkuasa karena memiliki dua jenderal yang begitu kuat dan muda. Prestasi mereka sudah terdengar ke seluruh negeri. Mereka menyebutnya dua banteng sebagai pelindung raja. Raja yang menduduki tahta bukanlah raja tua melainkan raja yang sangat muda. Sang raja yang sekali mengeluarkan titah, maka dua jenderal akan bergerak sesuai dengan keinginannya. Bicara tetang jenderal, dua pria yang beda kubu itu saling bermusuhan satu sama lain. Hal itu sudah ditanam sedari kecil, bahwa keduanya merupakan musuh bebuyutan. Tidak heran jika setiap ada kesempatan, mereka selalu saja berselisih. Dua bangsawan yang berpengaruh, yaitu Keluarga Griffin, di pimpin oleh Keith Griffin dan Keluarga Isaac, dipimpin oleh Derich Isaac. Griffin melambangkan singa, Isaac melambangkan naga. Dan sekarang, orang yang berhadapan dengan Caroline setelah menyeberang melalui celah dimensi adalah Keith. Tidak banyak yang tahu mengenai kepribadian pria itu, rumor beredar dia terkenal kejam dan dingin. Tapi meskipun begitu, dia tetaplah manusia yang memiliki welas asih. “Kau b***k dengan pakaian yang sangat aneh,” kata Keith terus mendekat, menepis jarak di anatara mereka. Caroline sebenarnya takut, lebih tepatnya terkejut karena ada anak panah menuju ke arahnya. Jika anak panah itu mengenai salah satu anggota tubuhnya, akan ada darah segar mengalir seperti para mayat yang dilihatnya tadi. Meskipun takut, gadis itu berusaha menyembunyikan perasaannya. “Aku bukan budak.” Ia berusaha bangkit, walau lututnya masih lemah dan tubuhnya sakit akibat jatuh dari ketinggian yang tidak seberapa. “b***k aneh... cara bicaramu juga aneh di mataku.” Keith menarik dagu Caroline, mengamati setiap inci tubuhnya. Pakaian aneh itu mengingatkan akan satu hal. “Karena kau b***k, maka kau jadi tahanan kerajaan.” “Hei...! Sudah aku bilang kalau diriku bukan b***k!” Teriakan Caroline tak didengar oleh Keith, karena males meladeni. Pria itu langsung memanggulnya, seperti karung beras kecil. “Turunkan aku! Ini namanya pelecehan. Jika kau tak menurunkan ku... aku akan berteriak.” Caroline berusaha melepaskan diri dengan meronta, memukul, dan juga menggigit leher. Sayangnya semua yang dilakukan sia-sia, dan Keith yang seperti baja hanya diam dengan wajah dinginnya. “Jenderal,” panggil salah satu bawahannya, melirik sekilas ke gadis aneh. Tapi pandangannya kemudian diturunkan karena Keith seperti tak menyukai tingkahnya. “Beberapa b***k sudah dibawa pergi ke kerajaan. Untuk dia...” Perkataan bawahan tercekat, saat Keith memandangnya dengan tatapan tajam. “Aku yang akan mengurus b***k satu ini.” “b******k!” umpat Caroline meskipun hanya pasrah saja, berharap Keith mau menurunkannya karena perutnya terasa mual. “Jika kau tidak diam, aku akan membuang mu ke kandang singa.” Sontak Caroline hanya diam saja sampai si pria yang baru dikenalnya itu sedang memanggil nama seseorang. Datanglah seekor kuda hitam yang sangat indah,berlari kencang ke arahnya. Gadis itu ditaruh di atas punggung kuda oleh Keith, lalu ia juga ikut naik. “Aku tak pernah naik kuda. Bisakah kau mengendalikannya dengan pelan,” cicit Caroline dengan pelan. Wajar saja, ia tak pernah naik kuda, dan hanya naik mobil atau pun motor. Keith diam, hanya menunggangi kuda dengan kecepatan sedang. Meskipun gadis itu terlihat tidka bersalah bukan berarti ia akan menurunkan kewaspadaannya. Dia sangat cantik dengan bibir mungil, kedua lesung yang menghiasi pipinya. Rambutnya yang berkibar diterpa angin sangat harum, sampai-sampai membuat pertahannya sebagai lelaki bermartabat menurun drastis. Kecil, mungil, dan juga terlihat rapuh, Itulah Caroline di mata Keith. Hatinya yang sekeras batu, perlahan mulai runtuh karena gadis yang baru dijumpainya dengan pakaian serba aneh. Sorot mata berwarna tajam, sedikit bergetar karena takut, tapi dia tetap berani menambah daya tarik Caroline sebagai seorang gadis asing. “Siapa namamu?” tanya Keith ingin tahu. Meskipun Keith menolongnya dnegan mengklaim sebagai b***k, ia tak akan memberitahu namanya kepada orang asing. “Kita tak kenal satu sama lain.” “Kau hanyalah b***k, jangan bersikap sombong.” Seorang Keith tak bisa merayu wanita atau gadis, karena semua perkataannya sangat tajam dan menyakitkan. “Jangan berbelit-belit atau aku akan membunuhmu.” Aku harus hidup. Hanya nama saja tak masalah. Setelah lepas dari si b******k ini, aku akan segera mencari ayah. Caroline tak punya pilihan lain, selain memberitahu namanya kepada pria yang baru dijumpainya. Asalkan bisa hidup terlebih dulu untuk memperlajari dunia yang dikunjunginya itu. “Caroline,” jawab Caroline singkat. Keith diam, menarik kembali tali kudanya saat sampai ke bukit. Ada beberapa lampu kelap-kelip sangat indah tak jauh dari mereka. Lampu itu menandakan kalau lokasi kerajaan sudah dekat. “Selamat datang di Kerajaan Hazelmuth.” Suara Keith terdengar menyambutnya dengan baik. Caroline sangat respek akan hal itu. ia tersenyum, menatap indahnya Kerajaan yang memiliki menara indah itu. Tidak disangka bahwa dunia itu sangat kaya karena semuanya berlapis emas. “Apakah itu emas sungguhan?” tanya Caroline dengan wajah polosnya. Gadis itu mendongak, kedua mata mereka pun satu sama lain. Meskipun ada noda darah diwajahnya, Keith terlihat sangat tampan. Berkat wajah tegas dan dinginnya, terlihat tampan sepuluh kali lipat. Tapi sayang sekali Tuhan tak berpihak padanya untuk terus menatap pria itu, dia malah menarik kudanya dengan kasar agar pandangan tersebut teralihkan. Dan endingnya pria itu menunggangi kuda cukup cepat. Sementara yang dilakukan Caroline hanya berpegangan erat, sambil menutup kedua matanya rapat-rapat. Tak lupa ia merapalkan mantera keselamatan untuk dirinya sendiri. Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di depan pintu gerbang menuju ke kerajaan. Beberapa prajurit yang telah membawa b***k juga ada di sana. Ada dua orang yang diseret, bahkan dicambuk karena berani mencoba untuk melarikan diri. “Kenapa mereka kasar sekali?” “Jika b***k melarikan diri, maka hukum cambuk adalah konsekuensi yang harus dihadapi.” Hukuman bagi b***k yang tidka menaati peraturan kerjaan adalah cambuk, pukul, dan juga kurung. Jika kesalahan fatal, maka b***k akan dipenggal di tengah alun-alun kota. Hukum Kerajaan Hazelmuth memang terkenal kejam, tapi para penduduknya makmur. Sebab tak ada perselisihan pejabat atau korupsi. Hasil kekayaaan yang berlimpah mereka hasilkan dari tambang emas, minyak bumi, dan batu bara sehingga kejayaan berada di puncaknya. “kalau kau lari, maka kau akan mendapatkan hukuman seperti itu.” Keith melewati gerbang, menuju sisi kanan kerajaan. Caroline hanya mendesah, karena belum melakukan rencana malah sudah diperingati. Mata cantik Caroline pun terkesima dengan sebuah patung yang dilewatinya. Patung emas dengan kedua bola mata berwarna hitam. Patung hewan singa terlihat menantang dan juga arogan. Setelah melewati patung itu, di sisi kanan ada sebuah labirin yang terbuat dari pohon hidup. Gerbang perak yang menjulang tinggi, di hiasai bola lampu berwara kuning keemasan sangat menyilaukan mata. “Jangan serakah karena mereka bukan milikmu.” Perkataan itu sukses menohok hati Caroline. Apa salahnya mengaggumi saja, bukan mencuri. Lagi pula benda yang terbuat dari emas itu tak bisa dibawanya pergi. Pria ini benar-benar bermulut busuk. Caroline memilih diam, karena malas berdebat. Keith yang fokus dengan tujuannya ke tempat para b***k pun hanya acuh saja. Kegiatan ber kudanya pun dihentikan, karena telah sampai pada lokasi yang diinginkan. “Turun,” titah Keith dengan dingin. Caroline menatap ke bawah, berusaha untuk turun meskipun sangat lama. Akhirnya, dengan usahanya yang gigih ia bisa turun selamat. “Jenderal...” Salah satu prajurit membungkuk hormat. “... para b***k sudah di masukan ke dalam sel tahanan.” Sel tahanan...! Aku pasti akan bernasib sama seperti mereka. Kenapa hidupku sial sekali! batin Caroline berteriak frustasi dengan wajah paniknya. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN