Alea ternyata tidak benar-benar pulang ke rumahnya di siang menjelang sore hari itu. Sesampainya di dalam mobilnya, Alea raih ponselnya dan menghubungi Bu Narti. "Iya, Mbak Alea?" Alea mengernyitkan dahinya karena mendengar suara Bu Narti yang tidak seceria biasanya. Biasanya suara Bu Narti renyah dan semangat menerima panggilannya. "Sibuk?" "Nggak juga, Mbak. Lagi santai," "Udah sehat kan?" "Sudah," "Hm, syukurlah," "Mbak Alea sehat-sehat saja kan?" "Iya dong. Cuma hati dan pikiran yang nggak sehat," Bu Narti tertawa kecil. "Bu. Dia jam berapa pulang?" "Oh, Rania?" "Jangan sebut nama itu. Aku nggak suka mendengarnya," "Oh, eh, maaf," Alea sedikit mendelik karena sebelumnya Bu Narti juga enggan menyebut nama istri Alaric. Kenapa dengan santai dia sebut nama itu di telinganya