Alaric mendengus tersenyum melihat tubuh ramping Rania yang hanya terbalut baju kemeja putih kebesaran. Setelah mandi pagi, Rania yang malas membongkar isi tasnya, mengambil kemeja putih Alaric yang tergantung di lemari pakaian. Alaric peluk Rania yang sedang mempersiapkan sarapan pagi di dapur. “Sepi ya, Mas?” decak Rania saat menyadari tidak ada suara-suara kesibukan di pagi itu di rumah. Biasanya ada saja bunyi kesibukan di rumah itu di awal pagi, dari arah dapur, garasi, juga taman depan dan belakang. “Pada ke rumah Mbak Grace. Papi Mami juga ke sana,” gumam Alaric yang kini sudah duduk di depan meja makan. Sudah ada sarapan di pagi itu; empat helai roti bakar isi tuna kaleng yang sudah dihangatkan, empat telur mata sapi, dan dua gelas besar berisi s**u almond. Rania duduk di seb