Kenangan masa lalu

1329 Kata
"Rayhan." Roseline sempat membulatkan matanya karena terkejut. Sungguh dia tak menyangka akan bertemu Rayhan di acara penyambutan dirinya. Mungkinkah Rayhan salah satu karyawan perusahaan Exo Engineering milik kakeknya? Entahlah, Roseline tidak tahu. Yang pasti dia bertemu dengan Rayhan malam ini. Rayhan, pria masa lalunya. "Mawar? Kau Mawar kan?" Tanya Rayhan. Roseline berusaha mengubah ekspresi wajahnya. Dan dengan cepat gadis itu beradaptasi. Dia tersenyum ramah. "Maaf, saya Rose." Tegas dan berwibawa itulah nada bicara yang ditunjukkan Roseline pada Rayhan. Sayangnya pria itu malah memicingkan mata. Pertanda bahwa dia tak percaya begitu saja. Roseline pun hendak berlalu. Sungguh dia tak ingin memperkeruh suasana. Dia kembali untuk balas dendam bukan merajut cinta yang telah lama terbengkalai. Sayangnya Rayhan justru malah meraih tangannya. Menggenggam jemari lembut itu dengan erat. "Kau pasti Mawar. Aku tidak mungkin salah mengenal wanita yang aku cintai," ucap Rayhan. Seketika Roseline merasa jantungnya berhenti berdetak. Sungguh ini adalah pernyataan cinta yang anti-mainstream. Pernyataan cinta yang pertama kalinya dia dengar dari Rayhan di saat yang sangat tidak tepat. "Anda benar-benar tidak sopan. Saya Roseline pemilik perusahaan Exo Engineering sekaligus CEO baru di perusahaan itu. Tolong jaga sikap anda," ucap Roseline tegas membuat Rayhan melepaskan genggaman tangannya pada jemari lembut gadis di hadapannya. "Maaf," ucap Rayhan membuat Roseline membalikkan tubuhnya kemudian berlalu. Pria itu hanya terdiam. Hati kecilnya menyatakan bahwa gadis yang bertemu dengannya memang Mawar yang selama ini dia cari. Malam panjang dan penuh sukacita ini terus berjalan hingga penyambutan CEO baru Exo Engineering dari perusahaan Zidoitch corp pun selesai. Merasa lelah, Roseline pun segera bergegas untuk ke kamar hotelnya. Gadis itu merasa energinya benar-benar terkuras habis. Gadis itu pun segera membanting tubuhnya ke atas ranjang. Beruntung ranjang hotel memiliki kualitas kasur yang luar biasa. Sehingga tubuhnya tidak merasa sakit. Netra hazelnya menatap langit-langit kamar hotel yang dihias lampu kristal yang indah. Menatap setiap berlian yang diukir indah itu tampak memantulkan cahaya lampu. Begitu cantik dan mewah. Namun kenyataannya Roseline tidak sedang memandang keindahan. Gadis cantik itu justru sedang merenungi nasibnya. Merenungi dirinya di masa lalu. Masa lalu? Bukankah Roseline ingin pergi dari masa lalu yang dia benci? Lalu untuk apa dia mengingat-ingat kembali masa lalunya. Gadis cantik itu pun tersenyum tipis. Mengakui kebodohannya. Mengakui kelemahannya. Dirinya benar-benar tidak bisa melupakan semua kenangan masa lalu. Karena nyatanya tidak semuanya pahit. Ada manis yang sempat dia kecap. "Ya Tuhan," gumam Roseline mengusap wajahnya dengan kasar. Rasanya dia hampir gila. Pertemuannya dengan Rayhan membuatnya gila. "Kenapa harus bertemu dengan Rayhan? Ya Tuhan. Takdir macam apa ini," gumam Roseline merasa sangat kesal. Kesal kepada dirinya sendiri yang tak mampu menahan perasaan. Dan kenangan itu pun kembali muncul. Kenangan indah bersama Rayhan saat SMA. Pagi yang cerah. Mawar berangkat sekolah dengan angkutan umum seperti biasanya. Ya Dia memang anak dari keluarga yang berada. Tapi segala kemerahan yang dimiliki oleh keluarganya tak mampu dia nikmati. Karena semua galak kekayaan dan kemewahan yang dimiliki oleh keluarga Zidoitch hanya bisa dinikmati oleh Cellyna. Anak kesayangan Dirham Zidoitch, ayahnya bersama istri tercintanya yang tak lain adalah mama tiri Mawar. Sayangnya pagi ini angkutan umum tampak penuh. Lagi-lagi ngeselin tidak berhasil memberhentikan angkutan umum yang biasa mengantarnya ke sekolah. "Ya Tuhan. Kalau seperti ini aku bisa terlambat sekolah," gumam gadis itu merasa was-was. Pasalnya saat ini sudah pukul 06.30 pagi. Dia bisa saja terlambat jika tidak segera mendapatkan angkutan umum yang mengantarnya ke sekolah. Namun sesaat kemudian, sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya. Pintu mobil pun segera terbuka. Menampilkan sosok pria bertubuh gembul sambil tersenyum manis ke arahnya. Ya, dia Rayhan. Seketika senyum itu pun menular ke wajah Mawar. "Ayo masuk. Kita berangkat bareng," ucap Rayhan pada Mawar. "Apa aku tidak merepotkan jika aku ikut bersamamu?" Tanya Mawar yang merasa tak enak hati. Hal itu tentu saja membuat Rayhan terkekeh. "Tentu saja tidak. Kan kita satu arah mau ke sekolah. Ayo cepat masuk nanti kita terlambat!" ucap Rayhan. Dan hal itu tentu saja membuat rok slim segera masuk ke dalam mobil. Gadis itu pun tersenyum sambil menutup pintu mobil. "Terima kasih, Rayhan." "Sama-sama," jawab Rayhan tersenyum. "Kamu sudah mengerjakan PR matematika?" Tanya Rayhan. "Sudah," jawab Mawar tersenyum ke arah Rayhan. "Segera amankan bukunya. Sini aku aja yang pegang. Nanti PR kamu diambil lagi sama si Cellyna," ucap Rayhan. "Nggak apa-apa aku sudah siapkan dua buku kok. Jadi kalau PR ini diambil oleh Celine aku bisa mengumpulkan buku yang satunya lagi," ucap Mawar. "Astaghfirullah, Mawar. Kalau kayak begitu ceritanya kamu sama saja mengerjakan PR untuk Cellyna. Keenakan. Biarin sekali-kali dia nggak ngumpulin PR," ucap Rayhan. Mawar yang lugu pun terdiam. Gadis itu hanya merenung. Membayangkan hal buruk yang akan terjadi jika hal yang disarankan oleh Rayhan dia lakukan. Cellyna pasti akan memfitnahnya bahwa buku Cellyna disembunyikan oleh Mawar. Cellyna selalu punya ribuan cara untuk membuat papanya marah padanya. Merasa sesak membayangkan hal buruk yang akan terjadi membuat mawar menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan dengan berat. Hal itu tentu saja membuat raihan menatap iba ke arah Mawar. "Aku bingung. Kenapa sih kamu ngalah banget sama si Cellyna. Memangnya kalian ada hubungan apa?" Tanya Rayhan penasaran. Kenyataannya memang di sekolah tidak ada yang tahu bahwa Cellyna dan Mawar adalah kakak beradik berbeda ibu. Pasalnya mereka tidak pernah berangkat sekolah bersama. Celine diantar jemput dengan mobil mewah, sedangkan Mawar naik angkutan umum. "Nggak ada hubungan apa-apa. Aku cuma nggak suka aja kalau ada keributan," ucap Mawar tersenyum ke arah Rayhan. Menutupi segala kenyataan yang ada. "Tapi kalau selalu seperti itu, Cellyna bisa semakin kurang ajar sama kamu. Sekali-kali dia harus dikasih pelajaran," ucap Rayhan. "Nggak usah biarin aja. Nanti juga dia bosen dengan sikap jahatnya ke aku," ucap Mawar. Mawar pun menatap ke arah jendela kaca mobil. Dan dia menyadari bahwa perjalanannya sudah hampir sampai ke sekolah. "Rayhan aku turun di sini aja ya. Aku nggak mau kalau ada yang tahu aku nebeng sama kamu," ucap Mawar. "Lho memangnya kenapa?" Tanya Rayhan penasaran. "Aku nggak mau kamu jadi ikut kena imbas masalah aku. Please aku turun di sini aja ya," ucap Mawar. "Oke. Pak berhenti. Teman saya mau turun," ucap Rayhan. "Siap, Aa." Mobil pun berhenti. Dan mawar segera turun dari mobil yang ditumpanginya. "Terima kasih ya, Rayhan." "Sama-sama." Setelah itu mobil Rayhan pun meluncur untuk mengantar Rayhan ke sekolah. Sedangkan Mawar berjalan kaki menuju sekolah. Beruntung dia mendapatkan tumpangan dari Rayhan sehingga tidak sampai terlambat sekolah. Setelah beberapa langkah, alangkah sialnya Mawar. Pasalnya sebuah mobil meluncur dengan cepat melewati genangan air membuat seragamnya seketika basah akibat genangan air yang terhempas ke arahnya. "UPS sorry. Sengaja!!!" Teriak Cellyna melambaikan tangannya kemudian mobil mewah itu kembali meluncur ke sekolah. Di sisi lain, Rayhan yang baru saja turun dari mobil menoleh ke arah Mawar yang tampak menyedihkan. Pria itu pun berlari ke arah Mawar. "Ya Allah. Baju seragam kamu kenapa kotor begini? Pasti karena ulah Cellyna ya?" Tanya Rayhan pada Mawar. Mawar pun berusaha untuk tersenyum ke arah Rayhan. Walau sebenarnya hatinya terasa sakit dan ingin sekali menangis. "Enggak apa-apa kok," ucap Mawar. "Kamu yakin mau tetap sekolah dengan seragam kotor begitu?" Tanya Rayhan. "Enggak apa-apa," ucap Mawar tenang. "Atau kita mau bolos sekolah bersama?" tanya Rayhan. Apa yang dikatakan Rayhan membuat Mawar terkejut. Tak menyangka Rayhan si anak cerdas kebanggaan sekolah mengajak bolos sekolah. Kini Mawar pun mengerutkan keningnya sambil menatap sinis ke arah Rayhan. "Bisa-bisanya bintang sekolah mengajak bolos sekolah?" Tanya Mawar membuat Rayhan terkekeh. Sungguh apa yang dikatakan Mawar benar. Bagaimana mungkin seorang bintang sekolah yang terkenal pintar dan cerdas dengan segudang prestasi mengajak bolos sekolah? Kini Rayhan tiba-tiba membuka jaket denim nya. "Pakai ini aja kalau begitu. Biar seragam kamu yang kotor ketutupan," ucap Rayhan memberikan jaket denim nya kepada Mawar. Kali ini Mawar merasa terharu. Rayhan satu-satunya orang yang masih peduli padanya selain opa dan mamanya. Sungguh Rayhan dan hanya Rayhan. Tak terasa kenangan masa lalu itu membuat Roseline meneteskan air mata. Kenangan antara rasa pahit dan manis. "Tidak Roseline. Kau sudah berjanji untuk tidak pernah mengenang masa lalu. Kau kembali untuk membalas dendam pada Cellyna dan ibu tiri mu. Tidak untuk lemah seperti ini!" Tegasnya pada diri sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN