Masa lalu yang kembali

1574 Kata
"Mawar?" Tampak Mommy Alexa dan Cellyna membulatkan mata mereka. Sungguh mereka terkejut akan kedatangan tamu yang tak diundang. Seseorang yang mereka pikir telah berhasil mereka antar ke pangkuan Tuhan. "Hai, Mom. Hai Cellyna. Kalian terlihat begitu bahagia menyambut kedatanganku," ucap gadis cantik bernetra hazel di hadapan mereka. Berbanding terbalik dengan nada bicaranya yang terdengar riang. Gadis itu tampak menampilkan senyum licik penuh misteri. Senyum yang sangat mencekam. "Kau ... " bahkan kini Mommy Alexa tampak kehabisan kata-kata. Wanita itu tak mampu melanjutkan kalimatnya. "Aku? Kenapa? Tenang, aku bukan hantu. Mana mungkin hantu datang di siang bolong seperti ini, bukan?" Tanya gadis cantik itu membuat Mommy Alexa hanya bisa membulatkan matanya. Sungguh dia sangat yakin, anak sialan ini telah tewas dalam kecelakaan yang dia rencanakan. "..." Cellyna pun hanya bisa diam. Mereka benar-benar yakin bahwa Mawar telah mati. "Ini rumahku. Wajar kalau aku pulang, kan?" ucap gadis itu kembali bicara. Membuat Cellyna dan ibunya hanya saling menatap. "Bersiaplah. Kita berperang secara sehat. Dan bersiaplah untuk kekalahan kalian," ucap gadis itu menatap tajam ke arah Mommy Alexa dan Cellyna secara bergantian. Cellyna benar-benar marah. Dan Cellyna pun mengangkat tangannya. Hendak memberikan pelajaran pada sang gadis. Tapi sayang, gadis itu terlalu tangguh. Dia bukan Mawar yang lemah seperti dulu. Dengan kuat gadis itu menggenggam pergelangan tangan Cellyna. Rupanya gadis itu mampu bergerak dengan cepat menangkap pergelangan tangan Cellyna sebelum telapak tangan cantik saudara tirinya menyentuh pipinya. "Lepaskan!" teriak Cellyna penuh amarah. Pasalnya dia merasakan cengkeraman yang menyakitinya. "Oke. Aku lepaskan," jawab sang gadis santai. Sayangnya ucapan santai itu tak selaras dengan gerakan tangannya yang menghempas Cellyna hingga tersungkur di tanah. "Awww..." "Kau ..." Kali ini Mommy Alexa mulai bersuara. "Apa?" tanya Mawar dengan tatapan tenang. Gadis itu bahkan menampilkan senyum terbaiknya. Membuat Mommy Alexa menekan amarahnya sekuat hati. "Siapa yang datang?" tanya Dirham yang datang menghampiri mereka. Melihat sang papa yang dibencinya, membuat Mawar tersenyum. "Papa, aku pulang," ucap gadis asing itu manja. Sedangkan sang ayah hanya mengerutkan keningnya. Yang dia ketahui Mawar telah tewas menjadi korban kecelakaan di London. Tapi hari ini anak gadis yang tak pernah diharapkannya kembali. Dia benar-benar tidak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tak ingin bertanya lebih lanjut, pria itu pun memerintah Mawar untuk masuk ke rumah. "Kalian pasti terkejut dan penasaran kenapa aku bisa selamat kan? Nanti akan aku ceritakan ya. Sekarang aku lelah. Mau istirahat dulu," ucap gadis itu santai dan segera menarik kopernya untuk masuk ke rumah mewah yang telah lama dia tinggalkan. "Oh ya, namaku sekarang Roseline. Jadi mulai sekarang panggil aku Rose," ucap Roseline santai dan kembali menarik kopernya untuk masuk ke rumah. "Opa!" Teriak Roseline segera memeluk sang opa yang duduk di kursi roda. "Mawar? Kau masih hidup? Ya Tuhan. Cucu kesayanganku masih hidup. Terima kasih, Tuhan." Sungguh pemandangan haru itu terlihat seperti neraka di mata Mommy Alexa dan Cellyna. Mereka yakin setelah ini akan banyak hal buruk yang terjadi. Melihat Mawar yang saat ini di hadapannya bukan lagi Mawar yang lemah. Benar saja. Kembalinya Mawar disambut dengan begitu bahagia oleh sang opa. Bahkan opa sengaja mengadakan pesta untuk menyambut kedatangan Mawar yang kini menamai dirinya sebagai Roseline. "Opa benar-benar keterlaluan. Lihatlah, Mommy! Bukankah ini terlalu berlebihan?" tanya Cellyna menatap benci dekorasi ballroom hotel yang terlalu mewah. Cellyna pun menatap Roseline yang berjalan ke arah podium dengan tatapan penuh api membara. "Kita akan susun strategi untuk mengusirnya. Kau tenang saja," ucap Mommy Alexa. Wanita paruh baya itu pun menatap benci ke arah Roseline. Wanita itu benar-benar tidak menyangka Mawar yang lemah kembali pulang dalam jiwa yang berbeda. "Ini tidak akan lama, Sayang. Tenang saja," ucap Mommy Alexa menenangkan putrinya. Dan kini wanita yang masih cantik di usia menjelang senja itu tampak menatap benci ke arah suaminya. "Sepertinya kau bangga putrimu berada di atas sana," ucap Mommy Alexa menyindir. Pria bernetra hazel itu pun segera menoleh ke arah istrinya. Ucapan sindiran itu sungguh membakar perasaannya. Tapi pria itu memilih untuk diam menekan emosinya. Di atas podium, Roseline berdiri dengan anggun. Rambut hitamnya yang pendek tampak elegan. Gaun hitam begitu sempurna membalut tubuh indah wanita itu. Tubuh tinggi semampai dengan lekukan yang pas, tampak seperti model kelas internasional. Wajahnya dirias dengan riasan tipis berwarna natural. Namun, justru malah semakin meningkatkan tingkat kecantikan dan keanggunan dirinya. Sedangkan di sisi gadis itu seorang pria berusia senja tampak melebarkan senyumnya sebelum mulai menyambut para tamu undangan. "Selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua. Di sini, saya Grebill Zidoitch selaku pemilik Exo Engginering dan Zidoitch corp. Mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh tamu undangan yang telah rela dan menyempatkan waktunya untuk datang ke pesta penyambutan kedatangan cucu saya, Roseline." Roseline tersenyum anggun sambil membungkuk sopan. "Dialah yang akan meneruskan Exo Enginering sebagai CEO yang merupakan salah satu perusahaan Zidoitch group." Seketika suara tepukan tangan riuh memenuhi ruangan yang sangat indah dihiasi mawar berwarna merah dan pink. Dan suasana meriah itu sukses membakar hati Mommy Alexa dan Cellyna. Mereka benar-benar tidak terima karena perusahaan besar itu akan dikuasai oleh Roseline. Mommy Alexa pun mengepalkan tangannya. "Kau benar-benar lemah dan tidak berguna," ucap Alexa kepada suaminya kemudian berlalu. "Kau mau ke mana?" tanya Dirham pada istri yang sangat dicintainya. "Yang jelas kami tidak sudi melihat penyambutan ini. Jika kau memang seorang laki-laki. Seharusnya kau menolak semua ini," ucap Alexa begitu marah. Sayangnya kali ini wanita itu harus menekan nada bicaranya. Pasalnya begitu banyak wartawan di sekitar mereka. Dan dia tak ingin nama baiknya hancur jika tak mampu menjaga diri untuk tetap elegan. Kemudian wanita itu pun pergi bersama Cellyna, putrinya. Sungguh dia akan berusaha mendapatkan hal yang selama ini dia harapkan. Menjadi pewaris utama harta Zidoitch. Kini Dirham hanya terdiam. Pria itu menatap tajam ke arah podium di mana Roseline memberikan sambutan kepada para tamu undangan. Dirham bisa melihat dengan jelas, putrinya telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang tak hanya cantik dan elegan. Dia juga tumbuh menjadi wanita yang cerdas dan tegas. Sebagai seorang ayah, tentunya dia bangga pada Roseline. Sayangnya rasa bangga itu harus tenggelam karena kebenciannya pada Ratna, ibu kandung Roseline. "Selamat malam. Perkenalkan Saya Roseline Zidoitch. Tidak banyak hal yang akan saya sampaikan. Cukup, mohon kerja sama dan bimbingan dari seluruh rekan kerja Perusahaan Exo Enginering. Karena bagi saya sebuah perusahaan tak akan bisa dikatakan sebuah perusahaan maju dan berkembang tanpa karyawan yang mensupport perusahaan tersebut. Terima kasih atas kesetiaan para karyawan terhadap perusahaan kami. Tanpa mereka Exo Engineering tak akan mampu berdiri tegak dan menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan percepatan dunia. Untuk itu mohon kerja sama dan bantuannya. Sekian dan terima kasih." Roseline kembali membungkuk sopan disertai senyuman khas seorang Roseline. Suara tepukan tangan kembali riuh. Roseline berjongkok di samping kursi roda sang kakek. Dan Opa meraih wajah Roseline dengan lembut kemudian mengecup kening cucu gadisnya dengan penuh kasih sayang. Roseline tersenyum tulus pada sang kakek. "Terima kasih, Opa. Aku bahagia acara penyambutan ku begitu indah. Aku rasa ini terlalu berlebihan Opa," ucap Roseline merasa sangat terharu. "Tidak perlu berterima kasih. Memang seharusnya Opa melakukan yang terbaik untuk mu, Mawar kecil Opa." Roseline hanya tersenyum kecut mendengar panggilan untuknya. Sungguh dia membenci nama Mawar. Roseline menahan gelombang rasa sedih di hatinya. Air mata mulai berkumpul di kelopak matanya. Namun, Roseline berusaha dengan kuat menahannya. Kini pikirannya mulai mengembara. Mengingat sang Mama. Yang entah ada di mana. Dia yakin semua ini ulah Mommy Alexa dan Cellyna. "Permainan dimulai," ucap Roseline tersenyum licik menatap Dirham yang berdiri di bawah podium. Gadis itu juga menyaksikan kepergian Mommy Alexa dan Cellyna. "Dimana Dirham?" Tanya Opa pada Roseline. Opa pun menyapukan pandangannya ke segala arah untuk mencari putranya. Tapi sayang, Dirham sudah menjauh dari keramaian. "Aku malah berharap dia tak datang dan merusak mood baikku malam ini," ucap Roseline. "Jangan seperti itu. Biar bagaimana pun dia ayah kandungmu," ucap Opa membela putranya. Walaupun dia tahu betul putranya telah melakukan kesalahan fatal pada cucu kesayangannya itu. "Dia hanya seorang ayah yang menitipkan benih dalam rahim Mama, kemudian mencampakkannya. Apa pantas dipanggil Papa?" Tanya Roseline. "Jangan penuhi hatimu dengan kebencian Mawar kecilku," ucap Opa kembali membuat Roseline menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sungguh amarahnya menggebu-gebu. "Opa, please. Jangan panggil aku seperti itu. Namaku Roseline," ucap Roseline masih berusaha lembut pada opanya. "Biarkan itu menjadi panggilan kesayangan dari Opa. Karena tak akan ada lagi yang memanggilmu Mawar kecuali Opa." "Tapi Opa ..." "Ssst, kau tetap Mawar kecil kesayangan Opa." "Whatever, Opa." Rasanya tak ada gunanya berdebat dengan Sang opa. Mereka pun turun dari podium. Namun, selanjutnya Roseline pergi di saat opa menyambut para tamu. Suasana malam ini benar-benar melelahkan. Rasanya dia butuh minuman yang mampu mendinginkan otak. Dan gadis itu pun hendak meraih minuman dingin. Sebuah gelas bergagang dengan minuman jeruk didalamnya. Sayangnya di saat bersamaan, seorang pria juga hendak mengambil gelas yang sama. Dan tanpa diduga dia merasakan sebuah kehangatan yang menyentuh jemarinya. Rupanya tangan seorang pria berhasil menyentuhnya. Membuat Roseline merasakan kehangatan tangan kekar yang tak sengaja menyentuh tangan lembutnya. "Maaf. Saya tidak sengaja." Roseline tersentak. Sungguh dia sangat mengenal pemilik suara ini. Suara yang dia rindukan. Dan karena rasa penasaran yang begitu menggebu, Roseline pun mengangkat wajahnya untuk menatap pria yang sudah menarik tangannya menjauh dari tangan Roseline. "Rayhan? Ya. Dia Rayhan." Roseline membatin. Saat menatap mata hitam di hadapannya. Sosok dewasa dengan fitur wajah polos. Persis seperti pria masa lalu yang selalu ada untuknya. Pria cerdas, namun berpenampilan culun yang rela dihukum bersama atas apa yang tidak dia lakukan demi seorang Mawar. "Mawar?" gumam pria itu membuat jantung Roseline tersentak. Roseline hanya terdiam. Gadis itu terpaku menatap pria di hadapannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN