Aku kini tengah menyiapkan beberapa bahan yang pas untuk dijadikan referensi kepada klien untuk rancangan koleksi baju pengantin nanti. Namun pikiranku masih terpenuhi oleh bayi mungilku yang sejak 4 minggu lalu menghuni di rahimku. Aku mengusap pelan perutku sambil tersenyum berbinar. Rasanya bahagia sekali. Aku tak menyangka jika akan sebahagia ini. Tok..tok... Ketukan pintu membuatku menghentikan aktivitasku mengelus si kecil yang ada di perutku. Namun saat akan hendak membuka pintu, aku mendapati wajah Acil yang masam dan tersirat akan meminta sebuah jawaban. “Cil, tumben dateng sepagi ini." Sapaku. Ia bahkan melengoskan pandangannya padaku dan langsung mendudukkan tubuhnya kasar di sofa ruanganku. Gelagatnya cukup aneh. Wajahnya tak lagi menampakkan Acil yang ceria.