Hadiah doa untuknya

1130 Kata
Malam ini adalah makan malam keluarga merayakan ulang tahun mister Kevin yang ke empat puluh lima tahun. Di usianya yang tepat 45 tahun, Mister Kevin masih terlihat sangat gagah. Tubuhnya tinggi dengan perut yg rata dan lengan berotot karena dia rajin mengangkat barbel dan treadmill di teras halaman belakang bila ada waktu di pagi hari sebelum berangkat ke rumah sakit. Mulai dari Mister Albert, Kenny juga Madam Evie dan tentunya Mister Kevin yg berulang tahun , duduk dengan tenang di meja makan menunggu makanan dihidangkan. Jenni sibuk mengisi empat buah piring dengan sayuran gado-gado. Ini adalah appetizer atau hidangan pembuka untuk makan malam ini. Jenni akan menghidangkan makanan sesuai tatanan barat, yaitu di mulai dari appetizer, main course lalu terakhir dengan dessert . Satu persatu piring akan dihidangkan dan setelah selesai baru akan diganti makanan selanjutnya. Makanan yang dihidangkan satu persatu seperti ini, membuat mereka sekeluarga bisa mengobrol lebih lama di meja makan, daripada menghidangkan keseluruhan makanan di tengah meja. Dengan mampan besar, Jenni membawa masuk piring pertama dan dihidangkan untuk mereka semua sambil berkata. “ Selamat menikmati appetizer berupa gado-gado atau Indonesian Salad.” Kenny tampak bertepuk tangan. Dia sekarang senang semua makanan Indonesia, terutama nasi goreng. Saat mereka makan, Jenni kembali ke dapur untuk mempersiapkan nasi dan ayam goreng yang dia tata dengan apik di piring makan, lengkap dengan garnish tomat dan timun. Saat dia kembali berjalan masuk ke ruang makan, Jenni mendengar suara Madam Evie. “ Kemarin Jenni mulai menusukku dengan jarum akupuntur. Aku mengajarinya dan dia sudah bisa melakukannya. Saat ditusuk, tanganku berhenti bergetar selama beberapa menit.” Katanya kepada suami dan ayahnya. “ Benaran Jenni bisa menusukmu, dia tahu titik-titik anatomi tubuh?” Tanya ayahnya ragu. “ Bisa Pa, Jenni pintar, hanya perlu waktu dua bulan, dia belajar, dia sudah memahami titik-titik anatomi tubuh, mungkin karena dia dulu sekolah kedokteran. Tapi karena terlalu mencintai suaminya, dia tidak melanjutkan internshipnya sehingga tidak bisa praktek jadi dokter.” Kata Evie sambil tersenyum memandang Jenni yang sedang melangkah pelan , mendekati meja mereka. “ Iya kan Jen. Kamu uda bisa menusuk jarum ke tanganku yang bergetar kemarin?” Tanya Madam Evie pada Jenni untuk meyakinkan ayahnya. Jenni hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Lalu menghidangkan makanan utama ke mereka semua. “ Yiyi.. Ini sangat enak.” Kata Kenny sambil menunjukkan jempolnya. “ Kamu panggil Jenni, Yiyi?” Tanya Mister Albert sambil mengerutkan dahinya dan memicingkan matanya, sepertinya dia tidak senang dengan panggilan Kenny ke diri Jenni. Hati Jenni berdebar keras. Aduh.. Kenapa aku menyuruh Kenny memanggilku Yiyi, yang merupakan panggilan untuk saudara perempuan dari ibu. Tentu Mister Albert yang berpikiran kuno pasti akan marah karena mendadak dapat anak perempuan baru. Padahal bagiku itu hanya sebutan saja yang lebih cocok untukku, karena umurku sudah tidak cocok lagi di panggil Kakak oleh Kenny. “ Maaf Mister Albert. Kenny saat itu memanggilku dengan kakak, seperti sebutannya untuk pembantu yang bekerja menjaganya dulu. Aku yang mengusulkan kepada Kenny agar dia memanggilku Yiyi. Maaf, aku tidak berpikir panjang.” Kataku sambil menunduk dengan perasaan bersalah. “ Nggak apa-apa Jenni. Aku tahu maksudmu panggilan yiyi itu hanya sebagai panggilan penghormatan karena usiamu yang lebih tua banyak dari Kenny. Pangillan yiyi bukan berarti kamu adikku.” Kata Madam Evie tegas dan balas melihat ayahnya dengan sorot mata tajam . Tanda dia tak suka dengan sikap ayahnya yang terlalu mementingkan kasta dan menganggap rendah para pekerjanya. Melihat tatapan anaknya yang tegas, Mister Albert melengos dan tak lagi berani protes. “ Kenny kamu tetap boleh panggil Jenni dengan Yiyi. Itu panggilan untuk wanita yang lebih tua dari mu. Jadi tidak masalah, Ken.” Kata Mister Kevin lembut pada anaknya. Kenny menggangguk dan langsung tersenyum lebar sambil menunjukkan dua buah jempolnya. Sambil menikmati nasi goreng, Kevin mengingatkan istrinya “ Evie, minggu depan ada rapat tahunan dewan direksi. Kamu harus mempersiapkan diri untuk hadir agar tidak ada issue-issue tentang kesehatanmu yang memburuk.” “ Iya, aku ingat. Nanti Jenni akan mendampingiku sebagai muridku. Aku akan mengenalkannya kepada semua orang sebagai murid yang kulatih akupuntur. Kalau Jenni uda mahir, aku akan menyuruhnya mengambil ujian sertifikasi ahli akupuntur sehingga aku dan Jenni nanti bisa praktek bareng. Aku yang mendiagnosa dan dia yang menusukkan jarumnya. Gimana menurut kalian?” Tanya Evie penuh semangat kepada ayah dan suaminya. “ Bagus itu. Jadi kamu tetap bisa memakai ilmumu. Jenni ibarat tangan bagimu.” Kata Kevin dengan nada senang . Istrinya bisa kembali beraktivitas dengan Jenni sebagai pendampingnya. Mister Albert juga mengangguk-angguk tanda setuju lalu berkata “ Kapan dia bisa sertifikasi ahli akupuntur? Biar aku kasih tahu temanku yang jadi penguji di sana.” Katanya “Nggak usah Pa. Ngak usah kasih tahu penguji di sana. Aku yakin, Jenni dengan kemampuannya, bakalan lulus dengan nilai sempurna. “ Kata Evie yakin, karena dia yang tahu bagaimana pintarnya Jenni. Jenni yang mendengar perkataan Madam Evie, kembang kempis hidungnya karena bangga. Madam Evie memang guru yang sangat hebat . Meskipun sekarang yang dia ajarkan hanya fokus ke tangan demi mengurangi tremornya saja tapi Madam Evie berjanji akan mengajari Jenni semua hal tentang akupuntur agar Jenni bisa segera mengikuti sertifikasi. Jenni sudah tidak sabar lagi menanti dikala dia bisa berpraktek bersama Madam Evie. Tapi Madam Evie mengatakan akan mengajukan beberapa persyaratan dan permintaan sebelum dia mau mengajari Jenni semua ilmunya. Dan Jenni bertekad akan langsung menyetujui saja semua persyaratan dan permintaannya karena ini adalah kesempatan yang sangat baik untuknya agar bisa kembali berdiri tegak sebagai seorang Jenni Chen saat kembali ke Indonesia tiga tahun lagi setelah kontrak kerjanya berakhir. Jenni bertekad akan belajar dengan keras dan sungguh-sungguh agar dia bisa kembali memakai jas putih dokternya meskipun bukan sebagai seorang dokter sesungguhnya tapi hanya sebagai akupunturist. Jenni bertekad akan menunjukkan kepada Garry kalau dia bukan wanita bodoh yang tidak tahu apa-apa seperti kata Garry . Dulu Jenni memang bodoh, terlalu percaya dan terlalu mencintai Garry. Tapi sekarang dia tidak akan seperti itu lagi. Jenni ingin menjadi wanita kuat seperti Madam Evie, yang sanggup menghadapi semua masalah meskipun dalam keadaan sakit. Kolak sebagai dessert, aku hidangkan ke mereka semua. Madam Evie mengangguk dan tersenyum lalu berkata pada Jenni “ Jenni, tolong ambilkan kotak hadiah untuk Mister Kevin.” “Baik madam.” Dan ketika Mister Kevin membuka hadiah jam tangan itu. Dia langsung bangkit dan memeluk istrinya mesra sambil mengucapkan terimakasih. “ Semoga semua kata-kata baik yang tertulis di jam ini, berlaku untukmu selamanya, suamiku. ” Kata Madam Evie lembut. “ Aku lebih ingin semua yang tertulis di jam ini berlaku untukmu, Sayangku.” Balas mister Kevin dengan suara bergetar terharu. Jenni menatap mereka berdua dengan tatapan haru, kedua suami istri yang benar-benar saling mencintai dengan sangat tulus. Semoga mereka berdua tetap akan seperti ini selamanya. Doa Jenni dalam hati dan doa tulus itu adalah hadiah ulang tahun dari Jenni untuk Mister Kevin. Semoga mereka berdua bisa saling mencintai sampai maut memisahkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN