Apakah Kamu Tahu Gundahku?

1111 Kata
Evie menghela nafas sambil memandang Jenni, seorang wanita asal Indonesia yang sudah hampir dua setengah bulan ini merawatnya dan mendampinginya berkegiatan. Dia sepertinya wanita yang baik dan bukan tipe genit seperti Leona. Dia wanita penurut yang dengan tulus ingin belajar akupuntur untuk meringankan tremorku. Apakah aku bisa berbagi gundahku kepadanya? Tapi tidak mungkin aku berbagi cerita ranjang dengan pelayanku. Aku tidak ingin dia merendahkan Kevin, bila mengetahui Kevin tidak bisa melaksanakan tugasnya saat bersamaku. Di satu sisi hatiku. Aku ingin Kevin sembuh dan agar tahu dia bisa sembuh atau tidak, dia harus mencoba melakukan hubungan intim dengan wanita lain. Tapi sisi lainnya aku masih belum sanggup. Aku terlalu mencintai Kevin. Aku masih belum bisa membaginya dengan wanita lain. Aku takut bila Kevin mencobanya dengan wanita lain, dia akan berpaling dan melupakanku. Aku tidak sanggup hidup tanpa Kevin di sampingku. Evie menghela nafasnya. “ Madam ada yang kurang nyaman kah?” Tanya Jenni ketika kami berada di mobil yang disetirnya. Dia pasti mendengar helaan nafasku. “ Nggak. Aku baik-baik saja. Ini kali pertama sejak tremorku mencapai stadium ke dua akhir, aku keluar rumah . Biasanya tidak pernah, aku tetap di rumah . Untung kamu bisa menyetir, jadi kita bisa lebih sering kelur rumah. Hatiku senang karena tidak merasa seperti orang sakit.” Kata Evie sambil memandang ke jalanan besar yang kami lalui menuju rumah. “ Jen.” “ Ya. Madam” Kata Jenni tetap konsentrasi ke jalanan. “ Gimana kalau kita rayain ulang tahun mister Kevin dengan makan malam. Apakah kamu bisa masak? Pasti bisa dong ya, kan kamu full ibu rumah tangga dulunya." Kata Evie tanpa memberi kesempatan kepada Jenni untuk menjawab tidak bisa dan Jenni terlihat menganggukkan kepalanya. “ Kamu bisa masak masakan apa yang istimewa untuk dinner kita nanti.” Tanyaku “ Gimana kalau aku buat appetizernya berupa gado-gado. Lalu main course nya ayam goreng ketumbar dan nasi goreng serta dessertnya aku buat kolak pisang.” Kata Jenni berusaha memutar otak, pengetahuan masakannya yang dulu sering dia lakukan saat masih jadi seorang istri. Jenni tidak ingin Evie menganggapnya wanita bodoh, sudah jadi ibu rumah tangga saja, malah tidak bisa masak. “ Itu yang kamu sebutkan semua masakan khas Indonesia?” Tanyaku Jenni menganggukkan kepalanya “Okay, boleh, biar kita mencoba makanan khas Indonesia. Moga-moga Mister Kevin dan Kenny juga papaku suka. Kalau ternyata mereka suka masakan Indonesia, kamu bisa lebih sering masakin mereka. ” “ Kenny suka nasi goreng kok, aku sudah pernah buatin Kenny untuk bekal nya ke sekolah.” “ Ohh. Bagus deh. Kamu bantu aku rawat Kenny ya. Aku sekarang tidak bisa sering-sering lagi ke kamarnya. Aku takut saat di kamarnya tremorku muncul dan dia sedih juga trauma melihatku. Dia hanya tahu tanganku yang bergetar saja.” Kataku dengan tatapan sedih. Perasaan paling berat terkena penyakit ini, adalah merasa dijauhkan dari orang-orang tercintanya, karena aku tidak mau mereka terluka dan menjadi trauma. Cukup Kevin saja yang trauma sampai tidak bisa bercinta. Jangan sampai Kenny juga trauma karena anak yang masih dalam pertumbuhan itu pasti akan merasa down, kalau melihat ibunya saat tremor parah, sampai kadang bisa jatuh ke lantai seperti orang kejang. +++ Di rumah sakit Chinese Health. Dokter Kevin tampak berjalan pelan menuju ruang dokter. Dia baru kembali dari ruangan VIP untuk visit pasien yang kemarin operasi katup jantung. Tiba-tiba punggungnya ditepuk oleh dokter Leona . “ Hai Kev. Tadi aku ketemu istrimu di Shin Kong dengan seorang wanita cantik? Siapa wanita itu? Tadi aku tidak sempat bertanya” Katanya sambil mengandeng tangan Kevin dengan genit. “ Mana aku tahu wanita itu siapa? Toh kamu yang lihat. Aku kan nggak ketemu.” Kata Kevin ketus sambil mengangkat lengannya ke atas agar pegangan Leona terlepas. “ Evie kan nggak punya teman, di luar teman-teman dari rumah sakit. Kalau teman dari rumah sakit, aku kenal semuanya. Wanita ini tidak ku kenal. Ntah dari mana Evie mengenalnya. Kalau pembantu kalian nggak mungkin, karena gayanya tidak ada gaya pembantu. Dia sangat anggun dan matanya sipit, bukan mata belo seperti tipe pembantu yang berasal dari Indonesia atau Vietnam. Mungkin kenalannya ya atau saudaranya?” Tanya Leona penasaran. “ Aku nggak tahu Leona dan aku tidak pernah bertanya tentang dengan siapa istriku pergi.” Kata Kevin tambah ketus. Sebenarnya Kevin tahu, Evie pasti pergi bersama Jenni. Perawat Evie itu memang berpenampilan anggun. Jadi tidak heran kalau si Leona penasaran. Kevin secepat kilat membuka pintu kantornya dan membiarkan Leona dengan rasa penasarannya. Sebelum Kevin menutup pintu kantornya. Terdengar jeritan Leona. “ Kevin, besok kamu ulang tahun. Kamu mau traktir makan apa?” “ Makan di kantin rumah sakit aja.” Kata Kevin cuek dan kali ini langsung menutup pintu ruang kantornya. Leona cemberut dan melangkah ke ruang tunggu dokter, untuk mencari mangsa yang lain. Dia perlu pelampiasan setelah seharian menghadapi pasien-pasien dengan keluhan berbagai macam penyakit. Semoga ada dokter intern yang mau melayani memuncaknya hormonku ini . Gumamnya dalam hati . +++ Evie tampak melamun duduk di ujung meja makan. Dia hanya menatap Jenni yang sibuk memotong kentang dan timun sebagai bahan gado-gado. Pandangan nya menatap Jenni tapi pikirannya melanglang buana, memikirkan suaminya tercinta yang sudah berbulan-bulan tidak bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami. Apakah itu hanya aspek psikologis saja karena Kevin kasihan melihat kondisinya yang bisa tiba-tiba tremor? Atau karena memang kemampuan ereksi Kevin yang bermasalah? Apakah ada penyakit berat yang menimpa suaminya tercinta itu?. Aku harus memikirkan cara agar Kevin bisa sembuh kembali. Di suruh konsultasi ke dokter, Kevin nggak mau. Jadi mungkin satu-satunya cara adalah menyuruhnya melakukan hubungan intim dengan wanita lain. Tapi wanita itu harus wanita yang bisa aku percayai. Wanita yang bisa aku kendalikan. Wanita yang tidak akan merebut Kevinku, wanita yang hanya melayani Kevin tanpa perlu cintanya. Siapakah wanita yang cocok untuk itu? Matanya memandang ke arah Jenni yang kini sedang memipil jagung sebagai salah satu bahan untuk gado-gadonya. Jenni adalah pilihan terbaik. Dia pasti akan menuruti perintahku. Dia pasti tidak berani merebut Kevin dariku. Dia pasti bersedia melakukan hubungan intim untuk melayani Kevin sebagai bagian dari tugasnya. Bukannya tugasnya saat awal dia bekerja adalah mengantikan aku melakukan semua hal yang tidak bisa aku lakukan. “ Madam.” Suara Jenni terdengar membuyarkan pemikiran Evie. Evie hanya mengangkat wajahnya dan menaikkan dagunya sebagai tanda bertanya ada apa atas panggilan Jenni. Pikirannya masih ingin menggembara melanjuti rencananya. “ Apakah bumbu gado-gadonya, mau pake cabe?” Tanya Jenni tetap sibuk dengan berbagai pekerjaannya. Dia sudah sibuk dari pagi dan satu-satunya yang bisa di bantu Evie hanya menbersihkan ekor tauge. “ Tidak usah, biar semua bisa menikmati karena papaku tidak bisa makan cabe.” Kata Madam Evie kembali menatap Jenni dengan pandangan penuh rencana. Apakah keputusan ini adalah keputusan terbaik? Apakah keputusan ini bisa menghapus gundahku? Apakah Jenni bersedia?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN