Warning Trigger : Kamu harus dewasa, bila ingin membaca bab ini.
Kevin sedang mandi di kamar mandinya. Istrinya, Evie tampak tertidur nyenyak di tempat tidur besar milik mereka yang sudah mereka tidurin bersama sejak puluhan tahun yang lalu. Tidak pernah Kevin merasakan percintaan yang begitu dahsyat dengan seorang wanita. Tidak pernah dia bisa bertahan begitu lama tanpa mengeluarkannya. Jenni benar-benar lulusan S3 untuk urusan bercinta, dia tahu bagaimana membuat milikku bisa bertahan tanpa terburu-buru menyemburkan intinya. Mantan suaminya pasti sangat pintar bercinta dan memuaskannya. Semua gerakan-gerakan liarnya saat dia duduk di perutku, terbayang jelas di pelupuk mataku yang basah tersiram pancuran air dari shower.
Gerakannya yang membelai tubuhnya, tangannya yang memutar putting payudaranya, lidahnya yang menjilati bibirnya, matanya yang menutup menikmati semua gerakannya, berputar-putar di otakku dan membuat penisku menegang penuh kekuatan dan berakhir aku harus menuntaskannya dengan tangan dan sabun yang membasahi seluruh tubuhku ini.
Aku bisa gila, bila memikirkannya terus. Aku harus segera mengakhiri kegiatan mandi ini.
Evie sudah mengalah dan memenuhi kebutuhanku dengan membiarkanku melakukannya bersama perawatnya , aku tidak boleh lagi memikirkan Jenni. Sudah tuntas aku lakukan untuk kebutuhanku, sudah selesai kegiatan kami saling memuaskan. Aku sekarang tahu kalau aku tidak bisa melakukannya bersama Evie karena alasan psikologis, bukan karena penyakit lainnya. Evie pasti akan lega mendengar laporan itu. Tapi apa yang harus aku lakukan kedepannya? Aku tadi benar-benar lupa diri. Ciuman Jenni yang melumat bibirku, membuatku melupakan kalau dia tidak sederajat dengan diriku. Dirinya yang menyetop gerakan liarnya membuatku menghamba dengan suara memelas, Please Jen dan semua itu membuatku begitu menginginkannya. Tapi aku tidak mungkin bisa. Aku belum segila itu, meminta seorang pelayan untuk memuaskan nafsuku. Aku ini seorang Kevin, dokter bedah jantung paling terkenal se Taiwan. Jenni bukan budakku, dia tidak pantas diperlakukan seperti itu. Pikir Kevin sambil mengelap wajahnya yang tampak kalut. Tapi apa yang harus aku lakukan? Kalau aku begitu menginginkannya?
Kevin keluar dari kamar dan memandang Evie yang tidur sambil memeluk gulingnya, tangan kanannya bergetar halus. Kevin naik ke tempat tidur dan mencium bibir istrinya lembut, terasa bibir Evie yang bergetar pelan. Ini yang membuatnya selalu tidak berhasil bercinta bersama Evie.Bagaimana dia bisa memasuki seorang wanita yang tubuhnya bergetar, bagaimana mungkin dia menyakiti wanita tercintanya dengan memacu tubuhnya di tubuh wanita yang sedang bergetar sampai kepalanya juga ikut bergoyang. Kemampuannya melemah berangsur-angsur dan sama sekali hilang dan tidak bisa lagi dipergunakan jika bersama Evie.
Dia hampir melupakan kegiatan mesra itu, karena miliknya yang tidak mau bangun. Tidak terbersit sedikitpun untuk mencari wanita penghibur, paling yang dilakukannya hanya meminta bantuan sabun saat mandi dan mengeluarkannya dengan tangannya. Tapi tadi sensasi itu datang lagi. Hanya dengan satu kecupan lihai, membuat miliknya bangun sempurna dan hormone lelakinya meledak sehingga tak bisa lagi bertahan dan wanita yang membuatnya seperti itu adalah seorang Jenni, perawat istrinya. Dia tidak pernah se h***y ini terhadap seorang wanita. Leona yang mengodanya dengan vulgar aja tidak sanggup membuat Kevin menginginkannya, tapi Jenni yang seorang TKI , membuatnya menggila.
Apa yang harus aku lakukan? Pikir Kevin sambil memejamkan matanya dan kembali membiarkan pikiran -pikiran liarnya tentang tubuh Jenni merasuki otaknya sampai dia pun tertidur dengan senyum di wajahnya.
+++
Pagi itu, keadaan kembali seperti semula. Jenni melayani dokter Evie dan seluruh anggota keluarga dengan wajah biasa saja. Kevin yang salah tingkah. Dia sama sekali tidak berani memandang ke arah Jenni, karena langsung terbayang semua gerakan liar Jenni, saat membelai dirinya sendiri.
Evie memandang suaminya dengan prihatin, dia tahu suaminya sudah melakukannya bersama Jenni. Tadi pagi Jenni juga sudah mengatakan kepadanya, kalau suaminya baik-baik saja dan miliknya bisa melakukan tugasnya dengan baik. Berarti ini adalah efek psikologis saja bagi Kevin yang tidak bisa lagi melakukan bersama Evie. Evie jadi lega. Tapi karena penyakitku ini tidak bisa sembuh lagi, malah akan semakin memburuk, apakah harus Jenni terus yang melayani Kevin selama kontrak kerjanya? Apakah itu cara yang terbaik?Apakah Jenni bersedia? Apakah pantas aku memerintahnya bagaikan b***k. Jenni tentu tidak mau. Jenni itu bukan wanita bodoh. Dan Kevin juga pasti tidak mau. Bisa-bisa Evie dan Kevin dituntut oleh Jenni dan dilaporkan ke polisi kalau saja Evie tetap memaksanya melayani Kevin. Bisa hilang semua nama baik yang telah dipupuk oleh keluarga mereka selama ini. Kesepakatan Evie dengan Jenni adalah one time deal, hanya demi mendiagnosa Kevin. Apa yang harus dilakukan selanjutnya harus Evie pikirkan lagi.
“ Kev, kamu jadi operasi hari ini?’ Tanya Evie untuk meredakan suasana canggung Kevin yang dari tadi menunduk, menatap piringnya. Kevin tak bergeming, dia tetap tidak mengangkat kepalanya, pertanyaan istrinya tidak dijawabnya.
“ Kev.. “ Panggil Evie lagi, kali ini membelai mesra lengan suaminya. Baru Kevin menaikkan kepalanya dan berkata pelan
“ Ya.”
“ Jadi operasi jantungnya hari ini?” Evie mengulang pertanyaanya.
“ Hari ini observe terakhir, kalau darahnya tidak menanjak , gulanya juga stabil. Hari ini, operasinya akan dilakukan.” Jawab Kevin tanpa sedikitpun berani memandang ke arah Jenni yang sedang sibuk mempersiapkan bekal untuk Kenny. Setiap dia memandang Jenni, selalu terbayang gerakan-gerakan liarnya. Bokongnya yang seksi dan payudaranya yang menyembul penuh dari BH hitamnya.
“ Good luck, Kev. I know you can do it.” Kata Evie memberi semangat pada suaminya. Kata-kata yang selalu dia ucapkan setiap suaminya akan melakukan operasi besar.
“ Aku berangkat dulu ya.” Kata Kevin berdiri, sambil mencium kening istrinya dengan mesra. Ujung matanya melirik Jenni yang sedang memasukkan bekal Kenny ke tas bekal dan menyerahkan bekal itu ke tangan Kenny, sambil membelai kepalanya. Kenny tersenyum manis pada Jenni dan mengucapkan
“ Xie-Xie.”
Dan Kevin langsung berharap dirinya menjadi Kenny yang dibelai kepalanya dengan lembut oleh tangan milik Jenni.
Ah.. Aku pasti udah gila.Katanya menepis pikirannya dan mengajak Kenny untuk berangkat bersama. Kenny ke sekolah dan Kevin menuju rumah sakit.
Evie memandang anak dan suaminya dengan wajah penuh senyum . Dua lelaki kesayangannya yang sekarang tidak lagi bisa dilayaninya, karena keterbatasannya akibat penyakit Parkinson yang dideritanya. Memasak dan mempersiapkan kebutuhan Kenny juga sudah tidak bisa dia lakukan, karena takut saat memasak Evie mendadak tremor, akibatnya akan sangat berbahaya karena dia pasti akan terbakar. Jadi sekarang semua tugas itu dia delegasikan kepada Jenni, termasuk tidur dengan suaminya. Kedepannya harus bagaimana? Aku harus memikirkannya lagi?
Jenni menatap punggung Kenny dan Kevin yang berlalu dari hadapannya. Dirinya langsung menghembuskan nafas lega. Jenni tidak perlu lagi menghadapi tatapan intense mister Kevin padanya. Meskipun hanya lewat ujung mata, tapi Jenni bisa merasakan tatapan Mister Kevin pada dirinya, meskipun Jenni tahu, Mister Kevin selalu bertahan untuk tidak menatap Jenni langsung. Tapi tatapannya yang sembunyi-sembunyi itu, malah membuat Jenni semakin grogi. Tidak bisakah dia berprilaku seperti biasanya. Cowok cool yang hanya akan bicara sepatah dua patah kata terhadap pembantunya. Mengapa kegiataan bercinta kami menjadikannya lelaki yang berbeda dalam satu malam. Jenni sungguh binggung. Semoga dokter Evie memegang teguh janjinya untuk tidak lagi menyuruhnya bercinta dengan dokter Kevin. Karena kalau di suruh lagi. Jenni akan menolaknya. Semoga kegiatan intim semalam itu adalah malam pertama dan terakhir kalinya Jenni berhubungan intim dengan seorang lelaki tanpa cinta.
Semoga....