Pikiran Kevin sampai siang hari, masih kacau. Di pelupuk matanya selalu terbayang gerakan-gerakan liar Jenni yang duduk di perutnya.
Saat memandang bentuk jantung 3 D si pasien di layar komputernya saja, yang terbayang adalah p******a Jenni yang berguncang berirama mengikuti dentuman tubuhnya. Dum.. Dum.. Dum. Dua bukit indah itu membal naik turun ibarat bola bekal.
Semua itu membuat dokter Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghalau semua bayangan seksi dari tubuh seorang Jenni. k*********a kembali mengeras.
Aduh bagaimana ini? Sore ini, operasi jantung untuk sang pasien akan segera dimulai. Aku harus melupakan bayangan tubuh seksi Jenni dari otakku. Aku tidak ingin operasiku gagal gara-gara seorang Jenni.
Suara ketukan pintu terdengar di kantornya, membuyarkan pikiran Kevin.
Leona masuk dengan gaya menggodanya. Menjilat bibirnya dan membuka satu buah kancing kemejanya, agar dadanya terlihat oleh lawan bicaranya.
“ Dokter Kevin, sepertinya operasi harus ditunda, Gula darah pasien menanjak naik sampai 200 dan tensinya juga 180.” Kata Leona melapor . Leona adalah salah satu dokter di team yang terlibat dalam operasi jantung ini.
Dalam hati Kevin lega, karena dia juga takut tidak konsentrasi dan otaknya terus membayangkan Jenni saat mengoperasi pasien itu. Tapi sebagai dokter, dia harus professional sehingga dia tidak bisa merubah jadwal operasi sekehendak hatinya kalau bukan masalah medis dari pasien.
“ Kenapa mendadak gula darahnya bisa naik tinggi? Kalau tensi mungkin dia takut. Tapi gula darah yang awalnya normal, kenapa bisa mendadak begitu tinggi?” Tanya Kevin.
“ Pasien kita yang satu ini, benar-benar princess of the princess. Kemarin malam dia party sama pacarnya. Pacarnya beliin dia eskrim dan coklat, lalu mereka berpesta sambil have seks di kamar suite nya. Can you believe that? Your patient doing hot seks before her operation ?” Kata Leona sambil tertawa genit.
“ Kenapa tidak dilarang?” Jerit Kevin dengan suara meninggi . Tapi dia langsung terdiam, kemarin dia sendiri juga menikmati hal yang sama.
Mungkin mereka berdua lupa diri, seperti dirinya.
“ Siapa yang berani memarahi dia Kev? Dia tidur di kamar suite, dan berpesta sebelum waktu puasa ditentukan, jadi dia anggap dia masih boleh melakukannya. Ayahnya aja bilang tak apa. Nanti aja kalau dia siap, yang penting putrinya bahagia. Gitu kata ayahnya.” Jelas Leona.
Kevin menghela nafas. Ayah pasiennya itu memang terlalu menyayangi anaknya. Dia beranggapan anaknya ini adalah lucky starnya karena sejak putrinya dilahirkan, bisnis ayahnya meroket dan membuat keluarga mereka sebagai keluarga terkaya di Taichung dan no 5 se Taiwan.
“ Baiklah , kita tunda lagi operasinya untuk hari ini. Mari kita tetapkan jadwal lagi setelah gula darahnya turun dan selanjutnya dia harus kita peringati dengan aturan-aturan ketat. Beri dia peringatan kalau dia harus siap dua hari sebelum operasi.” Kata Kevin dengan suara kembali tenang.
“ Okay, mau nggak mau , hal itu harus kita lakukan, demi keselamatan pasien.” Kata dokter Leona sambil mengedipkan matanya genit.
“ Apa kabar, Evie? Muridnya yang cantik dan seksi itu masih belajar akupuntur sama Evie?” Tanyanya sebelum beranjak keluar dari ruangan kantor dokter Kevin.
Mendengar kata-kata Leona tentang murid seksi, hati Kevin langsung berdebar-debar tak menentu. Wanita seperti Leona aja , bisa beranggapan kalau Jenni seksi, jadi tidak salah bagi pria sepertinya juga beranggapan seperti itu?
Jenni memang dikarunia tubuh bak gitar, atau lebih cocoknya tubuh layaknya model majalah playboy, membesar di tempat-tempat yang seharusnya besar dan mengecil di tempat yang seharusnya kecil.
Saat kemarin, Jenni tidak melepas semua bajunya, kalau dia lepas sampai bugil, tanpa perlu memasukkan miliknya, pasti Kevin langsung keluar intinya. Seseksi itu tubuh seorang Jenni, yang membuat pikiran Kevin kacau dari kemarin malam sampai siang ini.
“Kev. Kok nggak menjawab?” Tanya Leona membuyarkan lamunan Kevin
“Evie baik. Jenni juga masih belajar sama Evie, sekarang dia lagi mentranslate buku akupuntur Evie ke bahasa Inggris. Mereka akan mempublish nya dengan bahasa inggris agar ilmu akupuntur lebih bisa dikenal secara global.” Kata Kevin dengan nada bangga. Bangga pada Evie istrinya dan dia juga merasa bangga pada Jenni. Hidung Kevin sampai kembang kempis ketika menyebutkan kedua nama wanita ini. Apakah aku mencintai Jenni? Apakah mungkin seorang lelaki mencintai dua wanita pada saat bersamaan?
Apakah aku jatuh cinta padanya hanya karena gerakan liarnya yang memuaskanku sedemikian rupa? Tapi perasaan bangga itu, bukan sekedar hasrat, perasaan bangga itu lebih kepada rasa bangga seperti kalau orang tercinta kita berprestasi.
Aku benar-benar uda gila. Gumam Kevin sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.
“ Kenapa Kev, Kepalamu pegal? Mau kupijat?” Tanya Leona genit ketika melihat Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya.
“ Nggak usah.” Kevin langsung menolak tawaran penuh godaan itu dan berjalan menuju pintunya, membukanya dan mempersilahkan Leona keluar. Tindakan ini, sama persis dengan yang dilakukan Jenni padanya. Meskipun itu tindakan mengusir secara halus, tapi Kevin merasa, saat melakukan itu Jenni terlihat sangat seksi . Selesai memuaskan dirinya sendiri, dia langsung bangkit dan berjalan ke pintu lalu membukanya, tanpa sepatah kata pun agar Kevin keluar dari kamarnya seakan-akan ia berkata.
Aku sudah selesai denganmu, silahkan keluar.
Tapi sebaliknya, tindakan Kevin sekarang, membuat Leona cemberut. Leona dengan enggan menyeret kakinya berjalan menuju pintu dan berbisik
“ Aku mau lihat sampai kapan, kamu bisa bertahan, tidak tergoda meniduriku.”
Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan langsung menutup pintu kantornya kencang tanpa lagi melihat Leona yang hampir terjungkal, kena hantaman pintu di bokongnya.
Untung operasinya dibatalkan karena alasan medis pasien. Jadi dia bisa pulang dan menyelesaikan semuanya dengan Evie. Pikirannya tentang diri Jenni harus segera diusirnya pergi , kalau tidak dia bisa gila, karena setiap jam, setiap menit, setiap detik hanya ada Jenni di kepalanya.
+++
Jam di dashboard mobilnya baru menunjukkan pukul 5 sore. Ini adalah waktu pulang tercepatnya seminggu ini. Dia harus berbicara dengan Evie. Menceritakan semua kegelisahannya dari kemarin malam sampai sore ini. Kevin memang selalu jujur pada Evie, Hubungannya dengan Evie adalah hubungan saling melengkapi. Setiap ada masalah, pasti mereka selesaikan dan bicarakan berdua. Evie pasti bisa memberinya solusi. Dia tidak mungkin diam saja tentang perasaannya , dia tidak ingin menghianati istrinya. Kevin sangat mencintai Evie, dengan sepenuh hatinya.
Kevin membuka pintu perpustakaan dan melihat Evie yang sedang mengajari Jenni menusuk jarum akupuntur pada boneka busa. Melihat pemandangan indah itu, membuatnya bahagia.
Bolehkah aku memiliki mereka berdua? Terlalu serakah kah aku, bila mencintai mereka berdua? Bisakah cintaku dibagi sama rata untuk mereka berdua?
Pertanyaan – pertanyaan itu berputar di otaknya. Dalam diam Kevin berdiri di depan pintu sambil memandang kedua wanita itu dengan tatapan penuh cinta.
Jenni yang pertama menyadari kehadirannya, tampak dia berbicara kepada Evie, dari gerakan mulutnya terbaca : Mister Kevin sudah pulang, dokter.
Evie langsung membalikkan tubuhnya dan tersenyum pada suaminya tercinta.
“ Lanjutin aja Ev. Aku mandi dulu.” Kata Kevin membalas senyum istrinya.
“ Kutemenin mandi. Ini uda selesai kok. Jenni benar-benar pintar. Sekarang dia menguasai seluruh titik chi ( titik energi manusia yang mengalir melalui meridian kolateral) ” Katanya sambil melangkah menuju dokter Kevin yang langsung menggandeng tangan istrinya keluar dari ruang perpustakaan ini, meninggalkan Jenni yang tersenyum memandang mereka.
Dan Jenni tidak tahu, kalau hidupnya akan berubah lagi setelah pembicaraan suami istri itu.
Pembicaraan apakah yang terjadi antara Kevin dan Evie?