Rutinitas pelatihan kembali aku jalani. Bedanya minggu ini terasa lebih menyenangkan dan perputaran waktu terasa begitu cepat. Daffi lah yang membuat waktu terasa nggak membosankan. Aku merasa menemukan banyak kecocokan di antara kami. Obrolan kami nyambung begitu saja, seolah ada kabel yang menyambungkan setiap hal yang jadi topik obrolan kami. Sayangnya banyak pihak yang salah mengartikan soal kedekatanku dengan Daffi. Mereka menganggap bahwa telah terjalin hubungan khusus antara aku dan Daffi. Bahkan anggota group marketing memberiku label sebutan bojonya Daffi. Enggak banget deh. "Lo pacaran sama Daffi, mbak?" tanya Eta melihatku masuk kamar di atas jam sepuluh malam. Sebelum akrab dengan Daffi, setelah makan malam di aula, aku nggak ke mana-mana lagi. Diam di kamar bersama ketiga