Bab 7

1000 Kata
Bolehkah Kyle percaya jika gadis ini adalah manusia biasa? Namun semua kilas balik membuat dia jadi bertanya-tanya. Tentang awan yang berubah jadi merah, mungkinkah itu portal antara langit dan bumi? Kyle menggeleng. Dia kembali memperhatikan gadis tersebut. Kyle berusaha untuk naik ke atas kuda. Dia segera memacu kudanya agar segera sampai di kerajaan. Mau dari langit atau bukan, nalurinya tetap menyuruh untuk menolong.  "Bertahanlah, Nona," bisik Kyle. Dia tidak tega melihat banyak darah yang keluar. Baik dari bagian tubuh yang terkena semak berduri, maupun pelipis perempuan tersebut. "Tolong ... tolong aku." Kyle semakin mendekap, tidak peduli jika ada yang melihatnya dan langsung salah paham. Dia harus segera kembali ke kerajaannya. Semua pertanyaan akan segera terungkap jika gadis ini sudah diobati. Kudanya memacu cepat, tidak menunggu para prajurit memberikan hormat padanya. Kyle membawa kudanya ke kerajaan dan terpaksa mengambil jalan pintas dengan melalui pasar. Dia seakan menantang angin yang bertiup di hadapannya dengan angin dari laju kuda. Orang-orang di sekitar pasar langsung menepi, bagus jika mereka tidak menyadari siapa yang baru saja lewat. Setelah berada di depan kerajaan, Kyle segera menarik tali untuk memperlambat laju kudanya. Dia segera menenangkan kuda lalu turun sambil mendekap si gadis. Kedua prajurit yang bertugas mengawal kerajaan menghampiri dia dengan baju lengkap dan tombak tajam. “Kalian bawa kudaku dan tolong minta para pelayan menyiapkan satu kamar kosong.” titah Kyle. “Jangan lupa panggilkan tabib untuk gadis ini.” Masing-masing prajurit menjalankan tugas sesuai yang diperintahkan. Kyle kembali memperhatikan gadis bersurai putih seraya menunggu para pelayan. “Kami masih menyiapkan kamar, Yang Mulia. Namun, tabib mengusulkan untuk segera mengobati gadis yang terluka di ruangan bekas kamar Yang Mulia Permaisuri Olive,” ucap para pelayan padanya. “Baiklah, kalian segera rapikan ruangan lain,” balas Kyle. Laki-laki itu mulai melangkahkan kakinya ke atas tangga. Hatinya melompat-lompat, jarang dia melihat seseorang terluka seperti ini. Semenjak perdamaian bangsa penyihir dan manusia, kejahatan hanya diberi hukuman penjara. Masing-masinng tidak memberikan hukuman yang berat kecuali jika itu keputusan Kaisar Bumi sendiri. Kyle memasuki kamar tersebut. Dia segera meletakkan sang gadis sdi atas kasur. Selagi menunggu tabib istana, dia elihat ke sekeliling. Ruangan itu tetap tidak berubah sejak lima tahun yang lalu kala sang permaisuri bumi masihlah seorang putri manja. Dia melihat ke kaca, di mana taman bunga menyambutnya mesra. Taman yang selalu membuat semua orang tenang. “Yang Mulia, maaf atas keterlambatan saya,” ucap seorang wanita paruh baya yang merupakan tabib istana. “Tidak apa, Nenek. Tolong segera obati gadis itu dan para pelayan, bisakah kalian mencari pakaian yang layak untuknya?” ucap Kyle karena dia yakin pakaian Olive sudah kotor karena tidak ada yang memakainya. Para pelayan saling melirik mereka belum menjawab ucapan sang raja. Dapat mreka lihat bagaimana gadis yang rajanya bawa begitu berantakan dan perlu penanganan. Satu di antara mereka mengangkat tangan. “Aku memiliki putri yang seukuran dengan tubuhnya. Dia tidak menyukai gaun yang aku belikan saat perayaan, Raja Kyle. Jika Raja tidak keberatan, saya akan mengambilnya sekarang,” ucap pelayan tersebut. Kyle sebenarnya bisa saja meminta para penjahit istana segera mengukur gadis tersebut, tetapi sang gadis membutuhkan baju secepatnya. Membeli pakaian bisa brakibat fatal jika dia salah ukuran. Kyle butuh yang pasti. Maka dia mengangguk. “Baiklah Qwen, terima kasih banyak.” Tabib istana meminta Kyle pergi demi kenyamanan sang gadis yang akan diobati. Tentu raja dari Kerajaan Lowind ini mengangguk. Dia berdiri di depan ruangan. Tepatnya menghadap pada pintu. Pelan-pelan dia raih, mengingat masa-masa Olive dengannya. “Ternyata memang sulit mengubur perasaanku padamu, Olive,” bisik Kyle. Tentu saja, menimbun rasa sejak kecil dan menyadari jika dia memilih yang lain itu sangat menyakitkan. Tiba-tiba dia menjadi ingat soal gadis yang dibawanya. Siapa gadis itu? Kenapa jatuh dari langit. Kyle segera menjauh dan berjalan ke ruang kerjanya. Mungkin dia bisa bertanya pada Luciel, tetapi mengingat saudaranya tengah menyembunyikan sesuatu membuat dia mengurungkan niat. “Raja Kyle, kami sangat mengkhawatirkanmu! Kenapa Anda pergi tanpa pengawalan sedikitpun. Lalu, sekarang pulang-pulang Anda membawa seorang gadis. Siapa dia? Apa benar dia adalah b***k yang kabur?” tanya keluarga Erleanor, orang-orang yang mengurusi administrasi Kerajaan Lowind. Kyle memilih untuk tetap berjalan ke meja kerjanya, lalu duduk. Matanya mengawasi gerak-gerik semua orang di ruangan. Pertanyaan siapa gadis yang dibawa oleh sang raja menjadi topik paling hangat di Kerajaan Lowind. Jujur saja, Kyle tidak habis pikir dengan mereka semua. Memang semiris itukah kesendiriannya? Tangan Kyle menjelajahi berkas-berkas administrasi yang diberikan oleh keluarga Erleanor. Mata laki-laki itu lebih memilih untuk mengamati perbedaan angka di sana ketimbang mendengarkan pertanyaan tidak bermutu. Namun, kenyataanya Kyle juga masih memikirkan gadis itu. Dia lalu mnutup kembali laporan administrasi. “Aku tahu kamu banyak pertanyaan soal gadis itu. Sayangnya, aku juga tidak tahu apa-apa, Tuan Erleanor. Namun, dia bukan seorang b***k yang kabur,” ucap Kyle tenang seraya memberikan laporan tersebut pada lawan bicaranya. “Bagaimana Anda bisa yakin?” Kyle diam beberapa saat. Tidak mungkin dia menjelaskan jika gadis itu terjatuh dari langit. Dia belum bisa menjelaskan semua itu sebelum mendengar sendiri penjelasan dari gadis yang sudah dia selamatkan. Dalam pikiran yang tengah bergelut terus, Kyle menangkap kata b***k. Laki-laki itu tersenyum miring pada lawan bicaranya. Dengan mantao dia pun menjelaskan, “Karena p********n jelas-jelas sudah dilarang di Kerajaan Lowind semenjak dua tahun lalu. Jika masih ada p********n, tentu si pemilik akan dihukum selama sepuluh tahun di bawah tanah.” Tuan Erleanor hanya bisa membungkuk. “Maaf saya lupa akan hal itu, Raja.” “Sudahlah,” balas Kyle, “lanjutkan pekerjaanmu. Aku akan segera menuliskan laporan sebelum dikirim ke Kerajaan Ranhold.” Tuan Erleanor segera pergi dari hadapannya dan ruangan kerja kembali sepi. Kyle lalu menoleh pada jendela. Gelap gulita. Namun, awan-awan masih bergerak, mengingatkannya pada kejadian di sore hari. Kapan gadis itu sadar sih? Kyle mendengus. Dia melihat beberapa tumpukan pekerjaaan. Sepertinya dia baru bisa mengecek keadaan orang itu nanti pagi. ---------------------------------- Bab Selanjutnya : “Maaf, aku bukan bermaksud menolak. Ini hanya soal kemampuanku, Raja Kyle. Namaku Ellena dan asalku ....” Ellena tidak melanjutkan kata-katanya. Jika dia memberitahu asalnya, bisa saja laki-laki ini tidak percaya. Kyle seakan memang sedang menunggu kelanjutannya. Mata cokelat itu meminta jawaban lebih spesifik, tetapi Ellena tidak kunjung membalasnya. Tidak lama terdengar seorang prajurit berpakaian lengkap dengan peluh keringat. Ini menguntungkan bagi Ellena.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN