Bab 6

1001 Kata
"Bagaimana tanggapanmu, Kyle?" tanya Atha. Kyle menopang dagu. Pasokan air bisa saja dicuri dan dijual diam-diam dengan harga mahal. Namun, jika benar itu sangat keterlaluan. Jika dia harus berpendapat soal curah hujan yang tidak turun ke bumi seperti biasanya, Kyle angkat tangan. Itu di luar nalar. Mungkin ucapan Olive ada benarnya tentang Dewi Langit yang marah. Itu bukanlah ilmu pasti. "Bagiamana jika kita mengirimkan pasokan air dengan kurir dan tanggal acak? Bisa saja para bandit mengetahui tanggal yang sudah kita tetapkan," usul Kyle. Luciel mengangguk. "Karena ketidakpastian itu, maka para bandit tidak bisa memprediksi kapan airnya datang. Saran yang bagus, Kak Kyle!" "Aku berharap Dewi Langit berbaik hati menurunkan hujan seperti biasanya," ujar Atha. Luciel tiba-tiba menopang dagu, tidak seperti biasanya. Kyle kenal betul saudaranya yang satu itu. Tidak mungkin menopang dagu jika tidak ada hal yang mengganggu pikiran. "Kenapa Luciel?" tanya Kyle. Laki-laki yang ditanya langsung menggeleng. Atha baru akan menutup pertemuan tetapi Luciel menahan. Kyle semakin merasa aneh dengan saudaranya yang satu itu. Mereka semua saling lirik, sampai Luciel kembali bicara. "Aku membaca buku sejarah di perpustakaan. Ada satu hal yang membuatku bertanya-tanya," jelas Luciel. Kyle melihat Luciel menjentikkan jari, hingga muncul buku yang begitu tebal di hadapan mereka. Bersampul kan cokelat batang pohon dengan sudut-sudut pelindung dilapisi oleh emas. Atha mengambil buku tersebut dan membuka halaman pertama. "Di sana tertulis Kerajaan Ranhold terikat perjanjian," ucap Luciel lagi. "Apa masih berlaku?" Atha baru mau meletakkan kembali buku, tetapi Kyle memintanya. Dia buka halaman tersebut. Mata cokelatnya mencari-cari kata "perjanjian" yang dimaksud oleh Luciel. Meski itu bukan urusan Kerajaan Lowind, tetapi perdamaian ini pun membuat mereka mau tidak mau bersatu. Kyle menemukan perihal perjanjian antara langit dan bumi pada halaman ke sepuluh. Di mana berkisah awal mula para penyihir mendapatkan kekuatan mereka. Kyle tidak mendapatkan asal-usul ini di Kerajaan Lowind. Ada satu hal yang mengusik hatinya di sana. Perjanjian itu masih berlangsung? "Kenapa kamu menanyakan itu, Luciel? Tidak biasanya kamu seperti ini," ujar Atha dengan tatapan yang tajam seolah membahas ini adalah sesuatu yang salah. "Tidak ada apa-apa ... hanya, Yang Mulia tahu sendiri hujan jadi sangat jarang jatuh. Mungkin ada hubungannya dengan perjanjian itu? Tidak hanya memberikan bangsa kita kekuatan ... mereka juga mempertahankan keseimbangan di bumi," jelas Luciel. Kyle menimpali, "Dan melindungi umat manusia kala kita berperang." Atha mengalirkan dagu dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Matanya menatap tajam pada buku yang tengah Kyle baca. Setelahnya berpindah pada Luciel yang menatapnya penuh tanda tanya. Kyle tidak mengenali Atha seperti Luciel. Namun, dia bisa tahu jika orang yang menjadi kaisar di bumi ini sedang menyusun kata-kata. Entah untuk menyembunyikan kebenaran atau mengungkapkan dengan tutur bahasa yang baik. "Aku sendiri tidak tahu jelas soal perjanjian itu. Namun, aku rasa masih berlaku. Untuk menikah, aku tidak berencana untuk memiliki selir. Satu wanita saja sudah cukup," jelas Atha. Mata Kyle melihat Luciel tidak puas dengan apa yang diucapkan kaisar tersebut. "Ah! Ayo kita makan. Ini sudah waktunya makan siang." Kyle menurut, begitu juga Luciel. Mereka mengikuti arah Atha pergi. Berpisah setelah sang kaisar memilih untuk pergi ke ruang tahta untuk mengambil mahkota kebesarannya.   Tersisa Luciel dan dirinya. Namun, Kyle bisa melihat laki-laki itu benar-benar larut dalam pikirannya sendiri. ----------------- Menjelang petang, Kyle kembali menunggangi kudanya. Dia sudah berpamitan lebih dahulu kepada Atha dan Olive. Tidak bisa berlama-lama, masih banyak tugas negara yang harus dia lakukan sebagai raja dari Kerajaan Lowind. Dia harus segera kembali sebelum ada bandit yang sadar dengan wajahnya. Dia sengaja tidak memakai mahkota dan cukup baju kebesarannya saja. Kyle tidak ingin menjadi titik fokus para bandit, dia terlalu malas membunuh mereka. Tiba-tiba dia teringat dengan gelagat aneh dari adiknya. Luciel seperti menyembunyikan sesuatu selain perjanjian itu. Bagaimana mungkin laki-laki berambut hijau dengan rambut sepanjang ilalang itu tiba-tiba membahasnya. Kyle mantan panglima, dia tidak mudah untuk dibodohi. Ada sesuatu yang menjadi akarnya, tetapi Kyle tidak dapat menerkanya. Dia tidak menyangka jika para penyihir pernah membuat kesepakatan dengan makhluk langit. Hal tersebut membuat Kyle menarik tali kudanya sehingga mereka tidak lagi melaju. Mata cokelatnya memandang ke atas langit, mencari-cari makhluk yang mungkin turun dari sana. Matanya membelalak ketika sebuah awan berubah menjadi merah. Ada sesuatu yang jatuh dari awan tersebut. Jika dilihat dari posisinya tentu saja kecil. Namun, hal itu membuat Kyle segera melaju. Apa benar yang jatuh itu orang langit? Kyle hanya bisa menerka-nerka saja. Dia semakin memacu kudanya. Melompati batu besar dan beberapa pohon yang tumbang. Sampai dia melihat seutas kain tersangkut. Kyle menariknya, tetapi tetap memacu kudanya untuk terus bergerak. Kyle baru berhenti ketika dia melihat seorang gadis tersangkut di antara semak-semak berduri. Gaun indahnya menjadi terkoyak. Dia turun dari kudanya dan menghampiri gadis itu. "Dia terlihat masih bernapas," gumam Kyle yang setia memperhatikan gerak-gerik tangan gadis itu. Bagaimana d**a sang gadis masih naik-turun. Dia tidak bisa meninggalkan gadis tersebut di hutan seperti ini. Kyle mengabaikan warna rambut yang aneh tersebut dan mencoba menarik sang gadis dari semak-semak berduri.  Namun terdapat semak-semak yang mengikat bahkan tersangkut. Kyle lalu menarik pedang di samping kuda yang dia bawa untuk jaga-jaga. Membuka pedang dari sarung dan memperlihatkan sisi tajam dari benda tesebut. Dia menggunakannya dengan hati-hati untuk memotong bagian semak-semak yang berduri. "To ... tolong," ucap gadis itu. Kyle terkejut, tetapi dia tetap melanjutkan kegiatannya. Memotong semak-semak. Segera Kyle menarik gadis berambut putih tersebut dan menggendongnya di depan d**a. Bolehkah Kyle percaya jika gadis ini adalah manusia biasa? Namun semua kilas balik membuat dia jadi bertanya-tanya. Tentang awan yang berubah jadi merah, mungkinkah itu portal antara langit dan bumi? Kyle menggeleng. Dia kembali memperhatikan gadis tersebut. Kyle berusaha untuk naik ke atas kuda. Dia segera memacu kudanya agar segera sampai di kerajaan. Mau dari langit atau bukan, nalurinya tetap menyuruh untuk menolong. "Bertahanlah, Nona," bisik Kyle. Dia tidak tega melihat banyak darah yang keluar. Baik dari bagian tubuh yang terkena semak berduri, maupun pelipis perempuan tersebut. "Tolong ... tolong aku." Kyle semakin mendekap, tidak peduli jika ada yang melihatnya dan langsung salah paham. Dia harus segera kembali ke kerajaannya. Semua pertanyaan akan segera terungkap jika gadis ini sudah diobati. Dia harus cepat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN