Chapter. 5

1409 Kata
Pagi-pagi sekali Sandrina sudah terbangun. Selesai melaksanakan kewajibannya, Sandrina kemudian menuju ke arah dapur. Kebiasaan yang tak bisa Ia tinggalkan selama hidup di rumah sang mantan suami. Ia mulai membuka kulkas mencari bahan makanan yang akan Ia masak untuk sarapan pagi ini. Entah mengapa Ia ingin sekali memakan makan khas Turki, Baklava. Baklava adalah sejenis makanan ringan di kawasan Turki. Makanan ini terdiri dari kacang walnut atau pistache yang dicincang dan diberi pemanis (gula atau madu) dan dibungkus adonan roti tipis. Semua bahan sudah Ia siapkan di atas meja. Ia kemudian hendak mengambil Air mineral. "Lho San...pagi bener bangunnya???" Tanya Syifa saat melihat Sandrina yang sudah sangat sibuk di dapur sepagi ini. "Ia Mbak...ngga tahu kenapa aku pengen makan Baklava....!" Ucap Sandrina yang kembali pada bahan makanan yang mulai Ia masak. "Bawaan si baby tu..San...!!" Kikik Syifa merasa lucu pada Sandrina yang tak sadar jika dirinya saat ini ngidam makanan Turki. "Sini Mbak bantu..." Keduanya pun akhirnya larut di dapur. Tak berselang lama, semua makanan yang mereka masak akhirnya terhidang di atas meja. Bukan hanya Baklava, mereka ternyata memasak banyak makanan. Siapa lagi kalau bukan Sandrina pelakunya. Syifa hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Sandrina. Ibu hamil satu ini memang lain dari pada yang lain. Atau mungkin semua ibu hamil seperti Sandrina?? entahlah. Yang Syifa syukuri adalah Sandrina tak lagi terlihat sedih. "San... makanannya banyak banget...aku ajak Mas Kael ya sarapan bareng kita?? Kamu ngga keberatan kan??" "Ngga papa dong Mbak...biar makanannya ngga mubazir. Yaaaaa...meskipun sebenarnya Sandrina bisa habisin...heheheheh" Candanya membuat Syifa tergelak tak percaya dengan ucapan Sandrina. "Kamu serius bisa habisin semua ini San??" Sandrina pun tertawa dan berhasil mendapat cubitan sayang dari Syifa. "Kamu tu ya...dasar Bumil jahil...!" Ucap Syifa yang pura-pura kesal sebab Sandrina berhasil mengerjainya. "Ya sudah...Mbak mau telpon Mas Kael dulu...mumpung sarapannya masih hangat" Drrrrrrt... Drrrrrrt... Drrrrrrt "Halo...Mas..." "...." "Mas Udah sarapan???" "....." "Ya udah...ke sebelah aja...Si bumil lagi masak banyak pagi ini.." "..." "Ohhh...boleh...diajak aja...kebetulan masakan pagi ini temanya ala..ala...Turki Mas...Bumil lagi ngidam... hehehehe" "...." "Ok.." Tut. Sandrina yang sedari tadi mencuri dengar pembicaraan Syifa dan tunangannya pun penasaran. "Mbak...emang selain pak Kael...Mbak ngajak siapa lagi...???" Tanya Sandrina "Ohhh itu...sepupu Mas Kael baru sampai dari Turki semalam. Jadi sekalian aku ajak aja sarapan sama Kita...ngga papa kan jatah bumil berkurang sedikit..?" Tanya Syifa mencoba menggoda Sandrina. "Ish..." Sandrina pun mencebik. Hal itu membuat Syifa semakin terbahak. Tak berselang lama bel pun berbunyi. Syifa buru-buru membuka pintu hingga menampilkan dua orang pria tampan keturunan Turki itu. selain Kael tunangannya, Salah satunya adalah Mr. El. Direktur utama rumah sakit tempat dirinya bekerja. Syifa kemudian mempersilahkan keduanya untuk masuk. Sampailah mereka di ruang makan, namun tak mendapati keberadaan Sandrina. "Si Bumil kemana Sayang???" Tanya Kael pada Syifa yang tak melihat keberadaan Sandrina. "Mungkin lagi ke kamar...soalnya tadi katanya mau mandi dulu...!! Ayo pak El..silahkan duduk...!!" Ucap Syifa mempersilahkan Raphael untuk duduk bersama Kael. Meskipun Syifa adalah tunangan Kael yang merupakan sepupu Raphael, namun Ia tetap menghormati Raphael sebagai atasannya. "Waaahhhh sepertinya kita makan enak pagi ini..!" Seloroh Kael saat melihat makanan yang terhidang di atas meja. Lalu netranya tertuju pada Baklava, makanan khas Turki kesukaan Raphael. "El...bukannya itu makanan kesukaan kamu??" Ucap Kael menunjuk satu makanan ke arah Raphael. Raphael pun menoleh ke arah Mahanan yang ditunjukkan oleh Kael. "Hmmm...tapi mungkin rasanya tak seperti buatan Ummi." Ucapnya lalu mengambil sala satu masakan yang menurutnya cocok untuk sarapannya pagi ini. Syifa dan Kael saling lirik. Harapan mereka, semoga saja Sandrina tak mendengar ucapan Raphael. Bisa-bisa mood ibu hamil itu akan berubah. "Maaf...Aku terlambat..." Ucap Sandrina yang baru saja bergabung. Ia lalu duduk tepat di samping Raphael. Tanpa memperdulikan pria yang sejak kedatangan dirinya mematap penuh ke arahnya. Harum parfum Sandrina entah mengapa membuat Raphael merasa nyaman. Ia benar-benar merasa nyaman hingga mengalihkan pandangannya ke arah Sandrina. Ternyata semua itu tak luput dari pandangan Kael dan Syifa. Baru kali ini seorang Raphael menatap sebegitu lekat seorang wanita hingga seintens ini. Sedangkan Sandrina yang di tatap seperti itu sama sekali tak menyadarinya. Hingga netranya bersitatap dengan Syifa yang ternyata sedari tadi memberi tanda padanya. Melihat kemana arah pandangan Syifa, Sandrina pun menoleh dan terkejut saat melihat wajah tampan seorang pria yang saat ini sedang menatap dirinya. Deg. Jantung El seakan tak bisa dikondisikan saat mata Sandrina bersitatap dengannya. Sungguh, El bagai terhipnotis oleh kecantikan Bumil satu ini. "Ekhmmmm" Kael berdehem mencoba menghilangkan kecanggungan diantara. mereka. Terutama Sandrina dan Raphael. "Apa Kita bisa memulai sarapan pagi ini Tuan El???" Tanya Kael menatap penuh selidik pada sang sepupu. "Ohh..iya.." Sandrina pun tak banyak menanggapi. Ia hanya fokus pada Baklava. Semuanya pun memulai sarapan. Sedari tadi Kael dan Syifa saling lirik memperhatikan Raphael yang curi-curi pandang ke arah Sandrina yang sedang lahab menyantap Baklava yang merupakan makanan favoritnya itu. Karena penasaran akan rasanya, Raphael tiba-tiba meminta untuk mencicipinya. "Bisakah aku mencicipi Baklava milikmu?? sepertinya sangat enak. Sebab kau begitu lahap saat memakannya." Ucapnya itu sontak membuat ketiganya saling lirik. Sandrina pun akhirnya memberikan sepotong Baklava miliknya, meskipun sebenarnya Ia enggan berbagi, namun Ia tak tega melihat wajah memelas pria yang saat ini berada di sampingnya. Raphael pun mencicipi makanan favoritnya itu dan... 'Waaaaaahh...sangat lezat...seperti buatan Ummi...' Gumamnya di dalam hati. "Bagaimana rasanya El???" Tanya Kael membuyarkan lamunan Raphael yang sepertinya sedang menikmati makanannya. "Ini sangat enak...seperti masakan Ummi...aku akan pesan makanan ini darimu ya setiap pagi...!" Semua mata terbelalak mendengar ucapan spontan Raphael yang seenaknya meminta Sandrina untuk membuatkan makanan itu lagi untuknya. "Kau serius El???" "Eummmm" Gumamnya menikmati sarapannya pagi ini. Kael kemudian mengalihkan pandangannya pada Sandrina yang terlihat sedikit cemberut sebab harus berbagi makanan favoritnya apalagi sang pria malah memintanya untuk menyiapkan makanan itu setiap pagi untuknya. "Maaf ya Bumil...sepupuku ini sangat suka dengan Baklava...jadi ikhlaskan saja ya.." Tiba-tiba tangan Raphael terhenti menyuapkan makanan ke mulutnya mendengar kata Bumil yang Kael Ucapkan. 'apa??? wanita ini Hamil???" "Ngga papa Pak Kael...nanti sandrina buat lagi...!!" Syifa hanya bisa tersenyum kecut melihat reaksi cemberut sandrina. Meskipun Ia mengatakan tidak masalah tapi ekspresi wajahnya menolak. Tak ada lagi perbincangan di antara mereka. Usai sarapan Raphael, Kael dan juga Syifa meninggalkan apartemen menuju Rumah sakit. Hari ini mereka akan melakukan rapat direksi yang sempat tertunda karena kepulangan Raphael ke Turki. Tinggallah Sandrina sendiri di apartemen. Saat Ia membersihkan sisa sarapan pagi ini, Sandrina menemukan sebuah kertas kecil tepat di bawah piring pria yang duduk di sampingnya. "Maaf...Sudah mengambil jatah makan mu....tapi sungguh masakan mu sangat lezat... mengingatkan ku pada Masakan Ummi. Semoga bayimu sehat....dan sekali lagi maaf Bolehkah besok aku mendapatkannya lagi?? "El" Tak sadar bibir Sandrina melengkung. Senyum tipis terukir di bibirnya saat membaca kata terakhir dari El. "Sefavorit itukah dia dengan Baklava???" Gumam Sandrina yang tak habis pikir dengan permintaan Raphael. ______________ Rapat pun usai. Kael dan Raphael pun memutuskan untuk kembali keruangan Raphael. Ada hal penting yang Kael ingin bicarakan denga sepupunya itu. Kael berpikir, jika Raphael sudah menyukai masakan seseorang , pasti Orang itu akan mendapat tempat spesial di hatinya. Dan Kael yakin, Sandrina akan diterima bekerja di rumah sakit ini. "Apa yang ingin kau bicarakan denganku Kael??" Tanya Raphael. Saat ini keduanya duduk di sofa ditemani cemilan dan dua cangkir coklat panas. "Ini mengenai Sandrina El..!" Saat nama Sandrina di ucapkan , Raphael sontak menatap wajah Kael dengan serius. "Maksudmu, wanita yang ada di apartemen Syifa??" Kael pun mengangguk. Ia kemudian menceritakan apa yang Sandrina alami. Dan saat ini Sandrina butuh pekerjaan di tempat mereka. Raphael yang mendengar kisa Sandrina pun merasa sangat geram. Sungguh Ia merasa prihatin dengan semua itu. "Hahhh...masih ada saja keluarga yang setoxid itu....!" "Hmmm aku juga berpikiran yang sama denganmu El...dan dua hari yang lalu Syifa meminta kepadaku untuk menanyakan ini padamu!" "Apa Itu...katakan...jika itu bisa membantu Sandrina aku pasti akan mengabulkannya." "Hmmmmm...sepertinya ada yang sedang berbunga-bunga karena sepring Baklava..." Ucap Kael menggoda Raphael. Wajah El berubah dingin menatap sang sepupu. Apa sekentara itu Ia tertarik pada bumil itu? "Baiklah....baiklah....Berikan pekerjaan Sandrina di rumah sakit ini..!" Ucap Kael yang tak mau mencari masalah dengan Sepupunya itu. "Sampaikan padanya. Ia akan bekerja denganku sebagai asisten pribadiku...besok Dia sudah mulai bekerja..!" Putus Raphael akhirnya. "Kau serius???" "Hmmmm...." Raphael terlihat berpikir dan... "Kael...sepertinya Aku sudah jatuh cinta padanya...!!" "Uhuk..." Kael tersedak air ludahnya sendiri saat mendengar pernyataan Raphael. "Kau serius???" "Ya...dan sepertinya doa Ummi akan terkabulkan...aku akan menunggu hingga bayinya lahir...dan Aku akan menikahinya. Aku tak ingin kehilangan berlian seperti Sandrina..." "Wah ..wah....kau mulai posesif El...tapi sepengetahuan ku wanita yang baru saja patah hati akan sulit untuk membuka hati lagi pada pria lain..." "Kita lihat saja nanti Kael..."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN