Bab 7 - Ke Rumah Tae Min

1574 Kata
"Tae, ada telepon!" seru Vanesha. "Angkat saja, Sayangku!" seru Tae Min dari dalam kamar mandi. "Apa-apaan itu masa sudah panggil-panggil aku sayang," gumam Vanesha yang menyentuh icon hijau bergambar gagang telepon. Di layar ponsel milik Tae Min tertera nama "Jaehyung My Bro" di layar ponselnya. "Halo!" Sapa Vanesha. "Halo, bukankah ini ponsel milik Tae Min? Kau tidak sedang mencuri ponsel miliknya, kan?" tanya pria bernama Jaehyung dari seberang sana. "Sembarangan saja kau bilang aku pencuri. Namaku Vanesha, aku temannya Tae Min," ucap Vanesha. "Van, ummm Van apa katamu?" tanya Jae. Tae Min sudah keluar dari kamar mandi dan mendekati Vanesha. Gadis itu langsung membantu pria tersebut untuk berbaring. Dia menyerahkan ponsel milik pria itu seraya menggerutu. "Ada apa denganmu?" tanya Tae Min. "Dia menuduh ku mencuri ponselmu, ini sebaiknya angkat sendiri. Benar-benar menyebalkan pria itu," gerutu Vanesha. Tae Min langsung tertawa kala melihat nama yang tertera di layar ponselnya. "Halo, Jae, ini aku Tae Min." "Hai, Tae! Siapa gadis tadi? Aku pikir dia itu–" "Mencuri ponselku? Gadis cantik ini memang pencuri." Vanesha langsung terperanjat kala mendengar penuturan Tae Min tentangnya. Dia bangkit mendekat dan berkacak pinggang menatap tajam ke arah pria itu. "Dia pencuri hatiku," ucap Tae Min seraya tersenyum ke arah Vanesha. Sontak saja gadis itu langsung kembali bersemu. "Apa? Pencuri hatimu? Wah, kau mendapatkan kekasih ya di sana? Mana sini aku lihat wajahnya! Aku sampai penasaran perempuan mana yang mau denganmu, hahaha," ucap Jaehyung dari seberang ponsel itu. "Tak akan kuberikan, kau pasti akan merebutnya dariku. Katakan padaku ada apa kau menghubungi aku?" tanya Tae Min. "Apa kau sudah lebih baik? Bibi sangat khawatir dengan keadaanmu." "Kan sudah kubilang jangan beritahu ibuku soal kecelakaan ini," sanggah Tae Min. "Tapi perasaan seorang ibu itu sangat luar biasa, dia merasa resah meskipun kau memberi kabar sedang baik-baik saja. Apa yang harus aku lakukan sekarang, dia sangat mengkhawatirkan tentang mu?" tanya Jaehyung. "Tetap katakan aku baik-baik saja. Jangan beritahu ibuku tentang ini, ayolah Jae aku mohon." "Lalu, kabar kekasihmu itu bagaimana?" "Aku akan membawanya menemui ibuku dengan segera," ucap Tae Min. Sambungan ponsel keduanya lantas selesai. Pria itu menatap lekat wajah cantik milik Vanesha. Kedua bola mata cokelat itu tampak cantik bak sepasang bola mata boneka barbie. Tae Min merasa beruntung setelah mendapatkan gadis itu. Lagi-lagi dia tarik tangan gadisnya agar mendekat. Tak pernah puas rasanya jika hanya memandang gadis cantik itu. Pria itu kembali menyesap benda kenyal yang sensual itu begitu mesra dan penuh cinta. * Satu bulan berlalu tugas Tae Min dan Vanesha sudah selesai. Pria itu meminta gadisnya untuk pergi bersamanya menemui orang tuanya. Setelah meminta izin pada Suster Maria, akhirnya gadis itu diberi cuti selama tiga hari sebelum akhirnya dia melapor pada Tuan Jones, pemilik rumah sakit. Tae Min membawa Vanessa menuju ke rumah orang tuanya di Seoul. Kini, keduanya sudah berada di dalam maskapai internasional menuju Seoul. Pesawat tersebut sebentar lagi lepas landas saat keduanya menggunakan sabuk pengaman. Suara hiruk pikuk dari para penumpang yang lain sudah sukses menjadi latar belakang suara di sekitarnya untuk beberapa belas menit belakangan. Ada yang membuat Tae Min kesal kala beberapa pria berambut pirang dengan mata biru memandang gadis di sampingnya. Dia merasa cemburu akan hal itu. Padahal di lubuk hati Vanesha juga merasakan hal yang sama kala para kaum hawa menatap sekilas bahkan tak berkedip pada pria tampan di sampingnya. Tae Min merasa sungguh tidak ingin perhatian pria-pria itu tertuju pada gadisnya. Kemudian, ia menyandarkan tubuhnya ke kursi. Pria itu bergerak berapa kali sampai dia merasa menyamankan diri. Sementara itu, Vanessa yang duduk di sampingnya terlihat meraup rambut hitam yang panjang sepunggung untuk mengikat mahkotanya itu digelung ke atas dan menyisakan beberapa anak rambut yang tertinggal tidak ikut. Terlihat seorang pramugari berseragam biru dengan belahan rok hingga sebatas paha melintas di lorong kabin Vanesha dan Tae Min. Wanita cantik itu melangkah dengan kedua tangan yang terlihat sopan di depan. Kepala pramugari cantik itu memeriksa ke kanan dan kiri untuk memastikan para penumpang di dalam pesawat itu telah mengenakan sabuk pengaman dengan benar. Begitu juga Vanessa dan Taemin yang duduk bersisian di sebuah maskapai penerbangan terkemuka di Kota Blue Beach yang akan membawa kedua orang itu kembali ke tanah air si pria. Terdengar suara dari speaker di dalam pesawat yang menandakan bahwa armada itu adalah pertanda sebentar lagi pesawat akan lepas landas. "Kenapa pramugari itu selalu melirik ke sini, sih?" gumam Vanesha seraya mengerucutkan bibirnya. "Kalau kau cemburu, justru aku lebih cemburu karena pria-pria itu juga memandangimu," sahut Tae Min dengan berbisik dan menahan kesal. "Kau bilang aku cemburu? Untuk apa?" Vanesha melirik Tae Min dengan lirikan tajam yang menusuk. "Ayolah, sayangku. Aku sudah mengakui kalau aku cemburu, kenapa susah sekali membuatmu mengaku cemburu bahkan aku belum pernah kau mengatakan aku mencintaimu Tae Min," ucap pria itu sampai membuat Vanesha tertawa. "Sudahlah, sebaiknya kita istirahat saja," ucap Vanesha. Tae Min menggenggam tangan gadis itu. Sesekali dia mengecup punggung tangan mulus milik Vanesha. "Aku berjanji akan meminta ibuku untuk segera menikahkan kita. Aku sudah berjanji kan kalau aku akan selalu berada di sisi mu seumur hidupku?" Tae Min melayangkan senyum yang sangat manis di wajah tampannya. Terdengar para penumpang yang mulai tenang. Tae Min tampak menolehkan kepala untuk membalas tatapan Vanessa yang telah terarah lurus padanya. Dia tak menyangka kalau dua orang itu dipertemukan dalam situasi tak terduga beberapa waktu lalu. Keduanya masih saling bertatapan dengan jarak yang cukup dekat. Vanessa menggantung tawa di sudut bibirnya karena merasa terhibur. "Bagaimana kau dengan mudah sekali mengumbar janji, terutama untuk aku yang telah mendengar kata-kata yang sama untuk beberapa hari belakangan ini?" tanya Vanesha. Gadis itu berkata tanpa berniat memprovokasi pria itu. "Ayolah, Vanesha … apa kau masih tak percaya ke padaku?" "Hmmm, sudah berapa janji ya yang kau berikan padaku sejak sebulan lalu?" tanya gadis itu. Si pria itu padahal selalu bersungguh-sungguh dan serius terhadap setiap perkataan. Apalagi keinginannya untuk menikahi Vanesha. Sebab memang seperti itulah yang terjadi karena semenjak pertama kali mereka bertemu, hanya wajah gadis itu yang selalu ada di hati dan pikirannya. Apalagi Tae Min juga sudah berkali-kali bilang kalau dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Vanesha. Awalnya gadis itu masih meragukan. Namun, Tae Min selalu bisa membuatnya merasa nyaman. Keduanya terlibat perbincangan seru saat mengobrol kan banyak hal. Pria itu juga merasa cocok dengan gadis di sampingnya tersebut. Mereka menghabiskan waktu yang cukup lama untuk membantu para korban tsunami dan juga gempa sebelum akhirnya tugas mereka telah berakhir. Sampai pada akhirnya, pria itu mengajak wanitanya untuk bertemu kedua orang tuanya. Mereka duduk dalam pesawat membicarakan hal-hal yang banyak sekali mengenai berita terkini bahkan apapun. Vanesha baru menyadari bahwa setiap tema yang dibawa dari permukaan tersebut dapat diimbangi oleh Tae Min. Vanesha juga yakin kalau pria itu tidak berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Tae Min pasti berasal dari keluarga kaya raya karena terlihat dari penampilannya dan semua barang-barang yang ia kenakan. Namun, bukan itu yang membuat gadis itu merasa senang dan juga merasakan jatuh cinta. Detik demi detik menghabiskan waktu bersama, pria tersebut benar-benar membuatnya juga merasakan kebahagiaan. Tae Min benar-benar membuatnya jatuh ke lubang asmara yang tak bisa dengan mudah membuatnya keluar begitu saja. Sepanjang perjalanan, Vanesha juga berdoa agar orang tua kekasihnya dapat menerima keadaan dirinya yang berasal dari keluarga yatim piatu. * Mereka tiba di bandara Seoul Incheon International. Sebuah mobil sport keluaran salah satu merek ternama menjemput kedatangan Tae Min. Mobil mewah tersebut lantas menuju ke sebuah lokasi bernama UN Village di Hannam. UN Village terletak di pusat kota Seoul, di mana terdapat banyak rumah mewah dan vila besar dengan pemandangan indah yang menghadap ke sungai dan pegunungan, sebab terletak di antara Gunung Nam dan Sungai Han, maka muncul nama 'Hannam'. Mereka yang tinggal di daerah elite tersebut biasanya datang dari kalangan menengah ke atas. Seperti contohnya, eksekutif perusahaan besar, para diplomat, maupun para chaebol atau konglomerat Korea Selatan. Di UN Village, harga rata-rata sebuah vila mewah dimulai dari tiga miliar won atau tiga puluh enam miliar rupiah. Sedangkan, rumah konstruksi baru dapat menelan biaya lebih dari sepuluh miliar won atau seratus dua puluh miliar rupiah. Bahkan, vila yang lebih tua di ujung UN Village seharga satu setengah miliar won atau tiga puluh miliar rupiah. Vanesha benar-benar yakin kalau prajurit di sampingnya ini bukanlah pria dari kalangan biasa. "Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Tae Min. "Kau bilang ayahmu hanyalah pegawai biasa yang memiliki perusahaan kecil. Tapi ini, bukankah ini wilayah para orang kaya? Ayahmu pasti bukan hanya pegawai biasa, ya kan?" tuding Vanesha. Tae Min hanya melayangkan senyum. Pria itu selalu gemas jika Vanesha terlihat kesal dan memajukan bibirnya beberapa senti saat kesal. Dia akan langsung menarik tangan sang gadis dan membawa bibir sensual itu terhisap oleh bibirnya. "Lepaskan aku! Lihat sopirmu itu melirik ke arah kita," ucap Vanesha mendorong tubuh pria tegap itu. "Paman Oh, jangan sedikit pun berani melirik ke arah belakangmu," tegas Tae Min. "Baik, Tuan Muda," sahut pria berusia empat puluh tahun yang rambutnya mulai memutih itu. Namun, parasnya masih memperlihatkan ketegasan pria layaknya tentara. Mobil milik Tae Min memasuki kawasan perumahan yang Elite. Kawasan tersebut merupakan kompleks perumahan elite yang hanya terdiri dari sembilan puluh delapan rumah dan sebagian besar penghuninya merupakan artis papan atas Korea Selatan. Sudah dapat dipastikan kalau perumahan tersebut memiliki sistem keamanan yang sangat ketat sehingga tak sembarang orang bisa masuk ataupun mengganggu privasi penghuninya. Rumah milik Tae Min sendiri memiliki luas tiga ratus meter persegi yang terdiri dari dua lantai dasar dan basement. Rumah mewah yang mengusung konsep modern klasik itu benar-benar membuat Vanesha takjub.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN