Bab 8 - Bertemu Tuan dan Nyonya Kim

1261 Kata
Rumah milik Tae Min sendiri memiliki luas tiga ratus meter persegi yang terdiri dari dua lantai dasar dan basement. Rumah mewah yang mengusung konsep modern klasik itu benar-benar membuat Vanesha takjub. Tae Min membawa Vanesha ke luar dari mobil tersebut. Mereka tanpa sadar melangkah dengan kompak beriringan menuju ke dalam area halaman rumah besar itu. "Tunggu sebentar ya, aku akan ke belakang rumah untuk menjumpai Vivi. Aku rindu sekali dengannya," ucap Tae Min yang langsung berlari meninggalkan Vanesha. "Cepatlah lekas kembali!" seru gadis itu. Vanesha baru tersadar saat Tae Min menyebutkan nama Vivi. "Siapa ya Vivi itu?" gumam Vanesha. Salah satu penjaga rumah yang baru sebulan bekerja di kediaman Tuan Kim Tae Yoon menyapa Vanesha dengan mengejutkannya. "Hayo, Nona mau cari siapa ke sini?" tanya penjaga tersebut. "Woah, silau sekali Anda," ucap Vanesha yang berusaha menahan tawanya ketika gigi besar milik penjaga itu lebih maju dari bibirnya saat tersenyum. "Saya diajak Tuan Tae Min ke sini untuk menemui ayah dan ibunya," jawab Vanesha yang masih berusaha menahan tawanya. "Tuan Tae Min? Siapa itu? Apa jangan-jangan Anda mau melamar pekerjaan menjadi asisten rumah tangga di sini? Wah, Anda terlalu cantik untuk jadi pembantu di rumah ini. Sebaiknya Anda menjadi istri saya saja," ucap pria penjaga rumah itu dengan penuh percaya diri. "Apa? Saya menjadi istri Anda? Apa tidak salah?" tanya Vanesha yang perlahan mundur beberapa langkah. Sementara dari belakang tubuh Vanesha, tampak Tae Min tengah berlari kecil ke arah gadisnya. "Maaf sayang, aku membuatmu lama menunggu. Ternyata anak gadis ku sudah memiliki anak yang lucu, wah aku bahagia sekali," ucap Tae Min. "Anak gadismu? Lho, kau bilang padaku kalau kau belum menikah, kenapa sekarang kau punya anak gadis yang punya anak? Memangnya berapa usiamu sebenarnya sampai sudah memiliki seorang putri?" Vanesha terlihat berkacak pinggang kala mendengar penuturan Tae Min. "Hahaha, sepertinya kau salah paham. Vivi itu memang sudah kuanggap sebagai putriku. Tapi dia bukan manusia." "Lalu, dia itu apa? Seekor anjing atau kucing begitu?" tanya Vanesha sampai mengernyitkan dahi. "Dia seekor anjing puddle warna putih. Asisten rumah tangga ku bilang, Vivi melahirkan tiga anak anjing yang lucu, tetapi hanya satu yang berhasil selamat. Dia mirip sekali dengan ibunya," ucap Tae Min yang tertawa bahagia. "Kenapa dia berada di halaman samping rumah mu? Kenapa tidak dirawat di dalam rumah?" tanya Vanesha lagi. "Ibuku alergi dengan bulu anjing ataupun kucing. Jadi aku merawat Vivi di rumah kecil yang aku siapkan untuknya di halaman belakang itu," sahut Tae Min seraya menunjuk. "Apa? Kau membuatkan rumah untuk anjing?" "Ya, memangnya kenapa, sayang … sudahlah ayo kita masuk ke dalam!" ajak Tae Min yang menggandeng tangan Vanesha. "Tunggu dulu, Anda berdua ini siapa sebenarnya?" tanya penjaga yang menggoda Vanesha tadi. Tae Min berusaha menggigit bibir bawahnya kala melihat pria dengan gigi maju itu. Dia tak ingin si penjaga itu tersinggung, karena dia menertawakannya diam-diam. "Kau penjaga rumah yang baru ya di sini?" tanya Tae Min yang dijawab anggukan kepala oleh si penjaga yang bernama Joon Liu. "Anda siapa ya sebenarnya?" tanya penjaga itu lagi. "Hubungi kepala Im Ju! Dia akan menjelaskan siapa aku. Lagipula kenapa para pelayan tidak menyambut kedatanganku, sih? Di mana juga orang tuaku?" gumam Tae Min. "Tunggu sebentar ya, coba saya hubungi Ibu Im Ju ke dalam dulu." Si penjaga rumah itu lalu mengangkat gagang telepon yang berada di kantor jaganya. Ia menekan tombol angka satu untuk menghubungi ke dalam rumah. "Halo Ibu Im Ju! Aduh gigi saya kepentok sakit lagi hehehe, maaf ya semuanya. Saya akan coba menghubungi ke dalam lagi," ucapnya tersenyum genit pada Vanesha. Gadis itu langsung menoleh pada Tae Min yang wajahnya mulai memerah kesal. Vanesha langsung mengusap dadaa bidang milik pria itu agar tenang. Namun ternyata pada akhirnya Tae Min malah tertawa. Dia tak tahan untuk memuntahkan tawanya yang dia tahan sedari tadi. Begitu juga dengan tawa Vanesha yang akhirnya ikut meledak. "Maafkan saya Tuan Muda!" Pria itu langsung berlutut dan memohon maaf. Tak berapa lama kemudian, wanita yang bekerja sebagai pelayan, Ibu Im Ju, datang setengah berlari bersama para pelayan lainnya. "Bangunlah, Pak, jangan berkutuy seperti itu," ucap Tae Min seraya tersenyum begitu juga dengan Vanesha. "Jangan pecat saya, saya mohon … saya hanya berusaha menjaga rumah ini dengan baik. Saya baru bekerja di sini dan belum pernah bertemu dengan Tuan Muda sebelumnya. Maafkan saya," ucap penjaga itu. "Tak apa, saya mengerti kok." Tae Min meraih tangan penjaga rumah itu agar bangkit berdiri. "Maafkan kami Tuan Muda. Kami mendapat kabar kalau kedatangan Anda akan terlambat jadi kami belum bersiap di depan rumah untuk menyambut Anda," ucap Ibu Im Ju. "Tak apa Ibu Im Ju, apa kabar semuanya?" tanya Tae Min. "Kami baik-baik saja, Tuan. Bagaimana dengan wajib militer Anda?" "Dua puluh bulan ku terasa suram. Tetapi empat bulan terakhir aku mendapatkan keajaiban. Aku bertemu dengan Vanesha, lihat dia cantik bukan?" Tae Min merangkul bahu Vanesha dan menunjukkannya dengan bangga. Vanesha membungkukkan badannya memberi hormat pada Ibu Im Ju. "Annyeonghaseyo joh-eun ohu-ibnida. je ileum-eun Vanesha Ibnida." Vanesha berusaha mempelajari bahasa Korea saat bersama Tae Min. "Jangan seperti itu Nona Muda, Anda atasan kami di sini. Kamilah yang harusnya memberi hormat," ucap Ibu Im Ju. "Apa bahasa Korea ku sudah benar, Tae?" Vanesha menoleh pada Tae Min. "Hahaha, tak apa sayang, nanti aku bantu menerjemahkannya. Lagipula para karyawan di sini sudah mengerti bahasa yang kita gunakan," ucap Tae Min yang paham berbagai macam bahasa. Ibu Im Ju lantas mempersilakan keduanya memasuki rumah besar tersebut. Vanesha sempat menepuk bahu Tae Min secara spontan. "Sayang, aku tak bisa membayangkan bagaimana ya jika berciuman dengan penjaga tadi. Itu akan mengerikan apa malah akan seru, ya?" ucap Tae Min yang menggoda Vanesha. "Hahaha, yang pasti mungkin mengerikan. Gigi pasangannya nanti akan saling berbenturan, hahaha. Astaga apa sih yang kita bicarakan ini," ucap Vanesha sampai menggelengkan kepalanya saat tertawa. Memasuki ruang keluarga dalam rumah Tae Min, Vanesha disambut dengan hangat oleh Nyonya dan Tuan Kim. Apalagi wanita paruh baya berusia lima puluh tahun itu tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Wanita itu bisa bernapas lega karena pada akhirnya dia sempat termakan gosip tidak menyenangkan tentang putranya. Nyonya Kim Han Na sempat mendengar gosip kalau anaknya itu penyuka sesama jenis. Namun, kehadiran Vanesha membuat semuanya terbantahkan. Semua gosip yang mengatakan kalau Kim Tae Min adalah penyuka sesama jenis itu akhirnya luluh lantak oleh kehadiran gadis cantik di hadapannya tersebut. Nyonya Kim juga sangat mengagumi kecantikan gadis di hadapannya itu. Riasan wajah yang sangat natural dan hanya memakai kemeja biru serta celana kulot hitam dipadukan dengan sepatu heels warna senada dengan kemeja yang Vanesha gunakan, tetap membuatnya anggun bak putri konglomerat. "Kau cantik sekali, Vanesha. Terima kasih kau sudah mau menjadi kekasih anakku," ucap Nyonya Kim Han Na. "Justru saya yang kagum dengan kecantikan Anda, Nyonya. Anda masih sangat muda. Apa usia Anda sekitar tiga puluhan atau hampir empat puluh tahun?" tanya Vanesha. "Hahaha, kau bisa saja, Nak. Usiaku sudah setengah abad." "Wah, daebak! Anda benar-benar awet muda, kulit Anda sendiri masih terlihat mulus, halus, dan tanpa kerutan," ucap Vanesha yang terlihat sangat tulus. "Kau benar-benar pandai membuat hati orang tua ini senang dan bahagia. Mulai sekarang panggil aku Ibu sama seperti Tae Min memanggilku Ibu. Sebentar lagi kau akan menjadi menantu di rumah ini," ucap Nyonya Han Na. "Tapi, Nyonya, apakah gadis yatim piatu yang sedari bayi tinggal di panti asuhan seperti saya pantas menjadi menantu di rumah ini? Apa saya pantas berdampingan dengan Tae Min yang sempurna untuk seumur hidupnya nanti?" tanya Vanesha yang menundukkan wajahnya. "Kau, kau anak yatim piatu?" Nyonya Kim Han Na sampai menyentuh dagu Vanesha untuk menaikkan wajah cantik gadis tersebut. Tae Min terlihat mendekat dan mulai merasa khawatir dengan pengakuan kekasihnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN