Bab 9 - Aku mencintaimu!

1564 Kata
"Kau tahu, Nak, aku juga anak yatim piatu. Aku merintis usahaku sendiri menjadi penjahit dari rumah ke rumah. Sampai aku bisa membuat butik ternama di kota ini dan menikah dengan ayahnya Tae Min. Kenapa kau harus malu?" tanya wanita itu pada Vanesha. Tae Min yang mendengar penuturan ibunya sempat merasa sesak napas. Namun, ketika ibunya malah menuturkan kalau dia menerima Vanesha apa adanya, napasnya kembali lega seolah baru saja disuntikkan ventolin yang membuat rongga dadanya merasa penuh kelegaan. "Jadi, Bu, kau menerima Vanesha-ku menjadi istriku?" tanya Tae Min. "Tentu saja. Asal kau tau ya, sejak kau berikan foto dan nama gadis ini, aku dan ayahmu sudah menyelidiki latar belakangnya. Dia gadis yang baik dan penuh prestasi. Kenapa harus malu jika menantu Ibu seorang anak yatim piatu? Memangnya dia yang mau menjadi anak yatim piatu, tidak kan?" Nyonya Kim Han Na menoleh pada Tae Min seraya mengerlingkan satu mata lentiknya. "Ibu, aku mencintaimu!" pekik Tae Min yang langsung memeluk ibunya dengan erat. "Aku juga mencintaimu, Nak, ibu hanya ingin kau bahagia," ucap wanita itu. "Ehm ehm, Tae, apa kau tidak mencintai Ayah?" Tuan Kim Tae Yoon membuka kedua tangannya mengharap putranya akan memeluknya. "Hahaha, tentu saja aku mencintai ayah," sahut Tae Min yang memeluk ayahnya. Nyonya Kim Han Na lantas membawa Vanesha ke dalam pelukan keluarga itu. Hati gadis itu sangat bahagia ketika dia diterima di keluarga tersebut. Keluarga yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. "Vanesha, kau panggil aku Ibu, dan panggil ayahnya Tae Min dengan sebutan ayah juga, ya?" pinta Nyonya Han Na. "Tentu saja, Nyonya, eh Ibu." Vanesha tersenyum hangat menunjukkan kecantikan yang terpancar sempurna pada calon mertuanya itu. Nyonya Han Na membawa Vanesha menuju ruang makan. Di atas meja sudah tersedia banyak menu lezat dan nikmat khas Korea Selatan. Gadis itu melihat menu yang sekilas mungkin akan mirip bihun goreng di Indonesia. Namun, mie yang disebut Japchae ini dibuat dari ubi sehingga memiliki tekstur yang lebih kenyal. Dibuat dengan dengan cara seperti membuat bihun goreng, dicampur dengan sayur dan kecap sehingga menjadikan rasanya nikmat dan jadi salah satu menu pilihan yang wajib ada di meja makan di Korea. Ada juga menu bulgogi. Menu yang menjadi makanan paling digemari di dunia. Bulgogi terdiri dari irisan daging sapi yang dicelupkan dalam saus terbuat dari jus buah pir, bawang putih, kecap, dan bumbu khas Korea sehingga menghasilkan rasa daging bertekstur lembut dengan rasa manis dan gurih. "Makanan ini lezat sekali," ucap Vanesha yang mencicipi bulgogi dan juga japchae. "Kau harus coba yang ini, sup ini namanya Seolleongtang. Menu ini merupakan sup terpopuler di Korea Selatan. Menu ini dibuat dari tulang sapi yang dimasak berjam-jam sehingga menciptakan warna putih yang khas. Kaya akan kalsium, sup ini bahkan sangat menjadi favorit orang-orang di Korea," tutur Nyonya Kim Han Na. "Ini sup kesukaan ayah," sahut Tae Min. Tuan Kim Tae Yoon mengangguk dan tersenyum. "Campuran lain dalam sup ini apa saja, Bu?" tanya Vanesha. "Oh, di sup ini selain ada daging sapi juga ada lobak. Musim dingin adalah saat yang tepat mengkonsumsi sup ini. Tidak hanya dijadikan menu utama saat makan malam, menu ini juga biasa dijadikan sebagai sarapan. Masyarakat Korea seringkali memasak dalam jumlah besar untuk persediaan selama satu minggu saat musim dingin tiba," tukasnya. "Wah, daebak!" "Sayang, kau tau menu yang ini, kan?" Tae Min menunjukkan menu Kimchi ke arah Vanesha. "Tentu saja, itu pasti Kimchi. Tentu saha aku tau. Kimchi merupakan menu makanan wajib yang harus selalu ada di meja makan untuk sarapan, makan siang, maupun makan malam. Kimchi dibuat dari sayuran sawi putih yang telah melalui proses fermentasi dan menjadi menu makanan khas Korea yang selalu disandingkan dengan berbagai menu makanan lainnya sebagai pelengkap." "Daebak! Kau harus belajar banyak menu masakan di negara ini. Nanti akan Ibu ajari," ucap Nyonya Han Na. "Terima kasih, Bu." Vanesha tak henti-hentinya bersyukur pada Tuhan telah dipertemukan oleh pria bernama Kim Tae Min dan keluarganya. Gadis itu menyantap menu makanan lezat di hadapannya itu dengan lahap. * Tae Min membawa Vanesha ke kamarnya. Dia menunjukkan semua foto-foto masa kecilnya pada gadis itu. Pandangan kekasihnya mendadak menuju ke arah foto dua anak laki-laki kecil yang memakai kostum sepak bola. Mereka tersenyum meringis menunjukkan senyum dengan deretan gigi yang rapi. "Siapa dia?" tanya Vanesha. "Itu Jaehyung, dia sepupuku. Dia sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri. Dia selalu ada untukku dan selalu membelaku jika aku terlibat perkelahian," jawab Tae Min. "Di mana dia sekarang?" tanya Vanesha. "Dia seorang tentara dan sedang bertugas di Negara Diamond Snow," tukas Tae Min. "Oh, begitu. Aku ingat sekarang, dia pria yang menuduhku mencuri ponselmu, kan?" tuding Vanesha. "Hahaha, kau benar. Itu memang dia." Tae Min memeluk kekasihnya dari belakang. Pria itu mulai membelai rambut hitam legam Vanesha dengan lembut. Sesekali dia mendaratkan kecupan di sana. Mendadak kemudian, hasrat pria itu mulai datang menyergap. Tae Min membalikkan tubuh Vanesha menghadap ke arahnya. Hujan kecupan demi kecupan mendarat di seluruh wajah gadis itu. Lumatan demi lumatan juga menghinggapi bibir sensual milik kekasihnya. Kini, Tae Min mengangkat tubuh Vanesha ke atas meja kabinet di kamarnya. Cumbuan pria itu mulai liar. Dia tak bisa lagi menahan hasrat yang sudah tak tertahan itu. Tanda strawberry itu sudah ditandakan di leher mulus sang gadis. Perlahan tangan kekarnya mulai meremas bagian sensitif milik kekasihnya. Vanesha mulai mengerang dan membiarkan Tae Min melakukan itu. Namun, saat sang pria mulai membuka kancing kemeja dan melihat gundukan indah itu menyembul dari balik Victoria's Secret miliknya, gadis itu mulai menahan diri. Dia menghentikan aksi kekasihnya. "Ada apa, Sayang? Bukankah kita akan segera menikah juga nantinya?" lirih Tae Min yang masih berusaha memberi kecupan di belahan indah milik Vanesha. "Aku mohon jangan sekarang, tunggulah sampai kita menikah. Aku ingin memberikan semuanya setelah kita menikah. Kau mau mengerti dan memahami permintaan aku yang itu kan, Sayang?" tanya Vanesha yang mengatup kembali kancing kemejanya. "Hmmm, baiklah. Aku akan mengerti tentang ini. Maafkan aku ya yang hampir hilang kendali," ucap Tae Min memberi kecupan di dahi gadis itu. "Iya, tak apa. Aku pun sangat menikmatinya tadi. Tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri, maaf ya." "Iya, tak apa." Tae Min melukiskan senyum yang dipaksakan di wajah tampannya. Meskipun dalam hatinya merutuk karena senjata andalannya mulai menegang. Akan tetapi, tak pantas rasanya memaksakan kehendak cabulnya itu. Dia sangat mencintai Vanesha. Oleh karena itu, dia harus menghargai keputusan gadisnya yang hanya ingin melakukan hubungan erotis itu setelah terjadinya pernikahan di antara mereka. "Sayang, besok aku akan pulang. Kau bilang akan membawaku ke Namsan Tower. Ayo kita ke sana!" ajak Vanesha. "Baiklah, aku akan menyetir mobil kali ini," sahut Tae Min menggandeng tangan mulus milik Vanesha. "Wah, aku suka itu. Aku suka jika kita hanya bepergian berdua tanpa sopir," sahut Vanesha. * Vanesha dan Tae Min sampai di Namsan Tower. Menara yang menjadi ikon kota Seoul itu memang menjadi primadona destinasi wisata yang banyak dikunjungi para turis asing. Bukan hanya para pengunjung dari luar negeri, tempat indah tersebut juga menjadi tempat favorit masyarakat Korea untuk berwisata bersama keluarga, teman-teman, dan bahkan kekasih. Untuk itulah, Vanesha ingin sekali Tae Min membawanya ke menara tersebut. "Ya Tuhan! Ini indah sekali!" pekik Vanesha saat berada di ketinggian sekitar seratus tiga puluh delapan meter. Gadis itu takjub kala dapat melihat lanskap kota Seoul dari observatorium dari atas menara. "Bagiku, tak ada yang lebih cantik dari gadisku ini," bisik Tae Min yang memeluk gadisnya dari belakang seraya menikmati keindahan kota Seoul malam itu. Dunia serasa milik berdua. Tak peduli dengan lalu lalang pengunjung lain. Mereka tetap mengumbar kemesraan. Toh, banyak pasangan kekasih lainnya yang juga bermesraan di menara yang menyuguhkan suasana nan romantis itu. "Apa kau tahu kenapa warna lampu di Namsan Tower berubah-ubah?" tanya Tae Min. "Hmmm, aku tidak tahu. Mungkin untuk menambah keindahan, memangnya ada penjelasan lain tentang perubahan warna lampu itu?" Vanesha mendekap erat kedua tangan milik Tae Min yang masih berada mengitari pinggulnya. "Warna lampu di Namsan tower pada malam hari memang berubah-ubah sesuai dengan kondisi udara. Warna biru menandakan cuaca sangat baik. Warna hijau menandakan kondisi udara tidak terlalu baik dan disarankan menggunakan masker. Sedangkan warna merah menunjukkan bahwa udara sangat buruk dan sebaiknya masyarakat tidak keluar rumah," tutur Tae Min menjelaskan. "Oh begitu, karena lampunya berwarna biru, itu berarti cuaca malam ini sedang baik sama seperti hatiku," ucap Vanesha dengan nada menggemaskan. Tae Min yang gemas mendengar nada suara kekasihnya yang manja sampai mengecup daun telinga kanan Vanesha dan memberi gigitan kecil di sana yang menggelitik. "Eh, aku mau membuat gembok cinta," ucap Vanesha penuh semangat dan membawa Tae Min menuju ke tempat tersebut. Namsan Tower memang menjadi tempat favorit pasangan yang sedang jatuh cinta karena area gembok cintanya. Terdapat satu area di Namsan Tower yang penuh dengan gembok yang dipasang di tembok. Biasanya para pengunjung muda-mudi sudah mempersiapkan sebuah gembok yang ditulisi namanya dan pasangannya, kemudian dikunci. Lalu, kunci gembok itu dilempar ke bawah area gunung. Namun, beberapa tahun terakhir, pemerintah Korea Selatan sudah mempersiapkan sebuah kotak untuk membuang kunci karena dikhawatirkan kunci-kunci yang dilempar ke gunung akan semakin menumpuk dan menjadi sampah. Dengan penuh bahagia Vanesha menuliskan namanya dan nama Tae Min dengan membubuhi simbol hati pada sebuah gembok berwarna merah muda dan meletakkannya di area gembok tersebut. Tae Min lalu meletakkan kunci gembok tersebut ke dalam sebuah kotak. "Aku mencintaimu," ucap Vanesha. "Aku yang lebih mencintaimu," sahut Tae Min. "Aku yang sangaaaaat mencintaimu." "Aku yang lebih lebih lebih lebih sangaaaaaaaaat mencintaimu." Vanesha langsung menghentikan perdebatan itu dengan mendaratkan kecupan ke bibir Tae Min. Gadis itu lantas memeluk prianya dengan erat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN