Rencana Sisil nyaris sempurna. Perempuan dengan tubuh yang semakin semok itu tersenyum-senyum sendiri. Tak sabar membayangkan Ahsan akan jatuh dalam pelukannya. Toh Sisil sudah merasa berpengalaman. Sudah tahu apa yang harus dia lakukan jika Ahsan tidak agresif. Hari minggu yang ditunggu pun tiba. Sisil sudah berkali-kali melirik jam. Senyumnya tak henti mengembang. Balutan dress seksi sudah melekat pada tubuhnya yang semakin sintal. Sisil berharap semua rencananya berjalan lancar. Setelah itu, dia bisa menatap dunia dengan tegar. Bukan menunduk takut karena hamil tanpa suami. Dia akan menikah dengan orang yang disukainya. Menjadi menantu Pak Camat yang dihormati. Ambu yang memang mendukung rencana Sisil ikut-ikutan gelisah. Sejak tadi bolak-balik juga melirik jam. Setelah maghrib nant