"Maira, segera ikut saya!" titah Salamah–pemilik toko tempat Maira bekerja. "Baik, Bu," angguk Maira. Ia pun segera mengekori langkah Salamah menuju ruangan yang ada di belakang. Maira sebenarnya bingung kenapa Salamah menatapnya dengan sorot mata tajam. Namun, untuk bertanya ia pikir ini belum waktu yang tepat. Ia akhirnya hanya bisa memendam rasa heran itu dalam hati. Saat melewati Sumi, ia melihat gadis itu tersenyum mengejek. Entah apa maksudnya. Maira tidak begitu memedulikannya sebab yang paling penting saat ini adalah mengetahui apa alasan Salamah seakan sedang marah sekali pada dirinya. Salamah akhirnya berdiri di tengah-tengah ruangan yang juga berfungsi sebagai gudang barang. Melihat Salamah berhenti, Maira pun ikut berhenti. Salamah membalikkan badannya menatap Maira tajam. K