Bab 25. Luapan kesedihan Maira

1011 Kata

Masuk ke mobil, tangis Maira tiba-tiba saja pecah. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sedari tadi, ia berusaha menahan dirinya agar tidak terlihat lemah di hadapan orang-orang yang hendak menindasnya. Namun, sesampainya di mobil, akhirnya Maira sudah tak tahan lagi. Tangisnya pun pecah seiring semua rasa sakit yang ia alami. Evan bisa melihat kalau Maira sedang benar-benar rapuh saat ini. Ia pun akhirnya menarik Maira ke dalam pelukannya. Maira tergugu di pelukan Evan. Evan pun mengusap punggung Maira yang bergetar. "Kenapa? Kenapa semua orang jahat sama Maira? Apa salah Maira? Apa?" lirih Maira yang tak sanggup membendung kesedihannya lagi. "Mama ... membenci Maira. Dia nggak pernah menganggap Maira ada. Papa ... Maira nggak punya. Papa nggak pernah menginginkan Maira.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN